Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca (pexels.com/Anna Pou)

Anak bisa membaca dan menulis sudah merupakan hasil belajar yang mesti kita apresiasi. Namun, dua kemampuan itu saja belum cukup untuk membuatnya mampu menempuh pendidikan dengan baik, termasuk ketika nanti mengerjakan PR atau ulangan. Lebih dari sekadar bisa membaca, anak perlu mampu memahami isi bacaan dengan baik.

Penting untuk orangtua dapat segera mengetahui kelemahan anak dalam memahami bacaan. Dengan begitu, kita bisa mulai melakukan enam hal berikut guna meningkatkan kemampuannya. Berikut kami bagikan tips meningkatkan kemampuan anak memahami bacaan.

1. Harus sering membaca

ilustrasi membaca (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau anak bisa memilih, tentu ia juga ingin mampu memahami bacaan semudah kawan-kawannya. Maka menyadari dirinya punya kekurangan dalam hal tersebut bisa membuatnya sedih dan kehilangan kepercayaan diri. Apalagi nilainya di beberapa mata pelajaran yang memerlukan kemampuan memahami bacaan termasuk terendah di kelas.

Sediakan buku-buku yang menarik buat anak, termasuk fiksi. Hindari menuntutnya untuk cepat mengerti isi bacaan dan fokuskan pada membangun kesenangan anak pada aktivitas membaca. 

Kita bahkan dapat membuat jam dan sudut membaca di rumah yang diberlakukan untuk semua anggota keluarga. Misalnya, 30 menit setelah makan malam atau sebelum tidur seluruh penghuni rumah berkumpul di ruangan tersebut untuk memilih serta membaca buku yang diinginkan. Gak ada target khusus, selain agar semua orang terutama anak menggemari dulu kegiatan ini.

2. Mulai dari buku bergambar

ilustrasi membaca (pexels.com/Mikhail Nilov)

Buku yang dilengkapi dengan gambar warna-warni bukan hanya untuk menarik perhatian anak. Namun, juga buat memudahkannya memahami isi bacaan. Dengan adanya ilustrasi, anak dapat memastikan pemahamannya mengenai isi bacaan sudah tepat atau belum.

Buku bergambar seharusnya sudah diberikan pada anak sebelum ia mulai bersekolah. Bahkan sejak anak belum dapat membaca dan kita yang membacakan isi buku tersebut. Kemudian ajak anak untuk melihat-lihat gambarnya.

Akan tetapi, bila kita terlambat dalam menyediakan buku bergambar, segera kejar ketertinggalan ini. Buku bergambar tetap perlu diberikan sebelum buku-buku yang sepenuhnya berisi tulisan. Ilustrasi membantu anak mengoreksi sendiri bayangannya mengenai isi buku yang gak tepat.

3. Mencatat gagasan utama dari setiap paragraf

ilustrasi membaca (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Dalam setiap paragraf, pasti ada gagasan yang hendak disampaikan. Satu paragraf memuat satu gagasan utama yang dijelaskan dalam beberapa kalimat. Pastikan anak mampu mengerti dulu ide pokok dalam suatu paragraf. 

Jangan langsung memintanya membaca 1 bab apalagi 1 buku dan menulis inti ceritanya. Kemampuan anak dalam memahami bacaan perlu ditingkatkan secara perlahan-lahan. Minta anak mencatat gagasan utama setiap paragraf dalam satu kalimat saja.

Supaya anak gak bingung, pilih bacaan yang paragrafnya pendek-pendek. Misalnya, 1 paragraf hanya terdiri dari 2 sampai 3 kalimat singkat. Ini akan memudahkan anak memilih salah satu kalimat yang berisi gagasan utama, biasanya di awal atau akhir paragraf.

4. Bertanya jawab tentang isi bacaan

ilustrasi membaca (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kalau anak hanya mencatat gagasan utama dari setiap paragraf, itu hasil berpikirnya sendiri dan ia masih harus terpaku pada bacaan. Kita dapat lebih mengujinya dengan suasana yang tetap asyik, yaitu dengan melakukan sesi tanya jawab seputar isi bacaan. Contohnya, anak membaca cerita mengenai keluarga yang pergi berlibur.

Kita dapat bertanya, siapa yang pergi berlibur? Ada berapa orang dalam rombongan? Ke mana mereka akan pergi? Berapa lama mereka berlibur? Apa saja yang terjadi selama berlibur? Dan sebagainya.

Anak boleh sambil membuka dan membaca kembali cerita tersebut untuk menemukan jawaban dari setiap pertanyaan. Nanti baru diulangi lagi dari awal tanpa anak membuka lagi cerita itu. Sebaliknya, dorong anak untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengertinya dari bacaan tersebut biar kita bisa menjelaskannya.

5. Menulis rangkuman dan ulasan

ilustrasi membaca (pexels.com/RDNE Stock project)

Ada perbedaan antara rangkuman dengan ulasan. Jika anak hanya merangkum, dia menuliskan inti bacaannya sehingga lebih singkat. Walau terlihat mudah, ini juga memerlukan pemahaman yang tinggi akan isi bacaan serta kemampuan menyusun kata-katanya sendiri.

Jika sebelumnya anak sudah menulis daftar gagasan utama dalam setiap paragraf, membuat rangkuman menjadi lebih mudah. Ia tinggal menyusun gagasan utama tersebut dan menghubungkan antar kalimatnya sehingga lebih enak dibaca. Sedang dalam ulasan selain anak menuliskan garis besar bacaan, dia pun menambahkan pendapatnya sendiri.

Seperti, pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut serta siapa saja yang cocok untuk membacanya. Buat tahap awal memahami bacaan, minta anak bikin rangkumannya dulu. Jika hasilnya sudah tepat dengan isi bacaan, baru meningkat ke ulasan agar pemahamannya kian mendalam.

6. Menceritakan kembali isi bacaan

ilustrasi membaca (pexels.com/Werner Pfennig)

Berbeda dengan sesi tanya jawab, saat anak menceritakan kembali isi bacaannya gak boleh membuka buku. Targetnya adalah anak bisa menceritakan isi bacaan dengan bahasanya sendiri. Tidak perlu terlalu detail, terpenting pemaparannya sesuai dengan garis besar bacaan.

Untuk memudahkan anak, pilih bacaan yang pendek. Atau, setiap beberapa paragraf kita memintanya berhenti membaca dan memberitahukan isi bacaannya sejauh itu. Begitu seterusnya hingga satu bacaan habis.

Kalau bacaan telah habis, minta anak untuk menyimpulkan isi bacaan secara keseluruhan. Karena ini kesimpulan, anak gak perlu mengulang pemaparan-pemaparan sebelumnya. Cukup garis besarnya saja.

Usaha meningkatkan kemampuan anak dalam memahami bacaan perlu dilakukan secara berkesinambungan. Kita mesti sabar dalam menunggu kemajuan anak sedikit demi sedikit. Ia memerlukan pendampingan supaya tekun membaca dan mau berpikir lebih keras tetapi tidak tergesa-gesa sampai memahami isi bacaan dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team