Sejarah Pasukan Cakrabirawa, Terlibat dalam G30S PKI

Awalnya resimen pengawal Presiden

58 tahun berlalu, masyarakat Indonesia masih teringat bayang-bayang peristiwa pertumpahan darah para pahlawan revolusioner pada tanggal 30 September 1965. Peristiwa tersebut lebih dikenal sebagai peristiwa G30S PKI.

Selain para komunis yang termasuk dalam PKI, nama pasukan Cakrabirawa disebut-sebut ikut serta dalam pembunuhan para Jenderal dan Perwira Tinggi di malam tanggal 30 September 1965. Beberapa anggota pasukan ini diketahui menculik 7 jenderal TNI AD pada hari itu.

Lantas, bagaimana sejarah Pasukan Cakrabirawa? Bagaimana perannya sehingga bisa terlibat dalam peristiwa pemberontakan G30S PKI? Agar lebih memahaminya, simak penjelasannya di artikel ini, yuk!

1. Awal pembentukan Pasukan Cakrabirawa

Sejarah Pasukan Cakrabirawa, Terlibat dalam G30S PKIIlustrasi prajurit TNI saat ini (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pembentukan awal Pasukan Cakrabirawa sebenarnya dilakukan setelah adanya percobaan pembunuhan Soekarno ketika salat Idul Adha pada 14 Mei 1962. Kemudian, Letnan Kolonel CMP Sabur melapor ke Istana Merdeka bahwa DKP (Datasemen Kawal Pribadi) berencana untuk membentuk suatu pasukan khusus pengawal Istana Presiden yang dirancang lebih sempurna.

Letkol Sabur kemudian menghadap empat Panglima Angkatan Bersenjata (AD, AL, AU, dan Kepolisian) dan meminta satu batalyon prajurit terbaik dari masing-masing angkatan. Mereka yang terpilih ini mewakili angkatannya dalam mengemban tugas sebagai pengawal Presiden.

Akhirnya, Letkol Sabur pun dibantu oleh beberapa perwira, di antaranya Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari Kepolisian, seorang mayor laut, dan seorang mayor udara.

2. Terbentuknya Cakrabirawa

Sejarah Pasukan Cakrabirawa, Terlibat dalam G30S PKIANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Cakrabirawa adalah sebuah satuan yang memiliki tanggung jawab tunggal dalam pelaksanaan tugas pengamanan terhadap diri pribadi Kepala Negara beserta keluarganya. Dikutip Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967, pada 6 Juni 1962, Soekarno mengeluarkan keputusan Presiden/Panglima Tertinggi Nomor 221/PLT/TH. 1962 tentang pembentukan resimen khusus penjaga keselamaan Presiden dan keluarganya, yakni Resimen Cakrabirawa.

Meski begitu, Cakrabirawa baru benar-benar diresmikan oleh Soekarno pada 6 Juli 1963 di Wina, Austria. Lewat upacara sederhana, Soekarno menyerahkan tongkat komando dan baret merah tua khas Cakrabirawa kepada Brigadir Jenderal Moh Sabur yang diangkat sebagai Komandan Cakrabirawa.

Kala itu, Presiden Soekarno memilih nama Tjakrabirawa (Cakrabirawa) lantaran gemar melihat pertunjukan wayang kulit. Cakrabirawa sendiri adalah senjata pamungkas miliki Batara Kresna dalam lakon wayang purwa.

Semboyan dari pasukan berbaret merah tua ini adalah "Dirgayu Satyawira" yang berarti Prajurit Setia Berumur Panjang. Nah, Pasukan Cakrabirawa inilah yang menjadi cikal bakal Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang dikenal saat ini.

dm-player

3. Keterlibatan Pasukan Cakrabirawa dalam peristiwa G30S PKI

Sejarah Pasukan Cakrabirawa, Terlibat dalam G30S PKILubang Buaya (dok. WIkipedia Commons/Chris Woodrich)

Terlepas dari keterlibatan Cakrabirawa dalam pemberontakan G30S PKI, Letkol Untung Syamsuri merupakan sosok yang berperan besar dalam peristiwa berdarah ini. Dilansir laman Sumber Belajar Kemdikbud, Letnan Kolonel Untung atau yang kerap disapa Letkol Untung disebut sebagai pimpinan kunci dari peristiwa G30S PKI pada 58 tahun silam.

Letkol Untung sendiri adalah seorang Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa. Ia mendapat jabatannya itu atas rekomendasi Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto pada 1964. Dikutip dari biografi Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second Justice President, Untung diketahui merupakan murid pimpinan PKI, Alimin.

Saat peristiwa 30 September 1965, Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief sebagai ketua pelaksana penculikan para petinggi TNI AD. Tak membutuhkan waktu lama, Pasukan Cakrabirawa di bawah komando Letkol Untung sukses melancarkan aksinya dalam menculik dan membunuh para petinggi TNI AD tersebut.

Jasad korban kemudian dimasukkan ke lubang sumur tua kawasan Pondok Gede, Jakarta. Lubang itu lebih dikenal dengan sebutan Lubang Buaya. Awal mula gerakan G30S PKI bermaksud untuk menculik dan membawa para jenderal dan perwira tinggi ke Lubang Buaya. Namun, ternyata ada beberapa prajurit Cakrabirawa yang memutuskan membunuh Dewan Jenderal dan perwira tinggi.

Baca Juga: Menyingkap Kabut Halim 1965, Menjawab Tudingan AURI Terlibat G30S

4. Penangkapan Letnan Kolonel Untung

Sejarah Pasukan Cakrabirawa, Terlibat dalam G30S PKIilustrasi sidang pengadilan Letkol Untung (dok. Perpusnas)

Akhirnya, setelah peristiwa pemberontakan itu, Mayjen Soeharto pun melakukan usaha dalam penumpasan G30S PKI. Beliau menumpas sejumlah pihak yang dianggap terlibat dan bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa G30S PKI, termasuk Letkol Untung. Operasi penumpasan ini berlangsung sehari setelahnya, tepatnya pada 1 Oktober 1965.

Pada 11 Oktober 1965, pemimpin pasukan G30S PKI 1965 sekaligus pemimpin Dewan Revolusi Indonesia, Letkol Untung Syamsuri, berhasil ditangkap di Tegal. Untungnya, operasi penumpasan tersebut berhasil menangkap Untung sebelum ia melarikan diri ke Jawa Tengah.

Itulah tadi sejarah Pasukan Cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden yang turut ikut dalam pemberontakan peristiwa G30S PKI. Semoga informasi tadi bisa menambah wawasan kamu, ya!

Penulis: Fanny Haristianti

Baca Juga: Mengenang G30S/PKI, Peristiwa Kelam Sejarah Bangsa Indonesia

Topik:

  • Sierra Citra
  • Yunisda D

Berita Terkini Lainnya