5 Alasan Tahun Ajaran Baru Tepat Buat Buka Celengan, Anak Senang!

Intinya sih...
Anak melihat kedisiplinannya dalam menabung
Isi celengan bisa untuk self reward
Anak kehilangan semangat jika celengan terlalu lama tidak dibuka
Di antara berbagai kesibukan orangtua bertepatan dengan tahun ajaran baru, ada satu kegiatan yang menarik sekali. Khususnya untuk anak-anak. Yaitu, membuka celengan. Sekalipun celengan sebetulnya dapat dibuka kapan saja, momen tahun ajaran baru paling pas.
Baik celengan anak cuma ada sebuah tapi besar atau beberapa dan kecil-kecil mending dibuka seluruhnya. Kegiatan ini menyenangkan sekali bagi mereka. Seperti saat kamu dahulu juga melakukannya di hari libur. Namun, lantaran anak masih cenderung kurang berhati-hati termasuk dalam penggunaan uang, lakukan kegiatan bongkar celengan dengan pendampingan.
Minggu pagi bisa dipilih karena meski ini simpel buat orang dewasa, anak biasanya suka berlama-lama menghitung isi celengannya. Berikut alasan untuk tidak terus menundanya.
1. Supaya anak melihat langsung buah kedisiplinannya dalam setahun
Celengan anak umumnya diisi dari uang saku yang disisihkan setiap hari. Awalnya, ia tentu tidak mengerti kenapa uang sakunya gak boleh dihabiskan. Malah harus ada uang yang disisakan dan dimasukkan ke celengan. Pasti ada momen anak malas sekali melakukannya.
Namun, ia tetap berusaha mendisiplinkan diri sesuai dengan ajaranmu. Setahun sudah berlalu. Sekarang waktunya dirimu mengajak anak melihat sendiri hasil kerja kerasnya.
Gak mudah buat anak membatasi keinginan jajannya demi bisa tetap menabung. Dengan dia membongkar celengan, ia menjadi tahu bahwa kedisiplinannya tidak sia-sia. Walaupun anak cuma menabung dari sisa uang jajan, rasanya sekarang dia kaya sekali.
2. Isi celengan bisa untuk self reward
Bukan hanya orang yang sudah bekerja yang sesekali perlu menghadiahi diri. Anak pun boleh melakukannya untuk beberapa alasan. Pertama, reward atas kesediaannya mematuhi nasihat orangtua agar menabung. Kedua, hadiah buat jerih payahnya menahan godaan jajan sebanyak teman-temannya.
Ketiga, anak tentu punya keinginan yang bila semuanya dilimpahkan ke orangtua malah memberatkanmu. Misalnya, ia ingin membeli mainan yang cukup mahal. Uang hasil menabung itu dapat digunakan.
Bila pun uangnya belum cukup, dirimu tinggal menambahi kekurangannya. Ada rasa senang yang lebih besar saat anak merasa mampu menghadiahi dirinya sendiri. Masuk sekolah nanti, dia bakal bercerita pada kawan-kawannya tentang perjuangannya menabung dan apa yang berhasil dibelinya.
3. Celengan terlalu lama tidak dibuka, anak kehilangan semangat
Kemampuan anak menahan diri belum sebaik orang dewasa. Anak gampang bosan dan gak sabaran. Ia terbilang hebat tidak meminta celengannya dibongkar dalam beberapa bulan saja. Namun, kalau kamu memintanya kembali menahan diri sampai tahun depan misalnya, nanti malah semangatnya menabung turun.
Anak perlu tahu berapa banyak uang yang berhasil dikumpulkannya selama ini. Dari situ bakal tumbuh keinginan untuk menabung lebih banyak lagi. Supaya ketika celengannya kembali dibuka tahun depan, hasilnya lebih memuaskan.
Bayangkan urusan membuka celengan ini seperti waktu gajianmu. Seandainya bos menunda pembayaran gaji pasti dirimu sudah uring-uringan. Semangat kerja pun auto turun. Anak juga sama. Sebagian motivasinya menabung ada di dalam celengan tersebut.
4. Celengan siap dipakai lagi begitu anak masuk sekolah
Banyak orang membongkar celengan sampai membuatnya rusak dan gak bisa digunakan lagi. Biasanya ini terjadi apabila model celengannya memang cuma dapat dibongkar dengan dipecahkan atau dirobek memakai pisau. Namun, alangkah baiknya bila celengan dapat digunakan berulang.
Ini artinya, celengan yang sudah diisi sampai penuh dalam setahun perlu dibuka. Uangnya tak harus dipakai sekarang apalagi dihabiskan jika anak belum punya rencana apa-apa. Uang logam dan kertas pecahan kecil dapat ditukar dengan uang nominal besar.
Lalu uangnya dititipkan dalam rekeningmu. Jangan lupa catat uang titipan anak ini dengan rapi supaya tak malah digunakan olehmu. Celengan yang sudah kosong siap dipakai kembali begitu anak bersekolah lagi dan mendapat uang jajan.
5. Celengan orangtua juga bisa dipecah sebab kebutuhan lagi banyak
Walaupun anak-anak yang paling sering dibiasakan agar menabung, boleh jadi kamu dan pasangan juga punya celengan masing-masing. Atau, celengan kalian menjadi satu dan berukuran lebih besar. Kalian mengisinya kapan pun ada uang receh di dompet atau pakai aturan nominal tertentu.
Bersamaan dengan anak membuka celengannya, kalian pun dapat melakukan hal yang sama. Meski kalian juga menabung di bank, isi celengan lumayan buat menambah anggaran kebutuhan tahun ajaran baru. Terlebih jika tahun ini ada anak yang akan masuk sekolah.
Kebutuhannya pasti bermacam-macam. Semua perlengkapan sekolahnya mesti dibeli. Belum berbagai biaya pendaftaran sekolah yang pasti tak murah. Meski kalian hanya menabung uang receh, bila terkumpul segalon penuh tentu lumayan.
Celengan kalau terlalu lama tidak dibuka malah kondisi uangnya dikhawatirkan sudah kurang baik. Terutama untuk uang kertas yang gampang lusuh dan robek. Yuk, agendakan untuk membuka celengan masing-masing bareng anak dan pasangan.