ilustrasi belajar (pexels.com/Mikhail Nilov)
Mencatat pertanyaan atau refleksi pribadi adalah cara ampuh untuk memperdalam keterlibatan emosional dan intelektual dengan buku yang kamu baca. Setelah selesai satu bab, sempatkan waktu untuk menulis pertanyaan yang muncul di benakmu, hal yang kamu setujui atau gak setujui, atau perasaan yang kamu rasakan saat membacanya.
Teknik ini membuat proses membaca jadi dialog dua arah, bukan sekadar menerima informasi. Kamu diajak untuk berpikir kritis, mempertanyakan argumen penulis, dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Ini sangat penting, terutama untuk buku-buku bertema sosial, psikologi, atau filsafat. Catatan reflektif ini juga bisa jadi bahan menarik untuk diskusi atau tulisan panjang di kemudian hari.
Membaca buku dengan serius nggak cukup hanya dengan menandai bagian penting atau menyelesaikannya sampai akhir. Teknik mencatat yang efektif bisa jadi kunci untuk benar-benar memahami dan mengingat isi buku, sekaligus memperkaya pengalaman membaca. Dengan catatan yang terstruktur dan personal, kamu akan lebih mudah mengolah informasi dan bahkan membagikannya ke orang lain.
Enam teknik di atas bisa kamu sesuaikan dengan gaya belajar dan jenis buku yang kamu baca. Mulai dari visual seperti mind map, reflektif seperti bullet journal, sampai analitis seperti Cornell Notes, semua punya manfaatnya masing-masing. Jadi, yuk mulai mencatat dengan cerdas dan nikmati hasilnya dalam jangka panjang!