5 Hal yang Perlu Kamu Hindari saat Merawat Helm Motor, Jangan Keliru!

Helm merupakan salah satu perlengkapan berkendara yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keselamatan di jalan. Selain melindungi kepala dari benturan, helm juga membantu melindungi wajah dari debu, angin, serta paparan sinar matahari. Karena perannya yang vital, helm perlu dirawat secara rutin agar tetap bersih, nyaman digunakan, dan awet. Namun, masih banyak pengendara yang melakukan kesalahan tanpa disadari saat merawat helm, yang justru dapat memperpendek umur helm itu sendiri.
Perawatan helm yang tepat tidak hanya soal mencucinya secara berkala, tetapi juga memahami hal-hal yang sebaiknya dihindari. Setiap bahan penyusun helm memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari lapisan luar, busa pelindung, hingga tali pengikat. Kesalahan dalam penanganan bisa menyebabkan helm kehilangan kekuatannya atau tampak kusam dan tidak nyaman dipakai. Untuk memastikan helm selalu dalam kondisi terbaik, penting mengetahui apa saja yang tidak boleh dilakukan saat membersihkannya.
Supaya kamu tidak salah langkah, langsung saja simak kelima hal yang perlu kamu hindari saat merawat helm motor di bawah ini. Let’s scrolling!
1. Menggunakan deterjen atau sabun keras untuk mencuci helm

Kesalahan pertama yang sering dilakukan saat mencuci helm adalah menggunakan deterjen atau sabun rumah tangga yang bersifat keras. Banyak orang berpikir bahwa semakin kuat sabun yang digunakan, semakin bersih pula hasilnya. Padahal, bahan kimia yang terkandung dalam deterjen dapat merusak lapisan busa, lem perekat, dan kain pelapis bagian dalam helm. Akibatnya, busa bisa mengelupas atau menjadi kaku sehingga menurunkan kenyamanan saat dikenakan.
Cara terbaik untuk mencuci bagian dalam helm adalah dengan menggunakan sabun lembut atau cairan pembersih khusus helm yang memiliki pH netral. Sabun jenis ini dirancang agar aman untuk bahan busa dan kain pelapis. Jika tidak ada sabun khusus, bisa juga menggunakan sampo bayi yang lembut dan tidak mengandung bahan abrasif. Setelah dicuci, bilas hingga bersih dan pastikan tidak ada busa sabun yang tertinggal sebelum dikeringkan.
2. Menjemur helm langsung di bawah terik matahari

Menjemur helm di bawah sinar matahari langsung merupakan kebiasaan yang tampak wajar, tetapi sebenarnya berisiko tinggi. Paparan sinar ultraviolet dapat merusak lapisan luar helm yang terbuat dari bahan polycarbonate atau fiberglass. Warna helm bisa memudar, lapisannya menjadi rapuh, dan struktur pelindungnya kehilangan kekuatan. Selain itu, panas berlebih juga bisa merusak lem perekat di bagian dalam serta membuat busa menyusut dan berubah bentuk.
Sebaiknya, proses pengeringan helm dilakukan di tempat yang teduh dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Bisa menggunakan kipas angin atau meletakkannya di ruangan dengan ventilasi terbuka agar kering secara alami. Jika ingin mempercepat prosesnya, gunakan pengering rambut (hair dryer) dengan suhu rendah dan arahkan dari jarak yang aman. Metode pengeringan yang lembut seperti ini mampu menjaga kualitas bahan helm tanpa mengorbankan bentuk maupun warnanya.
3. Membersihkan visor dengan kain kasar atau tisu

Visor atau pelindung wajah pada helm berfungsi penting untuk menjaga pandangan tetap jelas saat berkendara. Namun, bagian ini sangat sensitif terhadap goresan. Kesalahan yang sering terjadi adalah membersihkan visor menggunakan kain kasar, tisu kering, atau bahkan menyekanya dalam keadaan kotor. Debu dan pasir yang menempel bisa menjadi partikel abrasif yang menggores permukaannya. Akibatnya, visor menjadi buram dan mengganggu pandangan, terutama ketika berkendara di malam hari.
Gunakan kain mikrofiber yang lembut dan bersih untuk membersihkan visor. Sebaiknya basahi terlebih dahulu dengan air atau cairan pembersih khusus agar kotoran terangkat tanpa meninggalkan goresan. Hindari pula penggunaan cairan berbahan alkohol karena dapat merusak lapisan pelindung anti-fog yang biasanya ada pada visor modern. Jika visor sudah terlalu buram, lebih baik menggantinya dengan yang baru daripada memaksakan untuk menggosok berulang kali.
4. Menyimpan helm di tempat yang lembap atau tertutup rapat

Kebiasaan lain yang sering dilakukan tanpa disadari adalah menyimpan helm di tempat lembap, seperti bagasi motor atau ruangan tanpa ventilasi. Kondisi lembap memicu pertumbuhan jamur dan bakteri, terutama pada bagian dalam helm yang sering terkena keringat. Bau tidak sedap akan muncul, dan bisa menyebabkan iritasi kulit kepala atau jerawat di dahi. Selain itu, kelembapan tinggi juga membuat busa menjadi cepat rusak dan lapisan kainnya mudah mengelupas.
Untuk menjaga helm tetap kering dan bebas dari jamur, sebaiknya simpan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Setelah digunakan, buka visor dan biarkan helm bernafas agar sisa keringat menguap. Bisa juga menggunakan pengharum khusus helm atau silica gel untuk menyerap kelembapan. Jika helm sering digunakan setiap hari, setidaknya seminggu sekali bersihkan bagian dalamnya dengan kain lembap dan jemur sebentar di tempat teduh agar tetap segar.
5. Menggunakan cairan pembersih tanpa memerhatikan kandungannya

Banyak orang yang memilih cara praktis dengan menyemprotkan cairan pembersih serbaguna untuk membersihkan helm. Cairan semacam ini memang dapat menghilangkan kotoran dengan cepat, tetapi tidak semuanya aman untuk bahan helm. Beberapa cairan mengandung alkohol, amonia, atau pelarut kimia yang keras. Kandungan tersebut bisa merusak permukaan cat helm, melunturkan warna, dan mengikis lapisan pelindung UV pada bagian luar. Jika sering digunakan, helm bisa tampak kusam dan kehilangan kilau aslinya.
Gunakan pembersih khusus yang diformulasikan untuk helm atau motor. Produk semacam ini umumnya memiliki kandungan yang lebih lembut dan aman untuk berbagai bahan helm. Jika tidak tersedia, campuran air hangat dengan sedikit sabun lembut bisa menjadi alternatif aman. Hindari juga penggunaan cairan berbasis pelarut seperti thinner atau acetone, karena dapat merusak struktur bahan helm secara permanen.
Perawatan helm motor memerlukan perhatian khusus agar tidak menimbulkan kerusakan yang justru menurunkan kualitas perlindungannya. Menghindari kelima kesalahan di atas adalah langkah awal untuk menjaga kondisi helm tetap optimal.


















