Bukit Marwah, Mekkah, Arab Saudi (IDN Times/Umi Kalsum)
Ibadah sai berasal dari kisah Nabi Ismail. Saat itu, ibu dari Nabi Islmail, Siti Hajar, yang bolak-balik mencari air dari bukit Shafa ke Marwah, mencarikan sumber mata air untuk minum bagi anaknya. Sumber mata air tersebut kini dikenal sebagai mata air zam-zam.
Menurut bahasa, sai berarti 'berjalan' atau berusaha, sedangkan menurut istilah, sai adalah berjalan bolak-balik atau barlari-lari kecil dari Shafa ke Marwah sebanyak 7 kali. Sai adalah amalan yang dilakukan setelah tawaf.
Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. Adapun cara menghitungnya adalah dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan dari Marwah ke Shafa terhitung satu kali sehingga hitungan ketujuh akan berakhir di Marwah.
Menurut ulama Syafi'i, Maliki, dan Hanbali, sai adalah rukun haji dan umroh yang wajib dikerjakan oleh jemaah. Jika meninggalkannya, maka ibadah haji atau umroh seseorang tidak sah.
Beberapa amalan sunah yang dilakukan saat sai adalah dengan memperbanyak zikir, tasbih, dan berdoa. Dilansir almanhaj yang mengutip Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dalam mengawali sai, seseorang hendaknya membaca "Inna as-shaffaa wal marwata min sya’a ‘irillahi".