5 Tips Mendidik Anak Bersikap Jujur Sejak Dini

Anak adalah peniru yang andal. Oleh karena itu, jika orangtua menginginkan anak bersikap jujur, maka mereka pun juga harus membiasakan jujur dan tidak suka berbohong, dalam hal sekecil apapun. Mereka juga tidak boleh membenarkan kejujuran untuk hal yang baik, karena pada hakekatnya kebohongan hanya akan meninggalkan kerugian.

Orangtua harus mengupayakan untuk menjadi panutan yang baik untuk buah hati mereka dengan menerapkan kebiasaan berkata dan bersikap jujur. Mereka juga bisa memberikan contoh sederhana yang bisa membuat anak mengerti dan memahami pentingnya kejujuran.

Anak-anak masih belum benar-benar memahami bagaimana bersikap jujur karena mereka masih suka memakai imajinasinya untuk bercerita. Agar anak tahu mengetahui dan memahami yang nyata dan tidak, maka orangtua sebaiknya menjelaskan perbedaan antara kejujuran dan kebohongan.

Saat anak bercerita, orangtua bisa membantu untuk mengarahkan imajinasinya supaya anak dapat membedakan apakah cerita itu merupakan sebuah imajinasi atau kenyataan. Selain itu, orangtua harus memberikan penjelasan pada anak bahwa berbohong adalah perilaku buruk yang tidak boleh dilakukan, terutama untuk terhindar dari hukuman.

Jika anak tidak jujur agar terhindar dari masalah, supaya memperoleh apa yang ia mau, atau karena sedang dalam keadaan emosi, maka orangtua disarankan untuk tidak langsung marah. Misalnya saja, ketika anak berkata kalau ia telah selesai belajar, padahal belum, maka orangtua bisa menunjukkan pada anak bahwa orangtua selalu tahu jika anak sedang berbohong.

Orangtua bisa mengatakan pada si kecil "Oh, ya? Lalu kenapa ada banyak soal yang belum selesai dikerjakan? Ingat ya, tadi Kakak sudah berjanji untuk menyelesaikan PR sebelum bermain, kan?”

Sesudah anak menepati janjinya, orangtua bisa mendekati anak dan memberikan penjelasan padanya bahwa berbohong itu adalah tindakan yang tidak baik. Tegur dengan baik-baik supaya anak bisa memahami apa yang ingin orangtua sampaikan.

Pola pikir anak bisa dibentuk sejak ia masih kecil. Orangtua bisa memberikan pengajaran pada anak bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. Begitu pun saat ia memilih untuk tidak jujur, akan ada konsekuensi yang akan ia dapatkan.

Misalnya saja orangtua akan memberikan teguran atau bahkan hukuman jika memang anak melewati batas. Namun, hukuman ini tidak serta merta memarahi anak dengan membentaknya atau memukulnya, orangtua bisa memberikan hukuman seperti membantu orangtua membersihkan mainannya yang berantakan atau melarang anak untuk menonton TV sementara waktu.

Jika anak sudah mengetahui bahwa ia salah dengan tindakannya, maka orangtua menenangkan anak dengan tidak takut berkata jujur dan menjelaskan bahwa jujur adalah tindakan yang baik dan akan memberikan manfaat pada kehidupan si anak.

Orangtua harus menerima bahwa anak melakukan kesalahan dan mungkin mengira bahwa berbohong akan menghindarkannya dari hukuman. Oleh sebab itu, ketika anak telah berkata jujur, maka orangtua perlu untuk menghargai kejujurannya supaya ia terbiasa untuk berkata jujur karena ia tidak merasa takut.

Rasa cinta, kasih, dan penerimaan orangtua pada anak menjadikannya mulai merasa memiliki tanggung jawab atas kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Oleh karena itu, kemungkinan anak untuk melakukan kebohongan menjadi lebih kecil bila mengetahui mereka tak akan dihakimi atas kesalahannya.

Lima tips di atas semoga bisa membantu para orang untuk mendidik dan membiasakan anak untuk bersikap jujur. Namun, orangtua juga tetap menjelaskannya dengan sabar dan pelan-pelan, ya! Selamat mencoba!