Kegiatan mengusik orang lain atau bullying (perundungan) kerap terjadi di mana saja, terutama di lingkungan sekolah. Saat anak mulai menceritakan tentang bully yang ia alami di sekolah, orangtua harus tanggap.
Jangan sampai orangtua tidak peduli terhadap perundungan yang anak alami di sekolah. Biar gak salah kaprah, berikut ini 5 sikap orangtua saat anak mengalami bullying di sekolah.
Sebagai orangtua yang peduli terhadap anaknya, maka sudah seharusnya orangtua bersikap tanggap apabila anak bercerita hal yang tidak mengenakkan di sekolah. Saat anak mengisahkan tentang perlakukan bully yang ia alami, maka orangtua jangan segan untuk menanyakan kondisi anak saat itu.
Bisa jadi anak sudah trauma dan depresi dengan bully yang ia dapatkan dari lingkungannya. Untuk itu, orangtua harus hadir sebagai pihak yang dapat menenangkan kondisi anak saat ia merasa tertekan oleh lingkungannya.
Setelah anak merasa nyaman untuk bercerita kepada orangtuanya terkait perundungan yang ia terima, maka cobalah untuk banyak menggali informasi terkait perundungan yang anak terima. Minta anak untuk menjelaskan perlakuan bully apa saja yang ia terima selama berada di sekolah.
Ketika anak mulai menjabarkan satu-satu perlakuan bully yang ia alami, maka orangtua sebaiknya mendengarkan dengan tenang tanpa banyak memotong pembicaraannya.
Bully yang diterima anak tentu meninggalkan bekas atau luka di hatinya, hal ini pun dapat membuat anak berselimut trauma. Untuk itu sebagai orangtua, jangan biarkan anak menghadapi sendiri trauma yang ia dapatkan dari perlakuan bully.
Bantulah mereka agar bisa bangkit dari trauma, caranya bisa dengan menghibur hati mereka dan buat mereka nyaman sehingga anak tidak merasa terpojok saat menjadi korban perundungan.
Biasanya perlakukan bullying kerap tidak diketahui oleh pihak sekolah. Hal ini bisa terjadi jika bully dilakukan secara tertutup sehingga pihak sekolah kecolongan tentang kegiatan ini. Untuk itu, jika anak menjadi korban bully dan ia membagikan cerita pilunya kepada orangtua, maka sudah seharusnya orangtua memberitahu pihak sekolah terkait perlakuan buruk tersebut.
Dengan begitu pihak sekolah bisa mengambil langkah tanggap terkait kasus bully yang terjadi. Jika hal ini dibiarkan dan pihak sekolah tidak tahu-menahu terkait bully yang diterima anak, anak akan semakin tertekan dan bisa saja bully dari teman-temannya akan senantiasa menghampiri.
Apabila anak mengalami trauma berat akibat bully yang ia dapatkan, maka orangtua perlu mempertimbangkan untuk memindahkan anak ke lingkungan sekolah yang lain. Ini penting sebab anak bisa mengalami trauma berkepanjangan apabila ia masih berada di lingkungan yang sama. Adapun sebelum memutuskan untuk pindah sekolah, tanyakan kembali kepada anak untuk mendapat masukan terkait kriteria sekolah yang ia inginkan.
Demikianlah 5 sikap yang bisa orangtua ambil apabila mengetahui anak terkena bully di sekolah. Jadilah orangtua yang peduli dan tanggap terhadap apapun yang dihadapi anak dalam kehidupannya.
Jangan pernah bosan menjadi teman mereka bercerita dan berkeluh kesah, sebab dengan begitu orangtua akan semakin paham apa yang terjadi dan dibutuhkan oleh anak.