Mengenal Tari Cakalele, Tarian Perang Asal Maluku

Tarian magis yang memukau penonton

Tari cakalele asal maluku ini merupakan tarian yang cukup unik, lho! Tarian cakalele merupakan tarian perang khas Maluku. Walaupun tarian ini termasuk dalam tarian perang, tetapi tari cakalele dari awal sudah ditarikan oleh laki-laki dan perempuan. 

Tari cakalele sering dipertontonkan untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian ini juga memiliki nilai sejarah yang kaya. Sebab, tari cakalele merepresentasikan jiwa patriotisme masyarakat Maluku pada tanah kelahirannya. Agar mengetahui lebih jauh mengenai tari cakalele, simak artikel berikut ini!

Baca Juga: Mengenal 4 Tarian Tradisional Khas Mandailing dan Maknanya

1. Sejarah Tari Cakalele

Mengenal Tari Cakalele, Tarian Perang Asal Malukuilustrasi tari cakalele (shutterstick.com/parinussa revy)

Berdasarkan laman kemendikbud, secara etimologi, cakalele merupakan setan atau roh yang mengamuk. Oleh karena itu, tarian ini merupakan tarian yang sakral. Tidak sembarang orang dapat menarikannya. Tarian ini tidak dapat ditarikan oleh orang luar yang bukan berasal dari desa di Kepulauan Banda.

Tari cakalele merupakan tarian warisan leluhur para datuk atau nenek moyang di dalam suatu masyarakat adat. Hingga saat ini tercatat bahwa di Kepulauan Banda hanya delapan desa yang termasuk dalam desa adat. Tari cakalele biasa digelar dalam berbagai upacara adat, contohnya adalah pelantikan raja, perayaan hari Pattimura, peresmian Baileo, dan beragam acara adat lainnya.

Tari cakalele juga memiliki riwayat sejarah yang panjang di masyarakat Maluku. Tarian ini bagian dari proses penghormatan pada nenek moyang masyarakat Maluku yaitu seorang pelaut.

Para pelaut terdahulu, mereka melakukan ritual dengan mengadakan pesta makan, minum, dan berdansa bersama. Ritual-ritual tersebut diimplementasikan sebagai tari cakalele. Masyarakat Maluku percaya bahwa ketika menjalankan ritual menari cakalele, mereka akan mendapat restu dari arwah leluhur. Oleh karena itu, tarian ini ditarikan sebelum para pelaut pergi.

Tari ini terus dilestarikan karena masyarakat Maluku memiliki rasa cinta, hormat, serta bakti kepada para leluhurnya yang telah mengorbankan hidupnya demi menjaga keutuhan maupun martabat masyarakat. Selain itu, tari cakalele juga tari yang menggambarkan mengenai perjuangan masyarakat Maluku ketika membela kebenaran. Tidak hanya itu, tarian ini juga dipertunjukkan untuk memberi semangat pasukan yang akan pergi melawan penjajah.

2. Perkembangan Tari Cakalele

Mengenal Tari Cakalele, Tarian Perang Asal Malukuilustrasi tari cakalele (sumber: infopublik.id)

Pada saat ini, tari cakalele dipentaskan dengan dua jenis, yaitu tari cakalele tradisional dan cakalele festival. Tari cakalele yang dipentaskan dalam pelaksanaan ritual adat yang melibatkan unsur non manusia atau roh. Sementara itu, tari cakalele festival biasa dipentaskan dalam acara tertentu.

Tari cakalele yang bersifat tradisional memiliki ritual yang menarik. Akan ada orang yang terpilih untuk kerasukan babasaete atau roh bagi masyarakat Banda. Oleh karena itu, tari cakalele tradisional tidak terpaku oleh durasi, karena sesuai dengan daya tahan tubuh penari yang dirasuki oleh roh.

Sedangkan tari cakalele festival biasanya berdurasi 5-7 menit. Tari ini umumnya digelar untuk acara-acara tertentu atau menyambut tamu kehormatan yang datang ke desa. Walaupun digelar dalam waktu singkat, tarian ini memiliki nilai prestise.

3. Daya tarik Tari Cakalele

dm-player
Mengenal Tari Cakalele, Tarian Perang Asal Malukuilustrasi tari cakalele (sumber: muffingraphics)

Tari cakalele mempunyai daya tarik tersendiri bagi para penontonnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penari didominasi oleh laki-laki

Walaupun sejak awal tarian ini dapat dimainkan oleh penari laki-laki dan perempuan, tetapi penari laki-laki mendominasi tarian cakalele. Penari perempuan bertugas menjadi pengiring dari tari cakalele dengan gerakan menghentakan kaki.

2. Memiliki teriakan unik

Tarian ini memiliki teriakan-teriakan unik ketika tarian dipentaskan. Penari akan berteriak uale yang diteriakkan beberapa kali. Kata uale memiliki arti darah yang membanjir. Ketika uale diteriakkan, penari akan menggambarkan situasi perang atau pergi berlaut. 

3. Meminum darah

Pada zaman dahulu, para penari akan meminum darah dari musuhnya sebagai wujud persembahan roh. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, darah tersebut diganti menggunakan darah ayam. Akan tetapi, adegan meminum darah juga kadang tidak ditampilkan karena bukan bagian inti dari tari cakalele.

4. Gerakan dan pola lantai Tari Cakalele

Mengenal Tari Cakalele, Tarian Perang Asal Malukuilustrasi tari cakalele (sumber: genpi.co)

Tari cakalele dimainkan oleh 30 orang penari laki-laki dan perempuan. Tarian ini memiliki gerakan berjingkrak-jingkrak menyesuaikan iringan instrumen pengiring. Selain itu, tarian ini memiliki gerakan yaitu penari perempuan melambaikan sapu tangan, ini merupakan bentuk mengucapkan selamat tinggal kepada pada pejuang yang pergi berperang.

Pola lantai yang digunakan dalam tari cakalele adalah pola garis lurus dengan bentuk pola horizontal. Namun, tidak jarang pula digunakan pola lantai kombinasi agar memeriahkan penampilan tari.

Demikian informasi mengenai tari cakalele, tarian magis ini harus terus dilestarikan karena memiliki nilai warisan budaya yang tinggi.

 

Oleh: Shobihatunnisa Akmalia 

Baca Juga: Mengenal Tari Remo, Tarian Khas Jawa Timur 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Rizna Hidayah

Berita Terkini Lainnya