5 Sebab Tak Boleh Menuntut Kakak Selalu Lebih Dewasa daripada Adik

Sudah menjadi kebiasaan mayoritas orangtua untuk meminta anak yang lebih tua mengalah dalam segala hal pada adiknya. Bukan cuma tentang mainan melainkan juga perhatian orangtua.
Kakak pun sering harus membantu orangtua mengurus adik dan berbagai tugas rumah lainnya. Namun, apakah sikap seperti ini tepat? Yuk, kita simak pembahasan mengapa kakak sebaiknya tak diwajibkan untuk selalu lebih dewasa ketimbang adiknya.
1. Saat sama-sama masih kecil, kebutuhan mereka juga serupa

Akan berbeda kasusnya apabila jarak usia kakak dengan adik 10 tahun atau bahkan lebih. Jika begini, saat adik masih balita, kakak sudah remaja. Sehingga akan lebih mudah untuknya bersikap lebih dewasa daripada adiknya.
Namun, kalau kakak hanya berselisih usia tiga bahkan satu tahun dari adik, tentu keduanya masih anak-anak. Kita sebagai orangtua tak boleh meminta kakak terlalu cepat dewasa. Ia juga membutuhkan perhatian, ingin dimanja, dan sebagainya.
2. Agar kakak tak merasa kehilangan kasih sayang orangtua

Inilah yang akan terjadi apabila kita memaksa kakak untuk selalu lebih dewasa daripada adiknya. Sejak adiknya lahir, ia merasa tak bahagia lagi. Ia bahkan dapat berpikir kita hanya menyayangi adik.
Momen yang paling dibencinya ialah saat kita berlebihan dalam membela adik dan selalu menyalahkannya ketika adik menangis. Soalnya, belum tentu kakak yang bersalah. Akan tetapi, kita seperti tak peduli pada penjelasan dan kebenarannya.
3. Supaya adik juga tak selamanya kolokan

Dampak jangka panjang ini yang mungkin tak sempat kita pikirkan ketika selalu meminta kakak untuk bersikap lebih dewasa daripada adiknya. Selain akibat buruk pada kakak yang merasa dianaktirikan, adik pun tak terbebas dari bahaya, lho.
Sangat mungkin ia justru menjadi tetap kolokan sampai masa dewasanya. Padahal, seharusnya ia belajar mandiri dan tegar dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Tanpa sadar, kita telah mencetaknya menjadi pribadi yang rapuh.
4. Jangan sampai kakak membenci adik

Bukan menakut-nakuti, tetapi hal ini bisa saja terjadi. Anak yang lebih tua tak hanya membenci kita yang dipandangnya bersikap tidak adil, melainkan juga membenci adiknya. Pikirnya, seandainya adik tak lahir, kasih sayang kita padanya gak akan berubah.
Beberapa anak yang mengalami ini dapat sampai kerap mengatakan hal tersebut langsung pada adiknya. Tentu lama-kelamaan adiknya pun bakal merasa tidak nyaman dan berpikir kakak sangat membencinya.
5. Biar adik juga mampu memberikan support saat kakak ada masalah

Hanya karena usia kakak lebih tua, bukan berarti ia tidak bisa merasa bingung, sedih, dan tertekan saat berhadapan dengan masalah-masalah berat. Ini berlaku di sepanjang hidupnya dan sama seperti semua orang, ia membutuhkan support dari orang-orang terdekat.
Pada saat seperti ini, belum tentu kita ada di sisinya. Entah semata-mata karena kesibukan atau bahkan kita telah meninggal dunia. Di titik inilah, peran adik yang tak kolokan amat dibutuhkan untuk membantu kakak menghadapi masalahnya.
Setelah menyimak lima uraian di atas, mari kita belajar untuk mengurangi tuntutan agar kakak cepat mendewasakan dirinya. Biarkan ia juga menikmati masa kecil yang telah menjadi haknya.
Jangan malah seolah-olah dirinya yang harus bertanggung jawab atas lahirnya adik. Nanti kehidupannya dipenuhi kesedihan! Kasihan, kan?