Ilustrasi upacara bendera (unsplash.com/Mufid Majnun)
Surastri Karma Trimurti merupakan salah satu sosok perempuan pengukir sejarah. Ia menentang budaya feodalistik, yang membiasakan perlakuan diskriminatif terhadap perempuan merupakan hal yang lumrah kala itu.
SK Trimurti bertekad untuk menuntut ilmu agar memiliki kecerdasan tinggi. Hal ini diharapkan agar dia tidak disepelekan dan diperlakukan semena-mena hanya. Lantaran dari kalangan berada, ia bisa masuk ke Tweede Inlandsche School hingga melanjutkan ke Meisjes Normaal School atau Sekolah Guru Putri.
Berkat pendidikan yang tinggi, SK Trimurti pun menjadi guru. Selain itu, ia juga aktif berorganisasi dan tertarik pada dunia politik. Ia sangat kritis menanggapi suasana politik pada masa itu. Tak puas jadi guru, SK Trimurti juga menjadi jurnalis yang kritis terhadap pemerintah kolonial.
Bahkan ia pernah dipenjara karena karena membuat leaflet berisikan ujaran antikolonialisme. Dalam penjara, Trimurti mengasah kemampuan menulisnya yang semakin mengkritik pemerintah kolonial.
Keluar dari penjara, Trimurti mendirikan koran Koran Pesat di Semarang hingga akhirnya dibredel oleh Jepang. Menghargai perjuangannya itu, Trimurti juga diminta untuk menjadi pengibar bendera merah putih saat proklamasi kemerdekaan sebagai pembawa bendera.
Itulah tadi tokoh yang mengibarkan bendera merah putih yang dilakukan pertama kali saat hari proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tentu sebagai warna negara, kamu harus mengetahui momen bersejarah ini.