5 Penyebab Kerja Kelompok Gak Selalu Bikin Pembelajaran Jadi Kondusif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pembelajaran kondusif adalah kondisi pembelajaran yang tenang, tertib dan mencapai hasil sesuai harapan. Seringkali guru menerapkan kerja kelompok dengan harapan pembelajaran kondusif juga bisa tercapai. Faktanya, para siswa belum menerapkan belajar dengan metode kerja kelompok secara ideal.
Jadi, apa penyebab kerja kelompok belum bisa membuat kegiatan pembelajaran kondusif? Yuk, simak ulasan berikut!
1. Belum memahami prinsip kolaborasi
Kebanyakan kerja kelompok yang diterapkan oleh siswa di sekolah belum memenuhi prinsip kolaborasi. Jadi, wajar saja jika kerja kelompok siswa tak selalu memenuhi ekspektasi guru.
Prinsip kolaborasi yang sering terlupakan saat menerapkan kerja kelompok adalah kejelasan peran setiap anggota. Di saat potensi setiap anggota tidak dimanfaatka untuk menyelesaikan tugas, kerja kelompok terasa hambar dan jadi ajang kumpul-kumpul tidak jelas.
2. Tidak dilatih bekerja sama dengan benar
Seringkali kerja kelompok tidak dibimbing secara intens oleh guru. Siswa diminta untuk berinisiasi sendiri tanpa panduan yang lengkap.
Untuk berhasil dalam kerja kelompok, siswa perlu berlatih sesuai dengan arahan guru. Dalam hal ini, guru mengecek apakah unsur-unsur terbentuknya kolaborasi sudah dipenuhi.
Baca Juga: 5 Tips Ciptakan Lingkungan Kerja Kondusif agar Performa Tak Menurun
3. Kerja individu dianggap lebih menyenangkan dan cepat selesai
Editor’s picks
Masih banyak siswa yang suka kerja individual dalam menyelesaikan tugas. Dampaknya, tugas kelompok adalah tugas yang dikerjakan satu orang atau hanya segelintir anggota.
Terlalu dini jika guru langsung menilai hasil tugas dari kerja kelompok. Sebaiknya, nilailah aktivitas kerja sama yang telah diterapkan siswa.
4. Komposisi anggota kelompok tidak diperhatikan
Dalam sebuah kelompok, setiap anggota memiliki karakteristik masing-masing. Tujuannya, untuk saling mendukung lewat peran berbeda-beda saat menyelesaikan tugas atau proyek.
Hanya saja sejauh ini, hal itu kurang diperhatikan guru dalam membentuk kelompok. Seharusnya, satu kelompok memiliki tipe anggota berbeda-beda seperti tipe eksekutor, planner, enabler, konseptor, dan lain-lain.
5. Pola penilaian yang belum tepat
Bisa dibilang, penilaian kerja kelompok memang serba salah jika masih belum memenuhi idealita. Jika memberi penilaian berbeda untuk semua anggota, itu terdengar tidak adil padahal tugasnya dikerjakan secara berkelompok.
Sebaliknya, jika diberikan penilaian yang sama, siswa yang aktif hanya segelintir orang dan itu juga dianggap tidak adil. Ya, seharusnya siswa bisa menyesuaikan kapan dia melakukan kerja individu dan kapan dia harus berkompromi dengan tim dalam mengerjakan tugas.
Tapi, kerja kelompok tetaplah metode yang bagus diterapkan dalam pembelajaran siswa asalkan guru mendampingi dengan sabar. Tekankan perbedaan yang kontras antara kerja tim dan kerja individu dalam belajar.
Baca Juga: 6 Kafe di Yogyakarta yang Nyaman dan Kondusif untuk Kerja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.