Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yuk, Belajar Bahasa Indonesia! 8 Kata Ini Sering Ditulis dengan Keliru

Unsplash/Kyle Gregory Devaras
Unsplash/Kyle Gregory Devaras

Meskipun kita berbicara dan menulis dengan bahasa Indonesia setiap harinya, beberapa kata masih sering diucapkan atau dituliskan secara keliru. Penggunaan kata yang kurang tepat tersebut memang dirasa wajar. Pasalnya, kesalahan itu dianggap remeh dan sering dilakukan oleh banyak orang sehingga sudah dianggap sebagai sebuah kewajaran.

Inilah delapan kata dalam bahasa Indonesia yang sering salah dalam penulisan dan pengucapannya. Apa saja, ya? Ayo, disimak!

1. Kata sekadar lebih sering ditulis sekedar

Freepik.com
Freepik.com

Apa kamu bingung membedakan antara kata sekadar dengan sekedar? Menurutmu, dari kedua kata tersebut, mana yang benar? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kata sekedar merupakan kata tidak baku dari kata sekadar.

Jadi, penggunaan kata yang tepat adalah sekadar, yang artinya seperlunya atau seadanya. Nah, Bagaimana? Semoga kamu sudah bisa menggunakan kata yang tepat dalam tulisan resmi kamu, ya!

2. Risiko adalah kata baku dari resiko

petercavanna.com
petercavanna.com

Resiko atau risiko, mana yang benar? Ada banyak orang yang sering mengucap atau menulis resiko. Padahal, kata resiko bukanlah kata yang baku. Menurut KBBI, kata resiko merupakan kata tidak baku dari kata risiko.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang benar adalah risiko. Memang terdengar agak mengagetkan, ya? Untuk lebih mudahnya, perlu kamu pahami bahwa risiko diambil dari kata bahasa Inggris risk, yakni akibat atau efek samping yang merugikan atau tidak menyenangkan dari sebuah tindakan tertentu.

3. Peduli atau perduli?

weightmanagementpsychology.com
weightmanagementpsychology.com

Peduli adalah kata yang baku dan tepat dibandingkan dengan kata perduli. Dalam KBBI, peduli berarti mengindahkan dan menghiraukan. Namun, sayangnya, ada banyak orang yang mengucap dan menulis perduli sebagai pengganti kata peduli, padahal perduli tidak pernah ada dalam kamus bahasa Indonesia.

Jika kata peduli diawali dan diakhiri dengan imbuhan, hasilnya adalah memedulikan, dipedulikan, kepedulian, dan sebagainya. Nah, rupanya perbedaan satu huruf saja bisa berakibat fatal bagi karya tulismu, bukan?

4. Kedengarannya sama, namun efektivitas adalah kata baku dari efektifitas

Unsplash/Green Chameleon
Unsplash/Green Chameleon

Kata efektif dapat diartikan manjur, berhasil, tepat guna, dan membawa hasil seperti yang diharapkan. Lalu, mana yang benar, efektifitas atau efektivitas? Kata yang tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah efektivitas yang artinya sejauh mana sesuatu dinilai efektif.

Kata efektivitas memang berasal dari kata efektif yang berakar pada kata asing, yakni effectivity. Memang terkadang pelafalan yang mirip akan mengakibatkan penulisan sebuah kata juga menjadi rancu, apalagi membandingkan antara huruf V dan F.

5. Antara utang dan hutang, mana yang benar?

Unsplash/Nick Morrison
Unsplash/Nick Morrison

Kita sering membaca dan mendengar istilah hutang, padahal kata hutang adalah kata yang tidak baku. KBBI dalam laman kemdikbud.go.id menuliskan bahwa kata yang baku adalah utang.

Arti dari kata utang adalah kewajiban yang belum dilaksanakan. Arti yang lain adalah uang yang dipinjam dari pihak lain. Jadi, jangan salah lagi dalam menulis kata utang, ya! Kamu tidak perlu menambahkan huruf H di depan kata utang.

6. Ijasah adalah kata yang tidak baku

Pixabay/StockSnap
Pixabay/StockSnap

Ijasah adalah kata tidak baku dari kata ijazah. Jadi, kata yang tepat dan baku adalah ijazah yang artinya surat tanda tamat belajar dari sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya.

Persoalan pelafalan mengenai kata ijazah memang kerap mendatangkan anggapan yang salah dalam penulisan. Dalam banyak kasus, huruf Z sering disalahartikan sebagai huruf S dalam sebuah penulisan kata berbahasa Indonesia.

7. Obyek atau objek?

everydaypower.com
everydaypower.com

Dalam bahasa Inggris, dikenal kata object yang artinya sesuatu yang bisa kita sentuh dan lihat, tetapi tidak termasuk di dalamnya hewan, tanaman, dan manusia. Nah, lewat kata asing itulah, muncul kata objek dalam bahasa Indonesia, yang dapat diartikan sebagai hal, perkara, dan benda-benda yang sedang ditunjuk atau diteliti.

Mengapa sering ditemukan kata obyek dalam sebuah tulisan? Itu karena pengucapan huruf J pada sebuah kata lokal yang diserap dari bahasa asing lebih sering dilafalkan sebagai huruf Y. Pada akhirnya, hal tersebut menimbulkan kesalahpahaman yang sulit untuk diubah.

8. Interprestasi lebih enak didengar, tapi ternyata bukan kata yang tepat

eatthis.com
eatthis.com

Kamu cukup menuliskan interpretasi sebagai kata yang baku untuk menggambarkan sebuah kesan, tafsiran, pandangan, atau pendapat mengenai suatu hal. Faktanya, kamu pasti sering mendengar kata interprestasi dibandingkan kata interpretasi.

Mungkin kesalahpahaman ini terjadi akibat kata prestasi yang memang ada dalam kamus bahasa Indonesia, sedangkan pretasi tidak ditemukan dalam kamus. Namun, secara harfiah, pengertian kata-kata tersebut saling tidak berkaitan satu sama lain. Jadi, mulai sekarang, gunakan kata interpretasi sebagai kata baku.

Itulah beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang masih sering salah dituliskan atau diucapkan. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kamu dalam berbahasa, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us