Tebak-tebakan merupakan persoalan yang belum menemukan titik terang sehingga biasa digunakan sebagai permainan untuk mengasah pikiran. Jika kamu terbiasa dengan tebak-tebakan dalam bahasa Indonesia, ternyata bahasa Jawa juga memiliki tebak-tebakan yang disebut wangsalan.
Wangsalan adalah kesusastraan Jawa yang berupa tebak-tebakan di mana jawabannya sudah disebutkan, tetapi secara samar-samar dalam kalimat pertanyaan. Wangsalan dapat berupa satu kalimat atau bisa berupa tembang yang terdiri dari dua bait, yaitu bait pertama berisi tebakan dan bait kedua berisi jawaban. Hal ini tidak boleh sembarangan sebab bait pertama dan kedua harus berkesinambungan.
Karya sastra yang termasuk dalam puisi Jawa ini terdiri dari tiga bagian, yakni tebakan dalam pertanyaan guna mencari jawaban, tebusan atau kata-kata yang memberi kode jawaban, dan batangan atau kata kunci dari jawaban pertanyaan bait pertama. Wangsalan sendiri berguna sebagai tebak-tebakan, sindiran, ataupun memberi nasihat yang merupakan warisan dari para ahli bahasa dan budaya Jawa.
Melansir dari buku Menggagas Pembelajaran Sastra Indonesia Pada Era Kelimpahan, Padmosoekotjo (1960) mengklasifikasikan wangsalan menjadi empat jenis, yaitu: