Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi botol susu (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi botol susu (freepik.com/rawpixel.com)

Intinya sih...

  • Pilih botol susu yang bebas BPA dan tahan terhadap panas, terutama jika berbahan plastik.
  • Pastikan botol susu memiliki label sertifikasi standar keamanan dari lembaga terpercaya.
  • Pilih dot dengan fitur antikolik dan aliran air susu yang sesuai dengan usia anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, kegiatan menyusui dilakukan oleh orang tua sejak anak baru lahir. Selain menyusui dengan metode secara langsung dari payudara ibu, pemberian air susu biasanya dilakukan melalui botol susu.

Namun, tidak semua botol susu yang dijual di pasaran aman digunakan oleh anak. Ada kriteria yang patut dipertimbangkan ketika memilih botol susu. Ini tips memilih botol susu yang baik untuk anak.

1. Cermati bahan dasar botol susu

Ilustrasi bayi minum susu dari botol (freepik.com/KamranAydinov)

Botol susu yang dijual di pasaran terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti kaca, plastik, silikon, ada juga yang berbahan lateks. Pilihlah botol susu yang sudah bebas BPA dan tahan terhadap panas sehingga aman ketika akan disterilisasi.

Botol susu berbahan plastik banyak dipilih orang tua karena memiliki banyak kelebihan, yaitu ringan, kuat, dan tidak mudah pecah. Jika ingin memilih botol susu berbahan plastik, pilihlah botol susu plastik dengan bahan dasar plastik PP atau PPSU, karena kedua bahan tersebut sudah bebas BPA dan tahan terhadap panas.

2. Cek sertifikasi keamanan

Ilustrasi botol susu bayi (pexels.com/Burst)

Pastikan botol susu memiliki label sertifikasi standar keamanan dari lembaga terpercaya yang menjamin botol susu telah lulus uji terlebih dahulu sehingga aman digunakan. 

Pilih botol susu dengan label food grade dan pastikan tidak mengandung bahan kimia yang dapat larut dalam susu seperti cat atau pelapis yang memiliki kemungkinan untuk mengelupas secara berkala. 

3. Perhatian bentuk dot

Ilustrasi dot botol susu (unsplash.com/jaye_haych)

Pilih dot dengan fitur antikolik, biasanya ditandai dengan adanya lubang ventilasi di dalam dot yang berfungsi agar tidak ada udara yang tertelan saat anak meminum susu. 

Bentuk dot yang tepat juga dapat membantu perkembangan mulut dan susunan gigi anak, pilihlah dot orthodontic dengan tekstur yang lentur dan lembut sehingga mirip dengan bentuk puting ibu. Bentuk dot ini juga bisa mencegah bayi baru lahir supaya tidak bingung puting.

4. Sesuaikan aliran dot dengan usia anak

Ilustrasi anak sedang minum susu melalui botol susu (unsplash.com/Lucy Wolski)

Kecepatan aliran air susu yang keluar dari dot harus disesuaikan dengan kemampuan anak dalam mengisap dan menelan air susu. Penggunaan dot dengan lubang aliran yang tidak sesuai usia dapat menyebabkan anak tersedak dan membahayakan pernapasan anak ketika sedang meminum susu.

Pilihlah aliran lambat untuk bayi baru lahir sampai tiga bulan, aliran sedang cocok untuk bayi usia empat bulan sampai enam bulan, dan untuk bayi tujuh bulan ke atas dapat memilih dot dengan aliran lebih cepat karena kemampuan mengisapnya sudah lebih baik.

5. Tentukan ukuran dan bentuk botol

Ilustrasi botol susu (pexels.com/Mart Production)

Sesuaikan ukuran botol berdasarkan keperluan anak, botol dengan ukuran 50 ml sampai 180 ml bisa digunakan untuk bayi baru lahir sampai usia enam bulan, 250 ml sampai 330 ml bisa digunakan sampai usia anak enam bulan ke atas. 

Untuk bayi yang sudah bisa menggenggam botol sendiri, pilih desain botol yang mudah untuk di pegang bayi, ringan, dan tidak mudah tumpah atau menetes. 

Demi kesehatan anak, memilih botol susu yang baik tidak boleh sembarangan. Semoga tips di atas dapat membantu untuk memilih botol susu yang tepat dengan bahan yang berkualitas, aman, dan nyaman digunakan anak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorResti Wu