5 Spiritual Habit yang Perlu Diajarkan pada Anak, Penting!

Mengajarkan kebiasaan spiritual kepada anak sejak dini menjadi investasi penting untuk membangun karakter dan nilai-nilai hidup di masa depan. Spiritual habit tidak hanya menjadi bekal untuk memperkuat moral, tetapi juga membantu anak-anak memahami arti ketenangan batin, rasa syukur, dan empati terhadap sesama.
Pertumbuhan spiritual sama pentingnya dengan perkembangan intelektual dan emosional. Dengan menanamkan fondasi spiritual yang kuat, anak dapat belajar untuk menghargai dirinya sendiri, orang lain, dan dunia di sekitarnya. Maka, inilah spiritual habit yang orangtua bisa ajarkan kepada anak-anaknya.
1. Rasa syukur (gratitude)

Konsep psikologi dari rasa syukur menjadikan emosi yang lebih tinggi yang berhubungan dengan moralitas. Manfaat dari praktik rasa syukur sangat luas, terlepas dari ideologi agama apapun. Bersyukur (gratitude) termasuk seni berterima kasih dan spiritual habit yang perlu diajarkan pada anak.
Rasa syukur ibarat sinar matahari yang membuat segalanya tumbuh. Mengajarkan anak-anak untuk menghargai hal-hal kecil, mulai dari pelukan orangtua, hingga mainan favorit mereka, dapat membantu anak-anak fokus pada hal-hal positif.
Jadikan ini sebagai kebiasaan harian. Misalnya, pada saat sebelum makan, dorong anak-anak untuk menyebutkan satu hal yang mereka syukuri. Ini bisa berupa kalimat apapun, seperti "Aku bersyukur untuk makanan hari ini" atau "Aku bersyukur untuk waktu bermain hari ini". Hati yang penuh rasa syukur adalah dasar untuk hidup yang penuh kebahagiaan.
2. Kebaikan (kindness)

Kebaikan termasuk dalam spiritual habit yang perlu diajarkan pada anak, dan dapat berupa tindakan kecil namun memiliki dampak besar. Kebaikan (kindness) itu menular, dan anak-anak adalah pembawa pesan yang sempurna untuk kebiasaan spiritual ini. Ajarkan kepada anak bahwa setiap tindakan kebaikan kecil, entah itu membantu teman atau memungut sampah, memiliki efek yang meluas.
Dorong anak-anak untuk melakukan satu hal baik setiap hari, seperti memberi pujian kepada seseorang, membuka pintu untuk orang lain, atau berbagi mainan. Orangtua akan terkejut melihat betapa kuatnya kata atau tindakan baik, terutama dalam dunia anak-anak.
Menurut penelitian Dr. Emma Seppala, direktur science di Stanford University’s Center for Compassion, spiritualitas membuat orang cenderung melakukan praktik-praktik kebaikan. Mengutip dari laman Positive Psychology, sebagai contoh, orang dengan spiritualitas lebih mungkin untuk menjadi relawan atau menyumbang untuk orang miskin.
Buka pikiran anak-anak terhadap fakta bahwa setiap orang mengalami hidup yang berbeda. Pengalaman ini akan membentuk pandangan mereka sendiri. Ketika tidak yakin bagaimana harus bereaksi terhadap orang lain, anak-anak akan selalu pilih empati dan kebaikan.
3. Kehadiran diri (mindfulness)

Dalam dunia penuh distraksi, mindfulness menjadi spiritual habit yang perlu diajarkan pada anak. Ini adalah kemampuan untuk fokus pada momen saat ini dan benar-benar merasakan hidup. Ajarkan anak-anal tentang teknik mindfulness sederhana. Ini bisa dimulai dari latihan pernapasan dalam, memperhatikan indera, atau meluangkan waktu untuk mengamati alam.
Entah itu merasakan angin di wajah mereka atau mendengarkan suara burung berkicau, mindfulness membantu anak-anak terhubung dengan dunia di sekitar mereka dengan cara yang tenang dan terpusat. Ajarkan anak-anak untuk melihat keilahian dalam dunia di sekitar mereka dengan menghormati dan merawat alam. Kegiatan seperti menanam pohon atau menikmati jalan-jalan di luar ruangan juga dapat memperkuat kebiasaan ini.
"Memperhatikan dengan cermat keselarasan dalam hidup kita, misalnya, orang yang membantu kita di saat sulit, dapat menyentuh pengetahuan batin kita yang mendalam. Kesadaran spiritual juga dapat dialami melalui doa lama dari masa kecil, meditasi, atau bahkan menghabiskan waktu di alam," ujar Lisa Miller, PhD, profesor psikologi dan edukasi di Columbia University, Teachers College, dan founder dari Spirituality, Mind, Body Institute (SMBI), melansir laman Parents.
4. Pengampunan (forgiveness)

Spiritual habit yang perlu diajarkan pada anak lainnya yaitu tentang kekuatan pengampunan (forgiveness). Forgiveness sebagai pelepasan dendam adalah salah satu kebiasaan spiritual terpenting yang bisa mereka pelajari. Memendam amarah dan dendam hanya akan menjadi beban bagi anak-anak nantinya.
Tunjukkan bahwa memaafkan orang lain, dan diri sendiri, merupakan cara untuk meringankan hati. Ajarkan anak-anak untuk meminta maaf ketika mereka salah dan memberikan maaf saat orang lain berbuat kesalahan. Hati yang penuh pengampunan menciptakan ruang untuk cinta, penyembuhan, dan kedamaian.
Sementara itu, ajarkan juga anak-anak untuk berdoa. Berdoa membantu orang menemukan kenyamanan dengan membantu mereka menghadapi emosi sulit, mendorong pengampunan, dan mengarah pada hubungan yang lebih sehat.
5. Belas kasih (compassion)

Spiritualitas alami anak-anak dan remaja dapat didorong dan dikembangkan melalui langkah-langkah seperti meditasi, doa, atau berjalan-jalan panjang di alam yang dapat membangkitkan rasa transendensi. Orangtua dapat menunjukkan dukungan dan menjadi contoh sifat-sifat seperti peduli terhadap orang lain, empati, atau optimisme.
Belas kasih (compassion) juga merupakan spiritual habit yang perlu diajarkan pada anak Belas kasih yaitu tentang memahami perasaan orang lain dan menunjukkan empati. Bantu anak-anak untuk mengenali saat seseorang sedang sedih atau mengalami kesulitan, dan ajarkan mereka untuk merespons dengan kebaikan dan pengertian.
Hal ini bisa sesederhana menghibur teman yang sedang sedih atau menawarkan bantuan saat seseorang terjatuh. Belas kasih tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga mendorong anak-anak untuk berpikir melampaui diri mereka sendiri dan peduli terhadap orang lain.
Itulah beberapa spiritual habit yang perlu diajarkan pada anak. Menjadi aspek penting dalam kehidupan, spiritual habit menghasilkan dampak positif pada ketenangan batin anak dan juga orangtua, hingga membawa kedamaian pada kehidupan. Apakah kamu sudah mengajarkan spiritualitas pada anak-anak?