Semakin dewasa, semakin banyak perubahan yang terjadi pada kita. Selain fisik sikap kita pun mengalami perubahan. Mungkin kamu yang pemalu sejak kecil, menjadi lebih percaya diri ketika dewasa. Atau yang tadinya lebih suka di rumah saja, sekarang banyak main di luar.
Begitupun dengan sikap kita kepada orangtua. Entah sadar atau tidak, ada beberapa sikapmu yang diam-diam bisa menyakiti hati mereka. Pikirmu itu wajar, tapi sesungguhnya melukai hati mereka. Ini dia lima di antaranya.
Seiring bertambah besar, kamu mulai menemukan dunia sendiri. Misalnya main bersama teman-teman atau komunitas. Waktumu habis untuk mereka dan tanpa sadar kamu jadi mengabaikan orangtua.
Ya, kamu memang sudah dewasa. Tapi, tak juga malah asyik dengan dunia sendiri. Ada orangtua yang menunggumu di rumah. Yang merasa kehilangan karena anaknya lebih suka di main luar daripada berkumpul dengan keluarga.
Kamu yang telah dewasa, tidak boleh menganggap nasihat orangtua sebagai omong kosong belaka. Jangan merasa lebih pintar karena kamu hidup di zaman yang berbeda.
Selama masih menjadi anak mereka, selama itu juga kamu menjadi tanggung jawab orang tua. Ketika kamu melakukan kesalahan, orangtua berusaha memberikan nasihat supaya kamu tak salah mengambil langkah. Mereka ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
Pernahkah kamu pikirkan bagaimana terlukanya perasaan seorang ibu saat anaknya berteriak dengan suara yang lantang kepadanya?
Pikirmu itu pertengkaran biasa, tapi tidak dengan ibu. Dalam hatinya, ia terluka walau di depanmu selalu berkata baik-baik saja. Bagaimana bisa anak yang dikandungnya, separuh dari darah dan jiwanya melukai perasaannya begitu dalam.
Ayah memang sosok yang keras. Garis wajahnya tegas dan sikapnya sangat kaku. Tapi, percayalah kasih sayang ayah tak kalah besar dengan milik Ibu.
Saat kamu berbuat onar, kamu membuat lubang kecewa pada hatinya. Padahal keinginan ayahmu sangat sederhana, supaya anaknya berguna dan bisa menjaga nama baik keluarga.
Namun saat yang kamu lakukan malah sebaliknya, diam-diam ayah akan menyalahkan dirinya sendiri. Ia pun berpikir, apa yang salah dengan didikannya sehingga kamu berada dalam lingkungan yang salah.
Sesibuk apa pun kamu, pastikan selalu memberi kabar pada orang tua. Setidaknya, biarkan mereka tahu anaknya baik-baik saja.
Hati orang tua mana yang tak kalut saat tidak tahu apa-apa tentang anaknya. Kamu tetaplah buah hatinya, titipan yang Maha Kuasa yang selalu mereka lindungi keberadaannya.
Kamu mengira semua sikap tadi sangat sepele. Tapi tidak dengan orang tua. Mereka bisa terluka dan kecewa saat kamu melakukannya.