5 Fakta Risky Play, Kenapa Anak Perlu dan Jangan Dilarang Melakukannya

Sebagai orangtua, kamu pasti khawatir kalau melihat anakmu bermain memanjat, naik turun tangga, atau bermain dengan alat-alat yang berbahaya. Namun sebisa mungkin, jangan dilarang ya. Semakin dilarang, anak akan semakin penasaran dan mencobai. Malah lebih bahaya jika anak melakukannya tanpa pengawasan orangtua.
Dalam perkembangan dunia anak yang dilansir CBC, permainan seperti ini disebut risky play (permainan berisiko). Sebenarnya permainan yang seperti ini bisa membantu perkembangan motorik kasar anak lho. Berikut fakta mengenai risky play, permainan yang murah meriah tapi banyak keuntungannya.
1. Definisi risky play
Dr. Mariana Brussoni, profesor di University of British Columbia dalam dokumenter CBC yang berjudul Nature of Things - The Power of Play mengatakan, risky play adalah permainan berisiko di mana kamu sebagai orangtua mempercayai anak bisa dan mampu mengendalikan situasi 'berbahaya' di sekitarnya. Dengan kata lain, jika biasanya orangtua menjauhkan anak dari permainan yang dirasa bisa melukai dirinya. Kali ini orangtua diminta diam dan hanya mengawasi ketika anak bermain.
Risky play merupakan mainan paling sederhana yang tidak perlu memerlukan biaya apapun. Cukup bebaskan anak di alam, biarkan anak bermain dengan memanjat pohon, berlari sepuasnya, dan sebagainya. Dari permainan ini, anak akan belajar yang namanya risiko, misalnya kalau dia lari cepat bisa saja jatuh. Belajar mengenali risiko sejak usia dini akan membuat anak mudah menilai dan mengelola berbagai situasi.
Risky play juga tidak terbatas oleh gender apapun, anak cowok cewek siapapun bisa melakukannya. Jadi sebagai orangtua, jangan terbiasa mengeluarkan kalimat "ayo anak cewek itu harusnya duduk diam." Itu salah, biarkan anak cewek juga ikut bermain bola dan lari-lari. Lagipula, dengan menggerakkan badan anak juga anak lebih sehat dan lebih tenang (minim tantrum) ketika di dalam rumah lho.