Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tokoh Pahlawan Nasional yang Berasal dari Jawa, Siapa Saja?

foto Jendral Sudirman (commons.wikimedia.org/Hohum) | foto RA Kartini (commons.wikimedia.org/Wereldmuseum Amsterdam)
foto Jendral Sudirman (commons.wikimedia.org/Hohum) | foto RA Kartini (commons.wikimedia.org/Wereldmuseum Amsterdam)
Intinya sih...
  • Pangeran Diponegoro, pahlawan lahir di Yogyakarta, memobilisasi 2 juta rakyat Jawa melawan Belanda.
  • Raden Ajeng Kartini, perjuangkan kesetaraan bagi perempuan dan mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara.
  • Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional yang mendirikan sekolah Taman Siswa dan mengajarkan konsep pendidikan sesuai minat dan bakat siswa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pahlawan merujuk pada orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Sedangkan menurut Undang Undang Nomor 20/2009, pahlawan nasional merupakan adalah gelar yang diberikan pada warga negara Indonesia atau yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang kini menjadi NKRI.

Dilansir indonesia.go.id, pahlawan nasional adalah mereka yang gugur demi membela bangsa dan negara. Pahlawa juga merujuk pada seseorang masa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan, atau menghasilkan prestasi dan karya luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Indonesia memiliki banyak pahlawan nasional dan banyak pula dari mereka yang berasal dari pulau Jawa. Tidak dapat dipungkiri, pulau Jawa memang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih kemerdekaan di Indonesia. 

Lantas, siapa saja sih pahlawan nasional yang berasal dari pulau Jawa? Berikut ini ulasannya untukmu.

1. Pangeran Diponegoro

ilustrasi Pangeran Diponegoro (commons.wikimedia.com/Wereldmuseum Amsterdam)
ilustrasi Pangeran Diponegoro (commons.wikimedia.com/Wereldmuseum Amsterdam)

Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan yang lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785. Beliau berdarah bangsawan karena merupakan putra sulung Sultan Hamengkubuwono III dengan permaisuri Raden Ayu Mangkurowati.

Perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda dimulai sejak aksi protes beliau terhadap sistem sewa tanah yang tidak adil di Yogyakarta. Pangeran Diponegoro berhasil memobilisasi 2 juta rakyat Jawa untuk melawan penjajah dalam perang Jawa atau biasa disebut perang Diponegoro. 

Pertempuran itu merupakan salah satu yang terbesar dan tersengit di pulau Jawa. Meskipun akhirnya tertangkap, Belanda telah kehilangan banyak serdadu dan sumber daya untuk melawan beliau selama 5 tahun. Pangeran Diponegoro tutup usia pada 8 Januari 1855 di Makassar ketika berada dalam pengasingan.

2. Raden Ajeng Kartini

foto Raden Ajeng Kartini (commons.wikimedia.org/Wereldmuseum Amsterdam)
foto Raden Ajeng Kartini (commons.wikimedia.org/Wereldmuseum Amsterdam)

Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 dan merupakan putri seorang Bupati. Beliau bersekolah hingga umur 12 tahun dan kemudian dipingit untuk kemudian dijodohkan. 

Merasa tidak adil karena tidak bisa melanjutkan sekolah, Raden Ajeng Kartini menulis surat pada teman-temannya di Belanda. Beliau membicarakan banyak hal termasuk ketidakadilan sistem kepegawaian dan pendidikan serta berusaha mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.

Raden Ajeng Kartini berniat melanjutkan sekolah ke Eropa untuk menjadi dokter atau guru. Sambil menunggu keputusan tersebut, beliau mendirikan sekolah bagi perempuan di Jepara. Beliau bersemangat mengajarkan motivasi untuk belajar serta kesetaraan bagi perempuan.

Raden Ajeng Kartini kemudian menikah dengan Raden Adipati Djojodiningrat Bupati Rembang pada 1903 silam. Namun kesehatan beliau memburuk usai menikah dan kemudian meninggal pada 17 September 1904 setelah melahirkan seorang putra.

3. Ki Hajar Dewantara

lukisan Ki Hajar Dewantara (commons.wikimedia.org/ Dewantara Kirti Griya Museum)
lukisan Ki Hajar Dewantara (commons.wikimedia.org/ Dewantara Kirti Griya Museum)

Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat, lahir di Pakualaman pada 2 Mei 1889. Memulai pendidikan di sekolah Jawa, Ki Hajar Dewantara melanjutkan bersekolah di negeri Belanda. Di sana, beliau mempelajari paham-paham baru dan berniat memajukan pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Beliau dikenal sebagai bapak pendidikan nasional karena telah berjasa menyebarkan ideologi “Taman Siswa” yang mengajarkan bahwa sekolah merupakan taman tempat para siswa berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya. Bukan hanya berjuang di sektor pendidikan, beliau juga merupakan jurnalis dan politikus andal.

4. Jendral Sudirman

foto Jendral Sudirman (commons.wikimedia.org/Hohum)
foto Jendral Sudirman (commons.wikimedia.org/Hohum)

Jendral Sudirman lahir di Purbalingga 24 Januari 1914. Karena orang tuanya mengalami kesulitan ekonomi, beliau diasuh oleh sang paman. Memulai karier sebagai seorang guru di sekolah milik Muhammadiyah, Sudirman merupakan panglima besar pertama di Tentara Indonesia dan memperoleh jabatan tersebut di usia yang sangat muda. 

Di bawah kepemimpinan Sudirman, tentara Indonesia berhasil memenangkan banyak pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia, seperti pertempuran Ambarawa, pemberontakan PKI di Madiun, hingga Agresi Militer Belanda II. Beliau meninggal karena penyakit tuberkulosis pada 29 Januari 1950, namun sebelum meninggal beliau telah diangkat sebagai panglima besar TNI.

5. Jendral Ahmad Yani

foto Jendral Ahmad Yani (commons.wikimedia.org/30 Tahun Indonesia Merdeka)
foto Jendral Ahmad Yani (commons.wikimedia.org/30 Tahun Indonesia Merdeka)

Jendral Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922. Beliau merupakan jenderal TNI Angkatan Darat serta tokoh pahlawan revolusi yang gugur dalam pemberontakan G30S PKI. 

Ahmad Yani memimpin Batalyon 4 yang berhasil memukul pasukan Inggris dan melucuti senjatanya dalam pertempuran Palagan Ambarawa. Dalam Agresi Militer belanda I pasukan Ahmad Yani berhasil menahan serangan Belanda di Piningit, Temanggung, Jawa Tengah. Beliau juga berhasil menumpas pemberontakan DI/TII dengan pasukan khusus yang dinamakan Benteng Raiders.

Karier militer Ahmad Yani berakhir karena serangan G30S PKI. Beliau menjadi salah satu korban yang tewas di tangan pemberontak pada 1 Oktober 1965 dan jasadnya dimasukkan ke dalam lubang buaya.

Kelima pahlawan nasional dari pulau Jawa tersebut berhasil mengobarkan semangat juang rakyat Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya terus meneladani jasa para pahlawan dengan cara berprestasi di bidang keahlian masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us