Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Anak-anak Mudah Terinfeksi Penyakit saat Musim Hujan?

ilustrasi anak sedang sakit
ilustrasi anak sedang sakit (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Sistem imun anak belum stabil saat musim hujan, membuat mereka rentan terhadap flu dan batuk.
  • Lingkungan lembap memperbesar risiko tertular penyakit, menjaga kebersihan lingkungan sangat penting.
  • Pola makan anak berubah saat cuaca dingin, mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga aktivitas fisik menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim hujan sering dianggap membawa suasana sejuk dan nyaman, tapi bagi banyak orang tua, ini justru masa penuh kekhawatiran. Saat hujan turun hampir setiap hari, anak-anak cenderung lebih mudah terserang penyakit. Mulai dari flu, batuk, hingga infeksi kulit, semua terasa datang bergantian. Kondisi ini bukan sekadar kebetulan, tapi ada alasan yang cukup logis di baliknya.

Banyak faktor yang saling berkaitan mulai dari imunitas, lingkungan, hingga kebiasaan sehari-hari. Di sisi lain, perubahan cuaca juga memengaruhi cara tubuh anak beradaptasi. Berikut penjelasan lebih detail tentang penyebab anak-anak mudah terinfeksi penyakit saat musim hujan dan apa yang sebenarnya terjadi di baliknya.

1. Sistem imun anak belum sepenuhnya stabil

ilustrasi anak sedang sakit
ilustrasi anak sedang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tubuh anak memang masih dalam tahap belajar untuk mengenali dan melawan berbagai jenis kuman. Artinya, sistem imun mereka belum sekuat orang dewasa dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan cuaca ekstrem. Ketika musim hujan datang, kondisi lembap dan dingin membuat tubuh harus bekerja lebih keras menjaga kestabilan suhu. Hal ini bisa menurunkan efektivitas sistem imun, terutama jika anak kurang istirahat atau asupan gizinya tidak seimbang.

Banyak orang tua sering mengira anak sakit karena kehujanan, padahal penyebab utamanya ada pada penurunan daya tahan tubuh. Saat sistem imun menurun, virus yang tadinya tidak berbahaya bisa dengan mudah berkembang biak. Itu sebabnya flu dan batuk sering muncul berulang kali di musim hujan. Di fase ini, menjaga kualitas tidur dan asupan nutrisi jauh lebih penting dibanding hanya melarang anak bermain di luar.

2. Lingkungan lembap jadi tempat ideal kuman berkembang

ilustrasi anak-anak memandang keluar jendela saat sedang hujan
ilustrasi anak-anak memandang keluar jendela saat sedang hujan (pexels.com/Juan Pablo Serrano)

Udara lembap membuat bakteri dan virus bertahan lebih lama di permukaan benda. Bayangkan anak yang sering memegang meja sekolah, mainan, atau gagang pintu tanpa sempat mencuci tangan. Di musim hujan, kebiasaan kecil seperti ini bisa memperbesar risiko tertular penyakit. Kuman yang menempel di tangan kemudian berpindah ke mulut atau hidung, memicu infeksi pernapasan maupun pencernaan.

Selain itu, pakaian dan sepatu yang basah karena hujan bisa menjadi sarang jamur jika tidak segera dikeringkan. Anak-anak yang aktif bermain kadang tidak sadar bahwa keringat bercampur lembap juga bisa memicu biang keringat atau ruam kulit. Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan barang pribadi anak tetap kering adalah langkah sederhana, tapi sangat efektif mencegah penyakit musiman.

3. Pola makan anak sering berubah saat cuaca dingin

ilustrasi seorang anak sedang makan
ilustrasi seorang anak sedang makan (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Saat udara terasa dingin, nafsu makan anak bisa berubah. Ada yang justru lebih sering ingin camilan hangat, tapi lupa makan utama, ada juga yang menolak sayur atau buah karena merasa tidak selera. Padahal, di musim hujan tubuh butuh lebih banyak asupan bergizi untuk mempertahankan energi dan imun. Jika anak lebih sering mengonsumsi makanan tinggi gula atau gorengan, tubuh justru makin mudah terpapar virus.

Orang tua kadang fokus pada “anak harus kenyang”, tanpa memperhatikan kualitas makanan. Padahal, pilihan makanan berlemak tinggi bisa membuat pencernaan bekerja lebih berat, sementara vitamin dan mineral yang mendukung daya tahan tubuh malah berkurang. Mengatur pola makan seimbang, dengan tambahan buah kaya vitamin C atau sup hangat, bisa membantu tubuh anak tetap fit tanpa harus mengandalkan obat.

4. Aktivitas fisik berkurang akibat cuaca yang tidak mendukung

ilustrasi anak-anak bermain gawai
ilustrasi anak-anak bermain gawai (pexels.com/Jessica Lewis 🦋 thepaintedsquare)

Musim hujan sering membatasi ruang gerak anak. Biasanya mereka bermain di luar, tapi kini lebih banyak duduk di rumah sambil menonton TV atau bermain gadget. Padahal, kurangnya aktivitas fisik bisa menurunkan metabolisme tubuh. Saat metabolisme menurun, sistem imun pun melemah, sehingga tubuh jadi lebih mudah terserang infeksi.

Selain itu, tubuh anak yang terbiasa aktif butuh cara lain untuk menyalurkan energi. Ketika mereka terlalu lama diam, suasana hati bisa ikut menurun, memengaruhi keseimbangan hormon dan stres ringan. Stres pada anak bukan hanya soal emosi tapi juga bisa berdampak langsung pada kesehatan fisik. Memberi ruang bagi aktivitas ringan di dalam rumah, seperti yoga anak atau permainan gerak sederhana, bisa membantu menjaga kebugaran selama musim hujan.

5. Paparan matahari berkurang, produksi vitamin D menurun

ilustrasi anak-anak memandang keluar jendela saat sedang hujan
ilustrasi anak-anak memandang keluar jendela saat sedang hujan (pexels.com/CK Seng)

Vitamin D berperan penting dalam menjaga sistem imun dan kesehatan tulang anak. Sayangnya, musim hujan membuat paparan sinar matahari berkurang drastis. Tubuh jadi kesulitan memproduksi vitamin D secara alami, dan ini bisa memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh. Akibatnya, anak lebih mudah terserang infeksi, terutama flu dan penyakit pernapasan.

Kondisi ini sering luput dari perhatian karena dianggap sepele. Padahal, efeknya nyata dan bisa berlangsung lama jika tidak diimbangi dengan sumber vitamin D dari makanan seperti ikan, telur, dan susu. Mengajak anak berjemur di pagi hari saat matahari muncul sesekali tetap penting, meski hanya beberapa menit. Langkah kecil ini bisa membantu tubuh mereka tetap kuat meski cuaca sering mendung.

Anak-anak mudah terinfeksi penyakit saat musim hujan dan kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua yang mendampingi. Dari daya tahan tubuh hingga pola aktivitas, semuanya bisa berubah hanya karena perbedaan cuaca dan kebiasaan kecil yang sering diabaikan. Namun, dengan perhatian lebih pada pola makan, kebersihan, dan gaya hidup, risiko sakit bisa diminimalkan. Jadi, apakah kamu sudah menyiapkan cara terbaik untuk menjaga anak tetap sehat di musim hujan ini?

Referensi:

"Maintaining Children's Health in the Rainy Season" EMC. Diakses pada Oktober 2025

"Common Rainy Season Diseases in Children" Srisawan Hospital. Diakses pada Oktober 2025

"Protecting Your Kids from Common Illnesses during Rainy Season" Continental Hospital. Diakses pada Oktober 2025

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Health

See More

Paparan Cahaya Buatan pada Malam Hari Tingkatkan Risiko Jantung

06 Nov 2025, 05:11 WIBHealth