Momen memiliki anak adalah perasaan yang sangat luar biasa. Orangtua sudah pasti akan selalu menunjukkan kasih sayangnya dengan banyak hal, dan salah satunya adalah dengan mencium anak.
Alih-alih pada pipi atau kening anak, tak jarang orangtua juga mencium bibir anak. Namun, ternyata mencium bibir memiliki dampak yang kurang baik untuk tumbuh kembangnya.
Tak hanya perihal kebiasaan, tetapi juga ada alasan lain untuk tak mencium di bibir anak. Simak lima alasannya sebagai berikut!
Seperti yang kita ketahui, bahwa berciuman di bibir adalah salah satu kegiatan intim yang dilakukan oleh pasangan. Hal ini dilakukan oleh orang dewasa untuk menunjukkan keintiman dan kedekatan emosional.
Tak jarang, ada nafsu yang terbangun karena otak melepaskan perasaan bahagia atau dopamin. Oleh karenanya, sebaiknya ini tak dikenalkan pada anak karena seperti mengenalkan romantisme sedari dini.
Mulut adalah salah satu pintu masuk ke dalam tubuh. Tak hanya makanan dan minuman, tetapi juga pintu masuk bagi bakteri. Sudah tentu berciuman bibir akan membuat pertukaran bakteri di dalam mulut melalui air liur.
Secara tidak sadar, orangtua yang mencium anaknya telah memberikan peluang untuk masuknya bakteri tersebut. Mikroba di mulut sangat banyak jumlahnya dan sangat membahayakan terutama karena kekebalan tubuh anak belum sekuat orang dewasa.
Jika sudah dibiasakan sejak dini, berciuman di bibir akan menjadi hal yang dianggap biasa dan normal oleh anak. Sehingga, jangan heran jika dia bisa melakukannya hal yang sama pada siapa saja, bahkan mungkin orang asing.
Anak tak mengenal batasan mana yang boleh dan tak boleh dilakukan untuk menunjukkan kasih sayang. Maka, sebaiknya tak melakukan ciuman di bibir karena itu bisa tertanam dalam mindset anak sebagai hal yang wajar. Jika ingin menunjukkan kasih sayang cukup dengan mencium kening atau pipi anak saja.
Sebagai orangtua, kita harus bisa menjelaskan tentang batasan privasi pada tubuh anak. Antara mana yang boleh dipegang, ditunjukkan atau dilakukan. Dengan tidak mencium di bibir, orangtua telah mengajarkan bahwa mulut adalah bagian dari tubuh yang privasi.
Seperti halnya juga kemaluan pada setiap orang. Sehingga, baiknya dikenalkan bahwa mulut juga termasuk bagian tubuh yang harus diberi batasan. Dengan mencium bibir anak, akan menunjukkan bahwa itu adalah bagian tubuh terbuka yang bisa diakses oleh orang lain tanpa masalah.
Tak dapat dimungkiri bahwa budaya memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan seseorang. Di belahan dunia lain, mungkin menganggap berciuman di bibir sebagai hal yang sangat lumrah, tetapi tidak dengan kebudayaan timur.
Dimana mencium pada bibir sering dianggap tabu, sehingga akan jarang terlihat ada orang yang berciuman di tempat terbuka. Jika orangtua membiasakan hal yang bertentangan dengan budaya, tentu anak akan mendapatkan masalah nantinya. Seperti halnya menjadi bahan perbincangan orang lain.
Mengajarkan batasan pada anak memang penting dan harus dikenalkan sejak dini. Agar mereka bisa memahami bahwa tak semua yang dilakukan orangtua bisa dilakukan kepada orang lain.