Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal baru atau ide-ide baru. Banyak orang yang berasumsi bahwa kreativitas merupakan bakat bawaan anak sejak lahir. Namun faktanya, kreativitas merupakan suatu skill tambahan yang dimiliki seorang anak yang dapat dilatih serta dikembangkan sejak anak usia dini.
Pelatihan kreativitas anak sejak dini akan membantunya ketika dewasa nanti. Berikut 6 hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu daya kembang dan kreativitas anak sejak dini :
Pembunuhan kreativitas seorang anak akan terjadi jika orangtuanya hanya berfokus pada hasil akhir. Hasil akhir akan menuntun anak pada pola pikir umum. Hal ini hanya akan membuat kreativitas anak terkunci dan tidak berkembang.
Padahal jika orangtua membiarkan anaknya untuk mempraktikkan semua ide-idenya dalam proses maka otak anak akan terlatih untuk berpikir sendiri. Ini juga akan membuat otak anak dan kecerdasannya lebih cepat berkembang. Jadi peran orangtua di sini seharusnya adalah membantu anak untuk menikmati prosesnya.
Setiap individu itu berbeda. Begitupula daya pikirnya. Anak usia dini daya pikirnya masih terbatas. Pelatihan daya pikir dan kreativitas anak usia dini dapat dilakukan dengan cara komunikasi intensif antara orangtua dan anak.
Komunikasi ini akan terjadi jika orangtua mendengarkan dan menanggapi apa yang anak sampaikan. Ketika anak menyampaikan ide nya, orangtua dapat menanyakan apa yang dia lakukan, apa alasannya, atau pun cerita apa yang ingin disampaikan anak. Saat anak menjelaskan, orangtua harus mendengarkan dan memberi tanggapan.
Hal ini akan melatih kemampuan anak dalam berbicara dan menggali pemikirannya secara lebih dalam. Orangtua juga harus menghargai setiap pemikiran anak. Jangan meremehkan atau merendahkan pemikiran mereka.
Anak tidak akan bisa diam tanpa melakukan apa-apa ketika orangtuanya sedang tidak bisa diajak bermain. Itulah gunanya mainan. Orangtua harus menyediakan mainan untuk variasi bermain anak.
Namun tidak semua mainan dapat melatih kreativitas anak usia dini. Sebisa mungkin orangtua meminimalisir pemberian mainan yang menggunakan batu baterai. Pilihlah mainan yang banyak memberikan manfaat untuk anak. Zaman sekarang sudah banyak toko mainan yang ditujukan untuk anak usia tertentu beserta manfaat mainan tersebut.
Ruangan bermain memiliki fungsi yang penting untuk anak berkreativitas. Dengan adanya ruang bermain anak akan memiliki kebebasan untuk berekspresi. Anak usia dini akan gemar untuk mencoret segala hal. Sehingga orangtua harus menyediakan fasilitas coret mencoret seperti papan tulis.
Tanamkan kepada anak bahwa ia dapat melepaskan kreativitasnya selama ia bermain diruangannya dan pada tempatnya. Orangtua juga bisa mengajarkan anak untuk bertanggungjawab sejak dini, dengan cara mewajibkan anak membereskan mainan yang dia gunakan ketika sudah selesai dipakai.
Kegagalan memiliki makna yang berbeda dengan kesalahan. Dalam prosesnya anak akan mencoba berbagai hal. Tidak jarang mereka akan melakukan kesalahan dan gagal. Namun sebagai orangtua kita harus menanamkan kepada anak bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya.
Dan jika melakukan kesalahan bukan berarti mereka gagal. Karena sikap takut gagal nantinya dapat menghambat kreativitas anak dan akan membuat anak takut untuk melakukan sesuatu karna takut salah. Peran orangtua adalah mengajarkan anak untuk belajar dari kesalahan dan kegagalannya. Lalu memetik makna di baliknya.
Teknologi sangat berperan penting dalam proses tumbuh kembang, daya pikir, dan kreativitas anak di jaman sekarang ini. Akses internet yang sudah sangat masif dan acara TV yang tidak terkontrol sajiannya banyak memberikan dampak negatif untuk anak. Sehingga peran orangtua dalam mengontrol penggunaan TV dan internet memegang peranan penting.
Kesenangan anak menonton TV dengan tayangan tidak mendidik dapat dialihkan ke buku, bermain dengan anak seusianya, atau pun games. Orangtua harus dapat mengajarkan anak mencintai dan menikmati membaca sejak dini. Bersosialisasi dan bermain dengan anak seusianya juga penting. Selain itu dapat juga divariasikan dengan games kreatif.
Orangtua harus dapat menjadi fasilitator dan contoh bagi anaknya. Sebagai fasilitator, bukan berarti orangtua memberikan kebebasan tanpa batas kepada anak. Kebebasan yang diberikan ini harus selalu dikontrol dan direvisi jika dirasa kurang tepat.