foto K.H. Idham Chalid adalah nama pahlawan di uang 5.000 baru (dok. NU Online)
Dikutip dari buku Melihat Perjuangan KH Idham Chalid di Bandung, diketahui KH Dr. Idham Chalid lahir di Setui, Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1921. Sejak kecil, ia dikenal cerdas dan berbakat, terutama dalam berpidato. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah Ar-Rasyidiyyah, tempatnya mendalami bahasa Arab, Inggris, dan berbagai ilmu umum.
Pada akhir tahun 1930-an, Idham melanjutkan pendidikan ke Pondok Modern Gontor, Ponorogo. Kepiawaiannya dalam bahasa Jepang, menarik perhatian pihak Jepang selama pendudukan mereka di Indonesia. Di sinilah, ia mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang kelak menjadi landasan awal kariernya di organisasi tersebut.
Setelah Indonesia merdeka, Idham aktif dalam politik dan jadi salah satu tokoh terkemuka di NU. Karier politiknya terus berkembang hingga mencapai posisi Ketua Umum PBNU. Idham juga berperan sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat di masa Orde Baru dan menjadi ketua MPR/DPR RI.
Selain di bidang politik, Idham Chalid turut berkontribusi dalam pendidikan dengan mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama (sekarang Universitas Islam Nusantara) pada tahun 1950. Kegigihan serta pengabdian menjadikannya salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam dan bangsa Indonesia.