5 Tips Atasi Cemburu Anak Lebih Dekat dengan Pengasuh, Bukan Salah Dia

Keputusan untuk menggunakan jasa pengasuh anak biasanya diambil oleh pasangan suami istri yang bekerja. Walaupun ada tempat penitipan anak, tingginya kesibukan dan seringnya mereka harus pulang malam atau pergi ke luar kota membuat pengasuh anak lebih tepat. Ia bisa diminta menjaga anak kapan saja, tidak terbatas dari pagi sampai sore.
Namun, pasutri yang tidak semuanya bekerja juga bisa tetap mempekerjakan pengasuh untuk mengurangi kelelahan mereka. Apalagi dengan makin bertambahnya jumlah anak. Daripada orangtua yang bertugas mengasuh anak-anak stres lebih baik ada pengasuh yang membantu.
Di banyak keluarga, pengasuh anak tidak dibedakan dengan ART. Tergantung kesepakatan antara kamu dengan pengasuh atau ART tersebut. Meski keberadaannya amat menolong, lambat laun bisa saja dirimu dan pasangan merasa cemburu melihat kedekatan anak dengan pengasuhnya. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut lima tipsnya.
1. Lebih meluangkan waktu untuk bersama anak

Anak berusia di bawah tiga tahun sangat mudah lekat dengan siapa pun yang setiap hari mengasuhnya. Maka tak heran apabila anakmu lengket bukan main dengan pengasuh yang sepanjang hari mengurusnya. Dari mandi, makan, bermain, sampai menemaninya tidur.
Ketika anak sakit, ia tidur lebih nyenyak di pelukan pengasuh. Bisa dibilang pengasuh menjadi sumber rasa amannya. Jika kecemburuanmu terhadap kedekatan mereka mendorongmu untuk cepat-cepat memberhentikan pengasuh, anak malah sedih sekali bahkan tantrum.
Gunakan pendekatan yang lebih halus untuk memperoleh perhatian anak. Kamu dan pasangan mesti sama-sama kompak meluangkan waktu buat anak. Bahkan bermain bersama pengasuh juga supaya anak tidak panik harus dipisahkan darinya.
Usahakan setiap hari kalian punya waktu khusus bareng anak seperti memandikan dan menyuapinya sebelum berangkat ke kantor. Juga nanti malam menemaninya bermain sebentar lalu mengantarnya tidur. Dengan begini, anak masih merasakan kehadiran kalian di samping pengasuh yang setia menjaganya.
2. Kenali lebih dalam karakter dan latar belakang keluarga pengasuh

Tingginya kelekatan anak pada pengasuhnya satu sisi merupakan hal yang baik. Ini membuatmu dan pasangan dapat fokus bekerja. Di sisi lain, kedekatan mereka juga bisa berpotensi bahaya apabila pengasuh ternyata punya niat yang kurang baik.
Bukannya berburuk sangka, tapi kewaspadaan kalian sebagai orangtua harus tetap ada. Jangan asal memercayakan anak pada orang lain. Teruslah berusaha mengenali sifat-sifat pengasuh dan lakukan pendekatan ke keluarganya di mana pun.
Kamu bisa sesekali menelepon orangtua atau pasangan pengasuh untuk menjalin tali silaturahmi. Lebih baik lagi apabila dirimu serta pasangan beberapa kali berkunjung langsung ke rumahnya. Jika baik sifat maupun latar belakang keluarganya terlihat aman, kalian pun lebih tenang.
3. Belajar dari kemampuan pengasuh menangani anak

Walaupun kelihatannya anak menurut sekali pada pengasuhnya, kenyataannya tidak semudah ini untuk menanganinya. Pasti ada saatnya anak susah diatur, rewel terus, bahkan jelas-jelas memberontak. Tapi dengan makin lengketnya mereka berarti pengasuh berhasil mengambil hati anak.
Kamu dan pasangan mesti mengakui dan mengapresiasi kerja pengasuh. Kalian sendiri belum tentu mampu menangani anak dengan sebaik itu saat pengasuh libur. Amati cara pengasuh memberikan instruksi pada anak, kesabarannya, sekaligus ketegasannya ketika anak mulai berbuat semaunya.
Belajar dari keahlian pengasuh menangani anak penting karena tidak selamanya kamu akan mempekerjakannya. Jangan sampai saat kalian tidak lagi menggunakan jasa pengasuh malah kewalahan dalam mengendalikan perilaku anak. Nanti baik orangtua maupun anak menjadi sama stresnya dan saling meneriaki.
4. Mengembangkan pikiran positif atas kedekatan mereka

Orangtua memang punya naluri untuk menjaga anak dari segala potensi bahaya. Namun, waspadai pula kecemburuan yang bisa bikin kamu lebih mudah berpikiran buruk terhadap pengasuh. Seperti ia hendak merebut anak darimu. Padahal bila pengasuh tidak bisa mendekati anak, pekerjaannya pun terancam.
Kamu jadi punya alasan untuk menggantinya dengan pengasuh yang lain. Jangan membuat pengasuh yang telah bekerja dengan baik menjadi serba salah. Waspada tetap perlu tapi kalau gak ada bukti kuat atas kecurigaanmu, utamakan pikiran positif saja.
Dengan lekatnya anak pada pengasuh artinya ia merasa nyaman bersamanya. Ada orang dewasa yang mampu menjaga serta mengarahkan anak dengan baik juga keuntungan besar untuk orangtua. Seiring bertambahnya masa kerja pengasuh, anggaplah ia sebagai anggota keluargamu supaya hubungan kalian lebih menyenangkan.
5. Komitmen dengan pasangan untuk tidak saling menyalahkan

Masalah juga bisa muncul di antara kamu dengan pasangan akibat cemburu melihat kedekatan anak bersama pengasuh. Kalian saling menyalahkan tentang ide mempekerjakan pengasuh. Bahkan kalian saling memaksa meninggalkan pekerjaan supaya anak kembali dekat dengan orangtua.
Pertengkaran di antara kalian sama sekali tidak berguna. Hanya karena perasaan cemburu, kalian menutup mata bahwa anak tumbuh dan berkembang baik-baik saja di bawah pengawasan pengasuh. Kalian dapat bekerja dengan lancar sehingga bisa mempersiapkan pendidikan anak sampai jauh ke masa depan.
Pun anak bukannya membenci kalian. Dia cuma lebih lengket dengan pengasuhnya saat pengasuh di rumah. Ia tidak lupa siapa orangtuanya dan sedikit banyak tahu bahwa kalian bekerja untuknya. Anak juga menyayangi kalian meski kurang ekspresif karena tidak sedekat dengan pengasuhnya.
Selama orangtua tetap berusaha menjaga ikatan dengan anak, gak ada yang salah dari keputusan kalian memercayakan anak pada pengasuh. Melihat anak bisa tertawa-tawa, memeluk pengasuhnya dengan penuh kasih sayang, dan menuruti perkataannya memang bisa bikin kamu baper. Anak gak sesantai itu ketika bersamamu dan pasangan. Ia juga kerap mengeyel saat dinasihati.
Namun, sikapi dengan bijaksana. Baik anak maupun pengasuhnya tidak bersalah. Kamu dan pasangan pun tak perlu mengambil tindakan gegabah seperti mengakhiri kebersamaan mereka. Cukup kalian berintrospeksi dan menyeimbangkan kembali berbagai kesibukan di luar rumah dengan peran sebagai orangtua.