6 Tips agar Anak Mudah Mendapatkan Teman Baru di Sekolah

Masa pandemik yang panjang serta kebijakan sekolah daring bukannya tak berdampak pada anak. Utamanya, dalam kaitannya dengan kemampuan anak bersosialisasi. Lebih khususnya lagi, untuk anak-anak yang tahun ini masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Hampir semua murid di sekolah barunya terasa asing bagi anak. Hal ini tidak dapat dipandang sebelah mata oleh orangtua karena bisa menjadi sumber stres bagi anak. Ia kesulitan menjalin pertemanan baru di sekolah.
Lantas, apa yang dapat orangtua lakukan untuk membantu anak melalui masa-masa penyesuaian diri ini serta mengembalikan kemampuan anak dalam bersosialisasi? Cobalah melakukan keenam hal ini sambil bertukar cerita dengan para orangtua murid. Barangkali anak mereka juga mengalami hal serupa.
1. Jauhkan anak dari smartphone ketika bersama teman-temannya

Setelah sekitar dua tahun anak begitu lekat dengan smartphone karena harus menggunakannya buat mengikuti sekolah daring, waktunya mengubah kebiasaan. Orangtua perlu mengembalikan aturan pembatasan anak menggunakan smartphone setelah sekolah luring kembali dimulai.
Banyak sekolah barangkali melarang anak membawa HP. Selain supaya anak fokus dalam mengikuti pelajaran, ini juga membantu anak agar lebih mudah bersosialisasi dengan teman. Jika pun sekolah tidak melarang, orangtualah yang harus memberi tahu anak.
Minta anak menyimpan smartphone-nya selama masih ada kegiatan lain yang bisa dilakukannya dan teman untuk disapa atau diajak bicara. Gunakan smartphone hanya untuk menghubungi orangtua buat dijemput atau memesan ojek online untuk mengantarnya pulang.
2. Dorong anak agar luwes berteman dengan murid laki-laki maupun perempuan

Anak laki-laki biasanya berteman dengan sesamanya. Begitu pula sebaliknya dengan anak perempuan. Akan tetapi, terlalu pemilih soal jenis kelamin teman juga bisa menjadi masalah yang menyulitkan anak mendapatkan kawan baru.
Oleh sebab itu, sejak di rumah orangtua perlu terus memberi tahu anak bahwa berteman boleh dengan laki-laki maupun perempuan. Anak tak perlu ragu buat mengajak berkenalan teman lawan jenis atau menanggapi percakapan yang dimulainya. Jangan sampai anak hanya menjawab sepatah atau dua patah kata bila teman yang mendekati berjenis kelamin berbeda.
3. Nasihati anak tentang pentingnya saling membantu dengan teman

Anak yang lebih mudah mendapatkan teman baru di sekolah umumnya menunjukkan jiwa yang lebih penolong. Dengan kepedulian yang tinggi pada orang lain, calon teman baru mudah menyukainya. Hal-hal sederhana seperti membantu teman yang kerepotan membawa buku atau meminjaminya alat tulis mampu menjadi awal pertemanan.
Begitu pula berbagi bekal. Ini artinya, orangtua perlu menekankan pada anak supaya ia tidak terlalu egois dan pelit. Tawarkan bantuan pada teman bahkan sebelum dia memintanya. Jika rasa pengertian anak terhadap murid-murid lain telah tumbuh, mudah buatnya diterima dalam lingkaran pergaulan.
4. Tenangkan anak bahwa ia tidak perlu akrab dengan semua orang di minggu pertama

Pertemanan merupakan sebuah proses. Anak tak perlu akrab dengan seisi kelas dalam minggu-minggu awal. Terpenting, anak punya semangat untuk mengenal serta perlahan-lahan menjalin pertemanan dengan mereka.
Adalah wajar apabila untuk minggu pertama, anak hanya dekat dengan teman sebangku dan satu atau dua teman lainnya. Jelaskan pada anak bahwa proses pertemanan terus berlanjut. Seiring waktu, anak akan makin dekat dengan teman-temannya yang lain.
5. Nasihati anak agar tak menyombongkan diri

Tipe teman yang disukai semua orang ialah yang memiliki sifat rendah hati. Maka dari itu, selalu ingatkan anak agar tidak menyombongkan apa pun dari dirinya. Entah prestasinya di jenjang pendidikan sebelumnya, pekerjaan orangtua, maupun barang-barang mahal yang dimilikinya.
Bila anak bersikap rendah hati, teman-temannya menjadi percaya diri buat mendekatinya. Sebaliknya kalau ia suka menyombongkan diri, teman yang mau mendekati pasti hanya yang merasa setara dengannya. Atau justru mereka juga enggan karena menganggap anak sebagai saingan.
6. Dorong anak buat belajar kelompok di dalam maupun luar sekolah

Membiasakan belajar kelompok akan menjadi awal yang baik untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi bahkan bekerja sama dengan teman. Ajari anak buat menggunakan sebagian waktu istirahatnya untuk belajar kelompok.
Jika ada banyak PR atau tugas yang sulit, beri anak ide buat mengundang beberapa temannya ke rumah dan mengerjakannya bersama. Dari kebiasaan belajar kelompok, mereka bakal makin nyaman satu sama lain dan terdorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain bersama. Misalnya, pergi main dan berolahraga.
Kesulitan anak dalam menjalin pertemanan yang baru dapat menurunkan semangat dan fokus belajarnya. Namun, tergesa-gesa membicarakannya dengan guru atau wali kelas juga boleh jadi cuma bikin anak malu. Coba dulu membantu anak dengan keenam tips di atas dan pantau perkembangannya.