5 Kekeliruan Orangtua yang Bikin Anak Gak Pede, Hentikan!

Menjadi orangtua tidaklah cukup hanya sekadar memastikan si kecil terpenuhi kebutuhan dasar serta pendidikannya. Ada kebutuhan emosional yang juga wajib dipenuhi orangtua.

Kurang terlibat dalam pola asuh anak, misalnya dengan alasan sibuk sehingga anak kerap dibiarkan atau mengandalkan nanny semata, dapat memengaruhi self-esteem yang ia miliki. Anak merasa gak cukup berharga untuk mendapat perhatian dan waktumu, sehingga nantinya ia menjadi rendah diri.

Perkataan yang diniatkan bercanda seperti, “Anak siapa, sih, nih, hidungnya pesek banget?” tanpa sadar bisa meninggalkan luka masa kecil, lho. Bagi anak, orangtua adalah role model penting untuknya, sehingga apa pun yang kamu katakan atau perbuat akan selalu ia percaya.

Kendati bercanda, hindari mengolok-olok atau mengucapkan sesuatu yang sifatnya negatif. Walau gak berniat buruk sama sekali, tetap saja anak jadi 'kena mental'. Oleh sebab itu, mulai sekarang berhenti menjadikan anak olok-olok, ya!

“Sudah mama duga, kamu, tuh, kalau disuruh sesuatu gak pernah melakukannya dengan benar”

Please, jangan pernah menjadi peramal yang buruk bagi anak sendiri. Kamu pun dulu gak tiba-tiba langsung besar dan bisa melakukan sesuatu, kan? Oleh sebab itu, sangat gak adil bila hasil yang ditunjukkan anak dibandingkan dengan standar orang dewasa.

Lewat belajarlah seseorang jadi bisa. Lewat kegagalan berulang kali seorang amatir berubah jadi ahli. Maka dari itu, biarkan anak gagal sejak dini agar di kemudian hari dia mampu jadi anak yang percaya diri dan selalu meraih keberhasilan. Bukankah itu yang kamu harapkan sebagai orangtua?

Orang dewasa aja kalau dikritik di depan publik malunya bukan kepalang. Maka, anak kecil pun sama akan merasakan hal itu juga bila kamu mengkritiknya di depan umum.

Usia mereka yang masih kecil serta masih sangat tergantung pada orangtua kerap membuat perasaan anak kecil diremehkan. Dianggap gak mengerti atau gak berpengaruh apa-apa ketika diperlakukan dengan tidak hormat.

Padahal, justru di usia dini inilah masa penyerapan maksimal seorang anak. Jika ia dihargai akan mendorongnya jadi anak percaya diri. Sebaliknya, sering dipermalukan dan dihina akan menjadikannya anak yang rendah diri.

“Kamu gak bisa beli itu, nak, soalnya mama papa gak punya uang”

Kalimat di atas sekilas seperti gak ada masalah. Tapi, sebenarnya ucapan seperti itu tanpa sadar telah menanamkan victim mentality pada anak.

Alih-alih berkata demikian, kamu bisa lakukan tindakan yang lebih positif. Misalnya dengan mengajak anak berhemat dan menabung atau mencari cara menyenangkan bagi anak untuk menambah penghasilan.

Aksi demikian dapat melatih mental anak bahwa apa pun kondisi yang terjadi, ia tetap memegang kendali atas nasibnya. Hal tersebut akan menanamkan kepercayaan diri anak bahwa ia bebas mengambil pilihan dalam hidup, bukan pasrah saja dengan keadaan.

Anak yang tumbuh dengan percaya diri berpeluang memiliki masa depan yang lebih baik. Itu sebabnya sebagai orangtua kamu perlu menghindari kesalahan-kesalahan tadi karena bisa bikin anak jadi gak pede!