Tari Bungong Jeumpa: Sejarah, Pola Gerakan, dan Maknanya

Aceh atau yang lengkapnya Nanggroe Aceh Darussalam dikenal sebagai provinsi yang punya banyak jenis tarian tradisional, salah satunya adalah Tari Bungong Jeumpa. Nama tersebut terinspirasi dari bunga jeumpa atau cempaka yang tumbuh liar di Aceh.
Masyarakat percaya bahwa tarian ini bisa mendatangkan banyak rezeki, lho. Bahkan sering dipentaskan dalam berbagai acara adat dan lagunya, dengan judul yang sama, digunakan sebagai pengiring tari tradisional lainnya.
Kok bisa? Nah, inilah sejarah Tari Bungong Jeumpa, gerakan tarian, hingga makna di baliknya. Yuk, simak!
1. Asal-usul Tari Bungong Jeumpa
Konon katanya, Tari Bungong Jeumpa selalu digunakan sebagai tarian resmi acara kerajaan. Pada saat itu, sang Raja sangat percaya dan yakin jika tarian tersebut mampu mendatangkan rezeki bagi kerajaannya.
Ternyata, bunga cempaka adalah bunga yang amat disukai oleh kerajaan Aceh. Pohon bunga itu bertubuh besar, namun bunganya menghasilkan harum yang khas. Ciri dari bunga jeumpa ini didominasi dengan warna putih, kuning, dan merah.
Selain itu, bunga cempaka juga dijadikan campuran dalam tradisi upacara pernikahan untuk mempelai perempuan. Bagian kelopaknya dilepas dari tangkai kemudian dicampur dengan bunga lainnya seperti mawar, melati, seulanga, dan sebagainya.
Maka tak heran bila ia dijadikan sebagai simbol keindahan tanah Aceh. Sejak saat itulah bunga cempaka jadi representasi Tari Bungong Jeumpa dan lahir lagu "Bungong Jeumpa" yang populer pada abad ke-7 masehi.