Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang sombong (Pexels.com/ron-lach)
ilustrasi orang sombong (Pexels.com/ron-lach)

Idiom tidak hanya dimiliki oleh bahasa nasional dan internasional, seperti Indonesia dan Inggris. Bahasa daerah seperti bahasa Jawa juga mempunyainya. Bahkan, ada sebutan khusus untuk kelompok kata ini dalam bahasa Jawa, yakni tembung entar.

Tembung entar atau idiom bahasa Jawa kerap memuat anggota tubuh. Salah satu yang banyak digunakan adalah ati (hati). Apa saja idiom bahasa Jawa dengan kata ati tersebut? Berikut sepuluh di antaranya! 

1. Orang yang jahat atau tidak punya belas kasih terhadap sesama dapat disifati dengan "ati dhondong"

ilustrasi orang jahat (Pexels.com/cottonbro)

2. Idiom "ati kethul" yang berarti hati tumpul menggambarkan orang yang tidak bisa berpikir

ilustrasi orang clueless (Pexels.com/polina-zimmerman)

3. Jika kamu murah senyum kepada orang, idiom "bening atine" cocok untukmu

ilustrasi orang murah senyum (Pexels.com/arcanjosaddi)

4. "Cilik atine" merupakan idiom untuk orang yang mudah khawatir dan takut

ilustrasi orang takut (Pexels.com/flora-westbrook-820907)

5. Berbeda dengan sebelumnya, "cupet atine" menggambarkan orang yang mudah merajuk (nesu)

ilustrasi orang merajuk (Pexels.com/polina-zimmerman)

6. Sama dengan idiom tinggi hati, "dhuwur atine" bermakna sombong (gumedhe)

ilustrasi orang sombong (Pexels.com/ron-lach)

7. Kondisi orang yang sangat khawatir dapat disebut dengan "entek atine"

ilustrasi orang sangat khawatir (Pexels.com/katlovessteve)

8. "Nggadho ati" digunakan untuk seseorang yang kerap membuat susah orang lain

ilustrasi orang merepotkan orang lain (Pexels.com/allan-mas)

9. Berlawanan dengan "cilik atine", gedhe atine bermakna tidak mudah khawatir

ilustrasi orang tidak khawatir (Pexels.com/olly)

10. Terakhir ada idiom untuk orang yang sulit dinasihati, yakni "kaku atine"

ilustrasi orang keras kepala (Pexels.com/olly)

Nah, itu dia idiom-idiom dalam bahasa Jawa yang menggunakan kata "ati". Sarat makna sekali, bukan? Semoga artikel ini menambah pengetahuan dan kecintaan kita terhadap bahasa daerah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team