Settlement: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Contoh Pencatatan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi kamu yang belajar akuntansi, pasti gak asing dengan istilah settlement. Secara sederhana, settlement Adalah bentuk penyelesaian dalam sebuah transaksi. Jadi setelah melakukan proses tersebut, settlement harus segera dibuat sebagai catatan penting atau laporan.
Lalu apa sih sebenarnya settlement? Apa fungsi sampai dengan bagaimana cara mencatatnya? Untuk itu, yuk simak penjelasannya di bawah ini!
1. Apa itu settlement?
Seperti yang kita tahu, settlement adalah istilah bahasa dalam Inggris yang berarti penyelesaian. Jika dihubungkan di bidang akuntansi, settlement adalah penyelesaian atau proses akhir dari suatu transaksi.
Namun perlu digarisbawahi, settlement tidak berlaku pada situasi utang, yakni pembeli sudah membayar tapi perusahaan belum mengirim barangnya. Pun tidak berlaku dalam piutang, yakni perusahaan telah memberikan produknya tapi pembeli belum membayar.
Jadi, pada intinya transaksi settlement jika sudah melewati proses pemberian hak dan kewajiban masing-masing oleh pembeli dan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan telah menerima pendapatan dan pembeli menerima barangnya.
2. Fungsi settlement
Pencatatan transaksi selalu penting dalam dunia akuntansi. Pasalnya dari sini kamu bisa melihat pengeluaran dan hasil penjualan. Jadi proses penyelesaian harus selalu dilakukan. Untuk itu, berikut ini beberapa fungsi dari settlement.
- Fungsi pemenuhan: Penyelesaian transaksi akan membantu memenuhi target penjualan. Sedangkan bagi pembeli, semakin cepat transaksi diselesaikan maka kebutuhannya juga semakin cepat terpenuhi.
- Fungsi stabilitas: Merujuk keseimbangan finansial perusahaan. Setelah penyelesaian transaksi, maka perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, uang bisa diputar untuk melanjutkan bisnis.
- Fungsi penyelesaian: Jadi saat penjual dan pembeli sama-sama menuntaskan kewajibannya serta tidak ada tanggungan lagi.
Baca Juga: 4 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya
3. Tujuan settlement
Editor’s picks
Selain beberapa fungsi di atas, settlement juga memiliki tujuan yang penting. Selain untuk melihat hasil penjualan, tapi juga bisa menghindari dari piutang. Jadi bisa memastikan bahwa semua transaksi telah selesai. Untuk itu, berikut ini beberapa tujuan lainnya.
- Memperoleh barang/produk tertentu dari penjual dengan membayar sejumlah biaya dan memenuhi persyaratan.
- Memperoleh layanan yang diberikan oleh penyedia dengan membayar tagihan secara penuh dan memenuhi persyaratan yang berlaku.
- Menghindari kewajiban utang yang harus dibayar pembeli kepada penjual.
- Menghindari beban piutang yang harus ditagih penjual dari pembeli.
- Mendapatkan penghasilan dari barang yang dijual atau jasa.
- Mempercepat proses transaksi tanpa kendala.
- Membantu penjual agar cepat melakukan pembukuan keuangan.
- Meminimalkan risiko dalam sistem pembayaran.
4. Contoh pencatatan settlement
Agar kamu bisa lebih memahami seperti apa settlement, ada baiknya kamu perlu tahu seperti apa contoh pencatatannya. Dengan begini kamu akan lebih mudah untuk memahami. Untuk itu, berikut ini contoh pencatatan settlement secara sederhana.
9 Juli 2023
- Piutang Rp500.000
- Penjualan Rp2.000.000
- Harga pokok penjualan Rp100.000
23 Agustus 2023
- Tunai Rp2.500.000
- Piutang Rp500.000 (settlement)
Bagaimana membaca contoh ini? Jadi, settlement terjadi pada bulan Agustus 2023. Di sini pembeli telah melunasi utangnya sebesar Rp500.000 yang tercatat dalam transaksi bulan Juli 2021.
Jadi, settlement adalah penyelesaian dalam sebuah transaksi. Sekarang sudah paham kan? Semoga artikel ini menambah wawasan baru, ya!
Baca Juga: 50 Contoh Judul Skripsi Akuntansi Keuangan, Bisa Jadi Inspirasi