Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tulisan AI (pexels.com/Matheus Bertelli)
ilustrasi tulisan AI (pexels.com/Matheus Bertelli)

Pernah gak sih, kamu merasa kesal karena tulisan yang kamu hasilkan dari buah pikiranmu sendiri malah dikira buatan AI? Sudah capek-capek mencari ide kesana kemari, menyusun tulisan sebaik mungkin, malah dibilang hasil buatan AI. Pastinya bikin jengkel banget, dong?

Zaman yang makin canggih memang memungkinkan kita untuk menulis dengan bantuan AI dan melakukan cek keaslian konten dengan AI checker. Namun, bila tulisan manual kita alias bikinan manusia terindikasi AI padahal aslinya tidak begitu, kan bikin kita sebagai penulis juga merasa tertuduh melakukan hal yang sama sekali gak kita lakukan, gak sih? Maka dari itu, artikel ini akan mengajak kamu mengenali apa saja alasan tulisan yang terindikasi AI padahal ditulis secara manual. Yuk, simak artikel ini sampai habis!

1. Struktur kalimat terlalu rapi

ilustrasi artikel (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Salah satu alasan utama mengapa tulisan kita terindikasi AI padahal ditulis secara manual yakni karena struktur kalimat terlalu rapi. Waduh? Kaget banget, dong. Padahal kan kita terbiasa menulis setiap hari, sudah pasti terlatih untuk membuat struktur kalimat dengan rapi. Apalagi kita yang berkecimpung di dunia content writing atau copywriting, membuat kalimat dengan struktur yang rapi adalah modal utama. Eh, malah dibilang pakai ChatGPT. Namun, ada satu hal yang membedakan tulisan asli manusia dan buatan AI, terlepas dari panjang pendeknya kalimat. Tulisan asli manusia cenderung lebih bebas, alami dan bervariasi.

Semisal tulisan kamu punya pola yang sama, begitu terstruktur bahkan berulang, tentu jangan marah jika terindikasi AI. Umumnya, kalimat yang dihasilkan oleh AI tidak punya kalimat penghubung yang membuat tulisan terkesan natural dan interaktif. Contoh, tulisan buatan AI tidak punya kata yang interaktif seperti “kamu tahu” atau “jadi sebenarnya” atau “gak sih?” dan masih banyak lagi. Variasi dalam struktur kalimat yang ditulis langsung oleh manusia umumnya cenderung lebih dinamis, sementara buatan AI cenderung punya ritme tulisan yang sama. Jadi misal tulisan kamu begitu rapi dan terstruktur bahkan gak punya variasi, gaya tulisan bisa langsung terindikasi AI.

2. Pemilihan kata yang terlalu formal dan itu-itu saja

ilustrasi artikel (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meski kamu memberi perintah kepada AI untuk membuat gaya tulisan layaknya “manusia”, pemilihan kata yang dihasilkan gak akan pernah bisa bohong kalau itu adalah buatan AI. Bahasa yang dipakai AI emang cenderung kurang fleksibel dan terkesan formal banget. Hal ini jelas beda jauh dengan tulisan asli manusia yang punya pilihan kata dan bisa dikembangkan. Contohnya kata “membantu” akan dikembangkan oleh AI lewat kata yang sama hanya saja dengan variasi berbeda seperti kata “menolong” atau “mendukung” dalam sebuah tulisan atau paragraf. Sebaliknya tulisan asli buatan manusia jauh lebih variatif dan kaya kosakata, meski dalam balutan tulisan formal sekali pun.

Gak cuma itu, tulisan manusia kerap diselingi dengan berbagai macam ekspresi yang menunjukkan emosi atau gaya bahasa yang jauh lebih hidup, misalnya menambahkan kata-kata ekspresif dan personal seperti “pastinya” atau “sudah pasti dong” dan lainnya.  Kalau tulisanmu terkesan terlalu kaku saat dibaca ulang atau kamu menggunakan pilihan kata yang monoton tanpa variasi sama sekali, maka wajar bila ada orang atau AI checker yang mengira bahwa tulisan kamu adalah hasil AI. Nah, biar tulisan kamu gak diduga atau terindikasi buatan AI coba, deh tambahkan beberapa variasi dalam pilihan kata dan gaya bahasa agar lebih terkesan natural. Gak sulit, kan?

3. Minim sentuhan personal pada tulisanmu

ilustrasi artikel (pexels.com/Pixabay)

Ketika menulis secara gak langsung, kita akan menumpahkan pikiran, emosi, opini hingga gaya bahasa kita sehari-hari dalam tulisan. Nah, ini dia poin penting di mana tulisan hasil buatan AI tidak bisa melakukan hal ini. Memang tersusun rapi, bisa juga diselipi opini tapi tetap saja gaya bahasanya cenderung netral. Tulisan AI meski sudah dibubuhkan kata “keren” atau “asyik” atau “oke” dan kata lain agar tulisan terkesan lebih manusiawi dan personal, tapi tetap saja tidak punya gaya dan ciri khas yang kamu banget.

Sentuhan personal inilah yang sama sekali gak dimiliki AI sehingga hasil tulisannya cenderung datar, tanpa emosi, general bahkan cenderung kaku. Nah, coba deh kamu evaluasi lagi tulisan kamu selama ini, adakah yang semacam itu? Kalau memang ada, ya wajar saja kalau tulisan buatan kamu dikira buatan AI. Makanya, mumpung masih banyak kesempatan untuk belajar, gak ada salahnya, nih untuk memperbaiki diri dan memberi sentuhan personal pada tulisan biar gak dibilang bikinan AI.

Semoga tips di atas bermanfaat bagi kamu, ya dan bisa jadi renungan mengapa sampai ada yang mengira tulisan kamu adalah bikinan AI. Meski membuat tulisan dengan AI lebih cepat dan praktis, hanya saja akan sangat beda sekali feel-nya dibanding saat kita menulis sendiri. Tetap semangat menulis, ya guys jangan patah semangat untuk terus belajar menulis meski tulisan manual bikinan kamu kerap dikira AI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team