5 Tips Atur Keuangan Ala Filosofi Jepang Kakeibo, Dompet Aman!

Banyak orang saat punya uang atau habis gajian tapi merasa uangnya selalu cepat habis. Rasanya baru gajian, tapi sudah mulai khawatir dompet menipis. Padahal, kunci dari keuangan yang sehat bukan soal seberapa besar penghasilan, tapi bagaimana cara kamu mengatur pengeluaran.
Di Jepang, ada filosofi keuangan bernama kakeibo yang bisa jadi inspirasi buat mengelola uang dengan lebih terencana. Kakeibo sendiri sering disebut sebagai “buku rumah tangga” untuk mencatat keuangan harian. Konsep ini sederhana dan bisa bantu kamu lebih disiplin. Berikut lima tips yang bisa kamu terapkan!
1. Catat semua pengeluaran, sekecil apa pun

Ajaran pertama dari filosofi kakeibo adalah mencatat setiap pengeluaran, bahkan yang sering dianggap sepele. Misalnya, catat hari ini kamu sudah beli kopi susu Rp20 ribu, ojek online Rp15 ribu, atau jajanan sore Rp10 ribu. Kalau dibiarkan tanpa catatan, angka-angka kecil ini bisa membengkak di akhir bulan.
Dengan menulisnya, kamu bisa lebih sadar seberapa besar uang yang keluar dari dompetmu. Keuntungannya kamu bisa tau apa saja yang sebenarnya bisa ditekan. Proses mencatat ini bukan sekadar kegiatan administratif, tapi cara melatih otak untuk gak mengeluarkan uang tanpa berpikir dua kali.
2. Buat kategori pengeluaran secara detail

Kakeibo membagi pengeluaran menjadi empat kategori utama yakni kebutuhan wajib, pengeluaran opsional, budaya dan biaya tak terduga. Untuk pengeluaran wajib seperti buat makan, transportasi, dan tagihan. Pengeluaran opsional ada biaya seperti buat nongkrong, belanja baju, dan hobi.
Untuk pengeluaran budaya seperti membeli buku, musik juga film. Terakhir, ada biaya tak terduga yang bisa berupa biaya berobat atau keperluan dadakan lainnya. Dengan sistem ini, kamu jadi lebih mudah menilai mana yang bisa dipangkas kalau kondisi keuangan lagi ketat. Bikin kamu lebih bijak dalam memilih prioritas.
3. Tentukan target tabungan di awal bulan

Berbeda dari sistem menabung dari sisa uang yang ada, kakeibo justru menyarankan kamu menetapkan target tabungan di awal. Misalnya, dari gaji Rp5 juta, kamu niatkan Rp1 juta langsung masuk tabungan sebelum digunakan untuk kebutuhan lain. Dengan begitu, tabungan selalu jadi prioritas utama, bukan dari sisa uang yang seringkali gak jelas ke mana.
Cara ini sederhana tapi efektif untuk membangun kebiasaan menabung secara konsisten. Meskipun pada praktiknya akan sulit dilakukan karena saat melihat uang yang banyak di awal gajian kamu akan tergoda untuk menghabiskannya. Namun, jika kamu bisa menahan diri, efeknya tentu sangat positif.
4. Evaluasi mingguan dan bulanan

Kakeibo bukan hanya tentang menulis angka pengeluaran, tapi juga mendorong kamu untuk evaluasi rutin. Setiap akhir minggu atau bulan, coba tanyakan ke diri sendiri apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan rencana? Apakah ada pembelian yang sebenarnya bisa ditunda?
Pertanyaan-pertanyaan reflektif ini bikin kamu lebih peka terhadap pola konsumsi dan bisa jadi bahan evaluasi ke depannya. Semakin sering kamu melakukannya, semakin terasah kemampuanmu mengelola uang dengan bijak. Jadi, uangmu gak harus sealu kejar-kejaran dengan pengeluaranmu.
5. Fokus pada kebutuhan, bukan keinginan

Filosofi kakeibo mengajarkan pentingnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kadang kita membeli sesuatu hanya karena lapar mata atau FOMO. Padahal, kalau dipikir ulang, barang itu mungkin gak terlalu mendesak untuk saat ini.
Nah, dengan selalu kembali ke prinsip ini, kamu bisa menghindari pengeluaran impulsif yang sering jadi biang kerok kebocoran dompet. Menahan diri dari keinginan sesaat berarti memberi ruang lebih untuk kebutuhan penting atau tabunganmu di masa depan.
Mengatur keuangan lewat filosofi kakeibo sebenarnya gak rumit. Metode ini relevan banget buat anak muda zaman sekarang. Kakeibo bisa jadi cara untuk tetap mindful mengatur uang agar dompet lebih tahan lama sampai akhir bulan.