Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ayah berdiri di samping anak yang sedang belajar
ilustrasi ayah berdiri di samping anak yang sedang belajar (pexels.com/Annushka Ahuja)

Intinya sih...

  • Ciptakan rutinitas harian yang konsisten untuk memberi anak perasaan aman dan membantu mereka belajar fokus.

  • Batasi distraksi di sekitar anak dengan menciptakan lingkungan tenang dan minim gangguan saat anak perlu fokus.

  • Gunakan instruksi yang sederhana dan jelas serta beri waktu istirahat cukup di tengah aktivitas untuk membantu anak mengelola fokusnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengasuh anak yang mudah terdistraksi memang butuh pendekatan khusus. Mereka cenderung cepat bosan, sulit menyelesaikan tugas, dan sering berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Tapi di balik tantangan itu, ada potensi besar yang bisa diasah dengan cara yang tepat.

Kuncinya bukan pada kontrol berlebihan, melainkan pada dukungan yang konsisten dan penuh pengertian. Saat anak merasa dipahami, mereka akan lebih terbuka untuk belajar mengelola fokusnya. Yuk, simak strategi parenting yang bisa kamu coba di rumah.

1. Ciptakan rutinitas harian yang konsisten

Ilustrasi papan aturan sederhana di rumah untuk anak (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Anak yang sulit fokus biasanya merasa lebih tenang saat punya rutinitas yang jelas. Jadwal harian yang terstruktur membantu mereka tahu apa yang akan terjadi dan kapan harus melakukannya. Ini bisa mengurangi rasa bingung dan membuat mereka lebih siap menghadapi aktivitas.

Kamu bisa mulai dari hal sederhana seperti waktu bangun, makan, belajar, dan bermain yang konsisten setiap hari. Rutinitas yang stabil memberi rasa aman dan membantu anak membentuk kebiasaan positif. Semakin konsisten jadwalnya, semakin mudah anak belajar fokus.

2. Batasi distraksi di sekitar anak

ilustrasi meja belajar warna putih (freepik.com)

Lingkungan yang terlalu ramai atau penuh stimulus bisa membuat anak makin sulit berkonsentrasi. Suara TV, gadget, atau mainan yang berserakan bisa mengalihkan perhatian mereka dari tugas utama. Penting untuk menciptakan ruang yang tenang saat anak perlu fokus.

Kamu bisa siapkan sudut belajar khusus dengan pencahayaan cukup dan minim gangguan. Menurut pakar parenting dari Kanal Psikologi UGM, pengaturan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemampuan fokus anak. Lingkungan yang mendukung bisa jadi pondasi penting dalam proses belajar mereka.

3. Gunakan instruksi yang sederhana dan jelas

ilustrasi belajar bersama orang tua (pexels.com/Annushka Ahuja)

Anak yang sulit fokus sering kali kesulitan memahami instruksi yang panjang atau rumit. Gunakan kalimat pendek dan langsung, seperti “rapikan mainan sekarang” atau “ambil buku di rak”. Hindari memberi terlalu banyak arahan sekaligus agar mereka tidak kewalahan.

Kamu juga bisa menggunakan bantuan visual seperti gambar atau daftar tugas sederhana. Anak akan lebih mudah mengikuti jika instruksi disampaikan dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Komunikasi yang efektif bisa jadi kunci agar anak lebih responsif.

4. Beri waktu istirahat yang cukup di tengah aktivitas

ilustrasi anak sedang tidur (freepik.com/freepik)

Memaksa anak untuk fokus terlalu lama justru bisa membuat mereka semakin tidak produktif. Anak butuh jeda untuk mengatur ulang energi dan perhatian mereka. Beri waktu istirahat singkat di antara sesi belajar atau tugas rumah.

Kamu bisa ajak anak melakukan peregangan ringan, minum air, atau sekadar duduk santai selama beberapa menit. Menurut studi dari Semantics Scholar, jeda yang teratur membantu anak memulihkan konsentrasi dan mengurangi stres. Ritme yang seimbang membuat anak lebih siap untuk kembali fokus.

5. Apresiasi usaha, bukan hanya hasil

Ilustrasi ibu peluk anak (pexels.com/Arina Krasnikova)

Anak yang sulit fokus sering kali butuh dorongan ekstra untuk tetap termotivasi. Jangan hanya menilai dari hasil akhir, tapi beri apresiasi atas usaha mereka. Misalnya, puji saat mereka mencoba menyelesaikan tugas meski belum sempurna.

Apresiasi yang tulus bisa membangun rasa percaya diri dan membuat anak merasa dihargai. Menurut psikolog anak, motivasi internal tumbuh saat anak merasa prosesnya diakui. Dukungan seperti ini bisa jadi bahan bakar untuk fokus yang lebih baik ke depannya.

6. Libatkan anak dalam aktivitas yang mereka sukai

ilustrasi bermain musik bersama orang tua (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak akan lebih mudah fokus saat melakukan hal yang mereka minati. Cari tahu aktivitas yang membuat mereka antusias, seperti menggambar, bermain musik, atau menyusun puzzle. Gunakan minat ini sebagai pintu masuk untuk melatih konsentrasi secara bertahap.

Kamu bisa menyisipkan elemen belajar dalam aktivitas favorit mereka agar tetap produktif. Pendekatan berbasis minat membuat anak lebih terlibat dan tidak cepat bosan. Fokus bukan soal paksaan, tapi soal menemukan cara yang sesuai dengan karakter anak.

Mengasuh anak yang sulit fokus memang butuh kesabaran, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan strategi yang tepat dan pendekatan yang penuh empati, kamu bisa membantu mereka tumbuh jadi pribadi yang lebih terarah dan percaya diri. Fokus bukan soal bakat, tapi soal proses yang terus diasah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team