ilustrasi pertemanan anak remaja (pexels.com/Anna Shvets)
Anak remaja biasanya cenderung membentuk kelompok pertemanan atau geng tersendiri, baik itu di lingkungan sekolah ataupun di rumah. Memilih teman yang satu frekuensi dengan kita memang menyenangkan karena akan ada banyak kesamaan dan mungkin meminimalisir terjadinya konflik dalam hubungan pertemanan akibat perbedaan pendapat.
Namun, sebagai orangtua penting untuk mengajarkan anak remaja bahwa menjalin pertemanan dengan orang lain tidak boleh pilih-pilih. Jika memilih yang dimaksud bertujuan agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah, misalnya tidak berteman dengan anak yang suka bolos sekolah atau sering berkata kasar, itu boleh saja.
Akan tetapi, apabila memilih teman karena melihat perbedaan dari segi fisik, seperti warna kulit, bentuk mata, dan jenis rambut, maka itu patut untuk dihindari. Perlu diketahui bahwa dunia ini penuh dengan perbedaan. Untuk itu, penting mengajarkan anak agar saling mencintai satu sama lain.
O’Donnell menekankan supaya anak memahami bahwa mereka tidak harus tergabung dalam kelompok pertemanan tertentu untuk bisa bahagia. Jika anak memang merasa tidak nyaman dengan kelompok pertemanannya saat ini dan menemukan teman yang lebih cocok serta lebih baik baginya, maka jelaskan padanya bahwa tidak apa-apa keluar dari pertemanan tersebut. Karena yang terpenting adalah bagaimana anak bisa berteman baik dengan orang lain tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain.
“Teman tidak harus berasal dari satu kelompok sosial saja, tetapi siapa saja bisa menjadi teman,” jelas O’Donnell.