Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhluk

Dikatakan panjangnya setara dengan jarak bumi dan langit

Segala sesuatu di dunia terjadi sesuai ketepatan Allah. Dalam kalam-Nya, Allah menjelaskan, bahkan satu daun yang gugur pun berlaku melainkan sudah tertulis dalam sebuah kitab. Kitab tersebut dikenal sebagai Lauhul Mahfudz.

Di samping peristiwa alam semesta, kitab tersebut juga berisikan takdir seluruh makhluk. Untuk selengkapnya, yuk, simak ulasan tentang Lauhul Mahfudz berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan Lauhul Mahfudz?

Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhlukilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/shzern)

Lauhul Mahfudz berasal dari bahasa Arab, yakni lauh yang bisa bermakna 'lembaran', 'alas lebar yang terbuat dari papan kayu', atau 'tulang lebar yang dapat ditulisi' dan mahfudz yang berarti 'terjaga'. Maka, secara harfiah, Lauhul Mahfudz diartikan sebagai lembaran (kitab) yang keberadaan dan kandungannya terjaga.

Kitab yang satu ini sudah diciptakan Allah bahkan jauh sebelum penciptaan manusia. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa,

"Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah 'arsy, air, dan angin) adalah kalam (pena), kemudian Allah berfirman, 'Tulislah'. Pena berkata, 'Apa yang harus aku tulis?' Allah berfirman, 'Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.'" (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).

Berdasarkan hadis di atas, Allah SWT menciptakan kalam, lalu memerintahkannya untuk menulis rangkaian peristiwa dari zaman azali (permulaan) hingga hari akhir. Di atas apa kalam menulis? Di atas sebuah lembaran kitab, yaitu Lauhul Mahfudz.

Ini seperti yang ditunjukkan hadis berikut di mana kalam dan Lauhul Mahfudz erat kaitannya:

"Kalam (pena) telah diangkat dan lembaran catatan (di Lauhul Mahfudz) telah kering." (HR. Tirmidzi no. 2516, dinilai hasan sahih oleh At-Tirmidzi dan sahih oleh Syaikh Al-Albani).

2. Ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang Lauhul Mahfudz

Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhlukilustrasi ayat Al-Qur'an (pixabay.com/AzmanMido)

Kitab suci Al-Qur'an menyebutkan Lauhul Mahfudz sebanyak 17 kali. Namun, penyebutannya berbeda-beda. Dari laman Rumaysho, berikut di antaranya:

  • Al Kitab
  • Al Kitabul Mubin (Kitab yang Nyata)
  • Imamul Mubin (Imam yang Jelas)
  • Ummul Kitab (Induk Kitab)
  • Kitab Masthur

Lantas, disebutkan dalam ayat Al-Qur'an apa saja Lauhul Mahfudz?

1. Surah Al-An'am ayat 59

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitabul Mubin (kitab yang nyata) (Lauhul Mahfudz)." (QS. Al-An'am, [6]:59).

2. Surah Al-A'raf ayat 37

"Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauhul Mahfudz); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya, 'Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?' Orang-orang musyrik itu menjawab, 'Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,' dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-A'raf, [7]:37).

3. Surah Yunus ayat 61

"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)." (QS. Yunus, [10]:61).

4. Surah Hud ayat 6

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)." (QS. Hud, [11]:6).

5. Surah Ar-Ra'd ayat 39

"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz). (QS. Ar-Ra'd, [13]:39).

6. Surah Al-Isra' ayat 58

"Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz)." (QS. Al-Isra', [17]:58).

7. Surah Thaha ayat 51–52

"Berkata Fir'aun, 'Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?' Musa menjawab, 'Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfudz), Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa,'" (QS. Thaha, [20]:51–52).

8. Surah Al-Anbiya ayat 105

"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfudz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh." (QS. Al-Anbiya, [21]:105).

9. Surah Al-Hajj ayat 70

"Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah." (QS. Al-Hajj, [22]:70).

10. Surah An-Naml ayat 75

"Tiada sesuatu pun yang gaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). (QS. An-Naml, [27]:75).

11. Surah Saba ayat 3

"Dan orang-orang yang kafir berkata, 'Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.' Katakanlah, 'Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)." (QS. Saba, [34]:3).

12. Surah Fatir ayat 11

"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah." (QS. Fatir, [35]:11).

13. Surah Yasin ayat 12

"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhul Mahfudz)." (QS. Yasin, [36]:12).

dm-player

14. Surah Az-Zukhruf ayat 4

"Dan sesungguhnya Al-Quran itu dalam induk Al-Kitab (Lauhul Mahfudz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah." (QS. Az-Zukhruf, [43]:4).

15. Surah Al-Waqi'ah ayat 77–79

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan." (QS. Al-Waqi'ah, [56]:77–79).

16. Surah Al-Hadid ayat 22

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid, [57]:22).

17. Surah Al-Buruj ayat 21–22

"Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh." (QS. Al-Buruj, [85]:21–22).

3. Kitab yang terbuat dari mutiara dengan panjang antara bumi dan langit

Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhlukilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/hmzasefaa)

Seperti yang disebutkan di bagian sebelumnya, Lauhul Mahfudz biasanya diartikan sebagai sebuah kitab. Namun, ia tidak seperti kitab yang ada di bumi.

Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Tabrani dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa Allah menciptakan Lauhul Mahfudz dari mutiara putih, sedangkan lembaran-lembarannya terbuat dari yakut merah—bukan kayu seperti buku di dunia.

Hal serupa juga bisa diketahui dari riwayat Ibnu Abbas oleh Imam Al-Baghawi. Namun, menurut riwayat ini, lembaran Lauhul Mahfudz diciptakan dari mutiara putih, sampulnya terbuat dari yakut merah, dan kedua sisinya tersusun atas bahan mutiara dan yakut.

Bukan hanya itu saja yang luar biasa dari buku catatan ini. Masih dari riwayat yang sama oleh Imam Al-Baghawi, dikatakan pula bahwa Lauhul Mahfudz memiliki panjang yang setara dengan jarak langit dan bumi serta lebar dari masyrik (timur) dan magrib (barat). 

Baca Juga: Pengertian Iman Secara Bahasa dan Istilah menurut para Ulama

4. Di manakah Lauhul Mahfudz berada?

Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhlukilustrasi Al-Qur'an (freepik.com/freepik)

Dilansir Rumaysho, Ibnu Katsir mengatakan bahwa kitab yang satu ini berada di tempat yang tinggi. Namun, untuk letak tepatnya sendiri, ahli tafsir memiliki pendapatnya masing-masing.

Berdasarkan riwayat Ibnu Jarir dari pernyataan Anas bin Malik, dikatakan bahwa Lauhul Mahfudz berada di dahi Malaikat Israfil. Begitu pula dengan riwayat Ibnu Hatim yang dinukil dari pernyataan Abu Al Abbas (Abdurrahman bin Salman). Disebutkan, Ummul Kitab ini terletak di antara kedua mata Malaikat Israfil.

Jangan heran karena malaikat-malaikat ciptaan Allah berukuran jauh lebih besar dari yang kita kira. Bahkan, dalam satu riwayat, disebutkan bahwa Malaikat Israfil memiliki sayap sebanyak 1.200. Wallahu a'lam bishowab.

5. Lembaran catatan kekal yang isinya terpelihara

Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhlukilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/Tayeb MEZAHDIA)

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kandungan Lauhul Mahfudz benar-benar terjaga. Yang tertulis di dalamnya, terpelihara dari penambahan, pengurangan, perubahan, maupun penggantian sehingga isinya tidak akan terkutak-katik hingga hari akhir kelak.

Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah yang kekal—setelah Arsy', Surga, Neraka, dan lainnya, Lauhul Mahfudz mengandung informasi rahasia mengenai kejadian dari permulaan hingga hari kiamat. Karena itu, setan dari golongan jin berusaha mencurinya untuk mempermainkan akidah manusia.

Namun, sudah ada malaikat-malaikat Allah yang bertugas menjaga Ummul Kitab ini. Disebutkan dalam Surah Al-Hijr ayat 16–18 bahwa malaikat penjaga akan melempari para setan dengan bintang untuk mengusir mereka.

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang-(nya), dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang." (QS. Al-Hijr, [15]:16–18).

6. Rezeki, jodoh, hingga ajal manusia tercatat di dalamnya

Mengenal Lauhul Mahfudz, Kitab Kekal yang Berisi Takdir Makhlukilustrasi Al-Qur'an dan tasbih (freepik.com/freepik)

Dari bagian-bagian sebelumnya, sudah kita ketahui bahwa Lauhul Mahfudz berisi segala peristiwa dari permulaan hingga hari akhir. Bukan hanya itu, takdir seluruh makhluk pun tercatat, termasuk manusia.

Takdir manusia yang tercatat meliputi rezeki, jodoh, musibah, hingga ajal. Penetapan takdir tersebut sudah terjadi bahkan jauh sebelum penciptaan manusia. Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, 

"Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim no. 2653).

Kalau semuanya sudah ditakdirkan, bukankah manusia seolah-olah menjadi boneka? Eits, jangan sampai berpikiran seperti itu, ya.

Perlu kita ingat pula, di samping takdir yang telah tertulis, manusia juga memiliki kehendaknya sendiri. Dalam hal ini, apakah manusia ingin menjadi orang yang baik atau jahat maupun kaya atau miskin, semuanya ada dalam kendali manusia.

Meskipun rezeki telah ditetapkan, seseorang yang kerjaannya hanya bermalas-malasan sampai kapanpun tidak akan kaya. Mengapa? Karena dirinya tetap harus berikhtiar dengan menjemput rezeki dari Allah.

Perintah menjemput rezeki Allah salah satunya tertera dalam Surah Al-Jumu'ah ayat 10 yang artinya,

"Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah, [62]:10).

Ajal pun juga sedemikian. Dari laman Institut Agama Islam Sahid, sementara kematian adalah ketetapan pasti dari Allah, cara seseorang manusia meninggal masih ada dalam kendalinya. Dia bisa memilih meninggal dengan cara mendahului takdir—bunuh diri—atau menunggu ajal menghampiri sembari memperbanyak bekal untuk hari akhir.

Mungkin, masih agak membingungkan. Namun, cobalah untuk mengingat pendapat dari Ahlus Sunnah wal Jamaah berikut yang penulis sadur dari laman Institut Agama Islam Sahid:

Sikap seorang muslim dalam menyikapi takdir Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa takdir alam semesta telah ditetapkan oleh Allah sejak permulaan, tetapi tidak lupa berikhtiar untuk menjadi yang terbaik dan melakukan hal-hal yang baik.

Itulah pembahasan mengenai Lauhul Mahfudz, makhluk ciptaan Allah yang berisi takdir seluruh makhluk hidup dan kejadian dari zaman azali hingga kiamat nanti. Meskipun wujudnya sulit untuk dibayangkan akal, wajib bagi kita mengimani keberadaannya. Semoga bermanfaat!

Penulis: Fria Sumitro

Baca Juga: 6 Hikmah Beriman Kepada Takdir Allah, Jangan Putus Asa! 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya