Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Awal Kemerdekaan

Ternyata banyak mendapat tantangan kala itu

Sejak awal kemerdekaan, penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada 18 Agustus 1945, banyak menghadapi tantangan maupun hambatan. Bahkan, kala itu terjadi berbagai aksi pemberontakan.

Pancasila dipakai sebagai dasar negara untuk mengatur pemerintahan ataupun seluruh administrasi negara. Selain itu, Pancasila telah dijadikan landasan hingga fondasi utama bangsa Indonesia.

Nah, berikut ini beberapa pemberontakan yang terjadi pada awal kemerdekaan Indonesia. Check this out!

1. PKI Madiun 1948

Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Awal Kemerdekaanpotret Partai Komunis Indonesia PKI (dok. Wikipedia)

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun terjadi pada 18 September 1948, yang berlangsung selama tiga bulan. Latar belakang terjadinya pemberontakan PKI, yakni permasalahan yang begitu rumit antara pemerintah dengan golongan sayap kiri.

Peristiwa ini diawali dengan jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin pada 28 Januari 1948 dan dibentuknya Kabinet Hatta. Terlebih kala itu, Mohammad Hatta membentuk kabinet baru tanpa melibatkan golongan sayap kiri.

Akhirnya, golongan sayap kiri merasa kecewa hingga berniat melakukan pemberontakan. Apalagi, situasi makin memanas setelah Musso, tokoh komunis senior Indonesia, kembali ke Tanah Air usai belajar di Uni Soviet.

Selanjutnya, Musso mulai membentuk badan baru yang terdiri dari partai-partai sayap kiri, termasuk PKI. Kemudian, mereka melakukan perjalanan propaganda ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pemberontakan PKI Madiun pecah pada 18 September 1948 pukul 03.00 dini hari yang menewaskan dua perwira dan empat orang terluka. Bahkan, hanya dalam hitungan jam, Madiun bisa dikuasai golongan sayap kiri yang disebut FDR (Front Demokrasi Rakyat).

Pemberontakan sengit ini terjadi selama tiga bulan. Pada 28 Oktober 1948, pemerintah akhirnya berhasil menangkap 1.500 orang dan Musso ditembak mati pada 31 Oktober 1948 saat bersembunyi di sebuah kamar kecil.

Pemberontakan PKI Madiun kemudian berhasil dihentikan saat Amir, Maruto, Djoko, Suripno, dan tokoh-tokoh FDR yang lain tertangkap pada 19 Desember 1948.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Perang Rusia-Ukraina dalam Angka

2. Pemberontakan DI/TII

dm-player
Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Awal Kemerdekaanpotret May. Surono sebagai Komandan Bn. bersama Kapt. Marsudi sedang mempelajari Peta daerah gorombolan DI/TII pada 1 Januari 1952 (dok. IPPHOS)

Berikutnya, ada pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang berawal dari kekecewaan rakyat Indonesia pada pemerintah yang menyetujui perjanjian Renville dengan Belanda.

Dalam perjanjian tersebut, tentara Indonesia terpaksa mundur dari Jawa Barat ke Jawa Tengah yang disebut sebagai Long March Siliwangi. Nah, kondisi inilah yang mendorong Kartosuwiryo ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dengan berasaskan Islam.

Kemudian, Kartosuwiryo mulai melancarkan gerakan perlawanan yang dikenal dengan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 7 Agustus 1949. Tetapi tidak disangka, cara atau gerakan Kartosuwiryo itu rupanya menular hingga ke beberapa daerah lain.

Pemberontakan DI/TII itu terjadi di empat daerah lain, yakni:

  • Jawa Tengah (1949-1950)
  • Sulawesi Selatan (1950-1965)
  • Kalimantan Selatan (1950-1965)
  • Aceh (1953-1962)

3. Pemberontakan APRA

Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Awal Kemerdekaanpotret pemberontakan APRA (dok. Arsip Ministerie van Defensie Netherlands)

Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah peristiwa kudeta militer yang terjadi di Bandung pada 23 Januari 1950. Aksi kudeta ini dilakukan pasukan Koninklijk Nederlands-Indische Lager (KNIL) yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling.

Pemberontakan APRA terjadi karena dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda yang bergabung kembali ke Republik Indonesia. Kala itu, APRA tidak setuju dengan keputusan tersebut, sehingga melancarkan kudeta pada Januari 1950.

Pemberontakan APRA menewaskan sebanyak 94 TNI dari Divisi Siliwangi, termasuk Letnan Kolonel Lembong. Namun akhirnya, upaya kudeta yang dilancarkan Westerling mengalami kegagalan. Ia pun melarikan diri ke Belanda dan APRA tidak lagi beroperasi pada Februari 1950.

Begitulah penerapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada awal kemerdekaan yang penuh rintangan dan tidak berjalan dengan mulus. Bahkan, sempat terjadi berbagai pemberontakan kala itu.

Baca Juga: Bangkai Pesawat Zaman Perang Dunia II Ditemukan di Hutan Kotabaru

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya