5 Perbedaan Busana Adat Solo dan Yogyakarta, Jangan Keliru

Sekilas tampak sama namun sebenarnya berbeda!

Jika menilik pelajaran sejarah di sekolah, diketahui bahwa Yogyakarta dan Surakarta atau Solo dulunya merupakan satu wilayah yang sama. Kemudian terpecah menjadi seperti sekarang ini. Meskipun demikian, ternyata terdapat beberapa kebudayaan yang mirip di antara kedua wilayah ini, terutama dalam hal busana adat. Meskipun mirip, tentunya ada hal yang membedakan. Berikut perbedaan antara busana adat wilayah Yogyakarta dan Surakarta.

1. Blangkon

5 Perbedaan Busana Adat Solo dan Yogyakarta, Jangan KeliruBlangkon adat Yogyakarta (instagram.com/kratonjogja)

Blangkon atau semacam topi yang digunakan di kepala memiliki kemiripan dari segi bentuk. Perbedaan di antara blangkon yang digunakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta adalah tonjolan yang terletak di belakang kepala. Tonjolan atau disebut juga mondolan atau gelung belakang pada adat Yogyakarta lebih besar dan menonjol dibandingkan blangkon pada adat Surakarta.

2. Surjan dan beskap

5 Perbedaan Busana Adat Solo dan Yogyakarta, Jangan KeliruSurjan adat Yogyakarta (instagram.com/kratonjogja)

Surjan merupakan baju adat yang digunakan laki-laki di Yogyakarta. Surjan bisa juga disebut sebagai baju takwa. Surjan umumnya memiliki motif bergambar bunga. Berbeda dengan surjan, beskap merupakan istilah untuk baju adat yang digunakan laki-laki di Surakarta. Jika surjan memiliki motif berbentuk bunga, surjan tidak bermotif dan berwarna cenderung gelap atau solid.

Baca Juga: 6 Fakta tentang Blangkon, Menarik untuk Diketahui

3. Keris

5 Perbedaan Busana Adat Solo dan Yogyakarta, Jangan KeliruKeris adat Yogyakarta (kratonjogja.id)

Perbedaan antara keris Yogyakarta dan Surakarta yang pertama terletak pada namanya. Keris adat Surakarta bernama ladrang, sedangkan keris adat Yogyakarta bernama branggah. Sarung atau penutup pada ladrang lebih ramping tidak begitu bermotif bila dibandingkan dengan branggah yang memiliki lebih banyak motif dan ornamen.

4. Wiru

5 Perbedaan Busana Adat Solo dan Yogyakarta, Jangan KeliruWiru adat Surakarta (instagram.com/kraton_solo)

Wiru dalam bahasa Indonesia diartikan menjadi seni melipat jarik atau kain batik. Bahkan dalam melipat kain batik pun terdapat perbedaan di antara adat Yogyakarta dan Surakarta.

Pada adat Yogyakarta, garis putih yang terdapat pada ujung jarik diperlihatkan dan kadang disertai lipatan-lipatan atau disebut juga pengkolan-pengkolan. Pada wiru adat Surakarta, bagian putih tersebut justru disembunyikan dengan cara dilipat ke dalam.

5. Corak batik

5 Perbedaan Busana Adat Solo dan Yogyakarta, Jangan KeliruCorak batik Yogyakarta dan Solo mirip tapi berbeda (unsplash.com/Mahmur Marganti)

Dari segi pola, batik Yogyakarta dan Surakarta memiliki kemiripan karena keduanya berasal dari sumber yang sama, yakni pola batik Kerajaan Mataram. Meskipun demikian, corak keduanya berbeda. Kain batik adat Yogyakarta berlatar warna putih dengan corak hitam, sedangkan kain batik adat Surakarta berlatar warna cokelat atau kuning dengan corak putih agak kecokelatan.

Meskipun keduanya tampak mirip, namun jika ditilik lebih mendetail akan ada banyak perbedaan dari hal-hal kecil. Seperti yang telah dijelaskan di atas, mulai dari aksesori kepala hingga lipatan jarik pun menjadi indentifikasi pakaian adat Yogyakarta atau Surakarta.

Baca Juga: Lagi Viral, Ini 5 Tips Merawat Pusaka Keris ala Ki Sadali Purbalingga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya