Berurusan dengan mertua bisa terasa seperti berjalan di atas tali: satu langkah terlalu keras, hubungan jadi tegang; satu langkah terlalu lembut, kamu bisa kehilangan pijakan. Di tengah dinamika pernikahan yang sudah cukup menuntut, ketegangan dengan mertua sering menjadi pemicu stres tambahan yang menyelinap tanpa kita sadari. Hubungan yang seharusnya menjadi perpanjangan keluarga, malah bisa berubah menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan bijak. Emosi kita, jika tidak dikendalikan, akan memperburuk keadaan dan memperjauh kemungkinan membangun kedekatan yang sehat.
Namun, bukan berarti kamu harus tunduk atau menghindar terus-menerus. Kunci dari semua ini adalah mengelola emosi dengan cerdas, bukan dengan menekan atau meledakkannya. Mengelola emosi bukan hanya soal menahan diri, tapi juga soal menciptakan ruang batin yang sehat agar kamu bisa tetap waras dan bijak dalam menghadapi situasi yang sulit. Berikut lima cara yang bisa membantumu menjaga keseimbangan hati dan pikiran saat hubungan dengan mertua mulai memburuk.