Sudah Jago Bahasa Inggris Tapi Belum Bisa Menulis? Maaf, Kamu Masih Dalam Zona Bahaya!

orang yang pintar adalah ia yang mampu menularkan ilmunya kepada orang lain melaui karya tulisan.

Perkembangan dunia sudah semakin maju. Globalisasi sudah benar-benar membabi buat menggerogoti segala aspek kehidupan manusia. Tanpa terkecuali. Mulai dari aspek yang paling besar hingga aspek yang paling berukuran mikro, tanpa pandang bulu disapu bersih olehnya.

Globalisasi sudah benar-benar menjadi ganas. Ia ibarat ombak tsunami yang tidak kenal kondisi menyapu segala hal yang ada dihadapannya. Hanya orang-orang yang mampu berenanglah yang akan selamat, sedangkan yang tidak bisa akan tergerus oleh derasnya ombak tsunami tersebut.

Ketika era globalisasi sudah semakin merajalela dan menguasai segala aspek kehidupan manusia, segala sesuatu mengalami perubahan yang sangat pesat dan signifikan. Globalisasi yang semakin maju, menuntut banyak hal kepada kita semua.

Sahabat, globalisasi ternyata menuntut banyak hal dari kita semua.

Globalisasi meyebabkan seolah-olah hilangnya batasan antara satu negara dengan negara lainnya. Dunia seolah-olah tanpa batas. Manusia yang satu dengan yang lainnya sudah tak ada batasan dan hambatan lagi dalam berkomunikasi untuk berbagai kebutuhan. Ketika itu semua terjadi, globalisasi menuntut manusia untuk mampu menguasi bahasa dunia, yakni bahasa inggris, tujuannya adalah agar orang yang satu dengan yang lainnya dapat saling mengerti satu sama lain.

Masyarakat globalpun tidak tinggal diam, tak ada manusia yang ingin mati sia-sia di terjang derasnya ombak globalisasi, akhinrya kita memaksakan diri untuk menguasai bahasa ingggris, meskipun itu bukannlah bahasa yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Namun karena tuntuan globalisasi, kitamelakukan pengorbanan yang luar biasa agar tetap bisa bertahan hidup.

Tuntutan satu sudah terpenuhi, kita sudah menguasai bahasa inggris dengan baik. Rasa lega mungkin sudah dapat kita rasakan. Selamat karena kita sudah bisa berenang jika sewaktu-waktu ombak tsunami globaliasi datang menerjang dengan sangat ganas. Puji Tuhan kita sudah aman. 

Namun apakah kita sudah benar-benar berada pada kodisi dan tempat yang aman? Apakah kita yakin untuk mampu bertahan hidup ketika sudah diterjang gelombang globalisasi yang sangat deras tersebut? Ternyata menguasai bahasa inggris saja tidak cukup. Seperti yang saya katakan dimuka, globalisasi memiliki banyak tuntutan kepada  kita semua. Menguasai bahasa dunia saja baginya tidak cukup, ia menuntut yang lain lagi.

Lantas apalagi yang ia inginkan dari kita?

Sahabat, ternyata kita tak bisa hanya sekedar padai berbicara semata. Tidak semua hal dapat dilakukan dengan berbicara, namun ada kasus dan kondisi tertentu yang tidak menuntut kita untuk berbicara, melainkan tulisan  kitalah yang harus berbicara. Kita dituntut untuk mampu menuangkan segala macam ide yang ada dikepala kita kedalam suatu bentuk tulisan. Baik itu berupa essay, paper, artikel, cv, laporan dan lain sebagainya. Sehingga jika kita tak bisa untuk menulis, maka ombak globalisasi yang sangat kencang akan tetap melenyapkan kita.

Menulis bukanlah sembarangan menulis. Ternyata menulis juga membutuhkan keahlian khusus. Menulis membutuhkan kreativitas yang tinggi. Jika berbicara menuntut kita untuk bisa meyakinkan orang lain melalui argumentasi yang kita paparkan, maka menulispun juga demikian. Menulis menuntut kita semua untuk mampu meyakini orang lain dengan apa yang sudah kita tuangkan dalam karya tuisan kita.

dm-player

Jika kita tak mampu menulis dengan baik, maka orang lain akan menebak kepribadian kita sebagai orang yang tidak baik, meskipun sebenarnya kita mampu. Banyak sekali saya temukan orang-orang pintar dengan ide yang sangat brilian. Mereka begitu pandai dalam memaparkan pendapat mereka. Bahkan pendapat mereka benar-benar memukau para pendengarnya. Ia tampak sangat menguasai materi yang sedang ia sampaikan.

Namun ketika ia diminta untuk menuliskan idenya kepada orang lain, ia tak mampu. Sekalipun ia melakukannya, ia tak mampu menuangkan idenya sebaik caranya menyampailkan secara langsung kepada orang lain. Sehingga melaui tulisannya, ia dicap sebagai orang yang tidak pintar.

Sahabat, itulah mengapa saya katakan bahwa di era globalisasi yang sudah sangat maju ini, kemampuan bahasa inggris saja ternyata belum cukup untuk membawa kita kepada kasur yang aman dan nyaman. Ternyata ada tuntuntan lain yang harus segera kita miliki.

Kasus lain adalah dalam pembuatan essay untuk melamar beasiswa atau lamaran pekerjaan. Saya menemukan banyak sekali orang-orang yang pintar dalam berpidato dan berargumentasi. Bahasa inggrisnya bisa dibilang sudah mencapai level tertinggi. Namun ketika ia melamar pekerjaan atau beasiswa, ia malah ditolak. Alasannya bukan karena ia tak mampu, atau tidak memiliki ide yang bagus. Hanya saja ia tak mampu menuangkan ide briliannya melalui sebuah tulisan.

Ia mengalami kesulitan dalam menuangkan idenya kedalam sebuah tulisan. Sehingga ide brilian dan besar yang ada dikepalanya tak mampu tertata dengan baik. Namun jika seandainya syaratnya adalah ide bisa disampaikan melalui lisan, mungkin nasibnya akan berbeda. Namun sayangnya, era globalisasi saat ini menuntut hal yang lebih lagi.

Sahabat, dari apa yang telah saya paparkan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa di era globalisasi yang sudah sangat maju ini, ternyata memiliki kemampuan bahasa inggris saja ternyata tidak cukup untuk mengantarkan kita kepada tempat yang aman.

Globalisasi menuntut kita bisa menulis. Sahabat sekalian, karena pada hakikatnya, orang yang pintar itu tidak hanya mampu menyampaikan idenya secara langsung saja, namun orang yang pintar adalah orang yang juga mampu menuangkan ide didalam kepalanya melalui sebuah karya tuiisan yang mampu dinikmati oleh semua orang. Dengan menulis, ide kita akan tersalurkan dalam sebuah karya tulis, yang tentunya dapat mencerahkan orang lain yang membacanya.

Hal ini tentunya akan memberikan banyak manfaat kepada orang lain. Sehingga orang yang pintar bukanlah orang yang pintar hanya untuk dirinya sendiri, melalinkan ia mampu untuk menularkan ilmunya kepada orang lain melaui karya tulisan yang diciptakannya.

Sahabat mungkin juga pernah dengar dan baca, bahwa orang yang menulis tidak akan pernah mati. Raganya memang terkubur dan menjadi tanah, namun namanya akan tetap dikenang oleh orang yang masih hidup. Apakah kita ingin dilupakan begitu saja? Saya rasa tidak, oleh karena itu mulailah dari sekarang untuk belajar menulis. Bagi anda yang sudah pintar menulis, saya ucapkan selamat. Karena kunci gerbang kesuksesan sudah anda pegang. Namun bagi anda yang masih belum bisa menulis, tenanglah, jangan pesimis dan khawatir, anda bisa memulainya dari sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk belajar.

Bagi sahabat yang ingin belajar menulis, di lain kesempatan saya akan bagikan artikel mengenai Tips agar bisa menulis. Semoga tuhan yang maha kuasa tetap memberikan kesempatan umur dan waktu kepada saya untuk tetap bisa berbagi kepada sesama.

Saya bukan orang yang pintar dan expert dalam menulis, namun saya hanya ingin mengajak sahabat semua untuk belajar bersama. Semoga kita bisa menggapai impian kita masing-masing. Semangat!

Restu Alpiansah Photo Writer Restu Alpiansah

Accountant, Teacher and Writer of The Trophy of Love; Alcander's Love; and The Hidden Love

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya