6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikolog

Pastikan anak bebas bereksplorasi

Jakarta, IDN Times - Anak punya potensi tumbuh kembang yang baik bila memiliki kesempatan untuk bereksplorasi. Namun, orangtua juga tetap harus memberikan pendampingan tanpa mengekang anak untuk bermain.

Ketika anak mendapatkan kebebasan terbatas, anak akan tumbuh menjadi pribadi dengan karakter maupun life skill yang mumpuni. Untuk itu, anak juga sebenarnya perlu ruang bermain yang aman dan nyaman. Yuk, simak tips-tips apa saja dari psikolog!

1. Gunakan rak terbuka sebagai tempat penyimpanan alat permainan anak

6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikologilustrasi anak bermain (unsplash.com/Paige Cody)

Dalam acara Konferensi Pers Peluncuran Kampanye “Berani Main di Lantai” dari SoKlin Lantai dalam Rangka Hari Anak Nasional 2023 pada Selasa (18/7/2023), Pritta Tyas, M. Psi, Psikolog menyampaikan beberapa hal yang patut diperhatikan orangtua. Nah, ternyata penting lho menggunakan rak terbuka dalam ruang bermain anak.  

Bila sudah memiliki anak, agak susah menciptakan ruangan yang estetik seperti potret yang kerap ada di media sosial. Namun, orangtua tetap harus menggunakan dekorasi atau furnitur yang aman di area bermain, seperti menggunakan rak terbuka untuk menyimpan mainan agar anak tetap aktif bermain.

"Kalau sesuai Montessori, ketika mengatur ruang bermain anak sebisa mungkin alat bermain anak bisa dia ambil sendiri. Jangan disimpan di lemari atas yang dikit dikit harus minta tolong. Jangan taruh di dalam box tertutup, yang anak mau ngambil aja udah males," kata Pritta di Buumi Playscape Pacific Place Jakarta.

2. Perhatikan tinggi rak mainan anak

6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikologilustrasi rak mainan anak (unsplash.com/Carrie Allen)

Selain rak yang terbuka, orangtua wajib memerhatikan tinggi dari rak mainan anak. Kenapa? Prinsip Montessori menjelaskan bahwa setiap anak memiliki keinginan alami untuk belajar. Tanpa orangtua suruh, anak bisa melakukan eksplorasi banyak hal.

Hal itu bisa terhambat apabila ketinggian rak mainan tidak sepadan dengan tinggi anak. Pasalnya, anak menjadi kesusahan untuk mengambil alat permainannya sendiri. Kalau tinggi rak sepadan justru bisa melatih kemandirian anak.

"Paling tinggi mungkin 10-15 cm di atas dia. Paling bagus lihatnya ke bawah, jadi raknya ada di bawah dia dan tidak lebih tinggi. Intinya dia bisa ambil sendiri, karena apa? Unique inner teacher, anak punya keinginan alami untuk belajar. Kalau dia bisa lihat, dia bisa ambil, akan mengundang dia untuk belajar hal lain," terangnya.

3. Kategorikan permainan anak

6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikologilustrasi anak mewarnai (unsplash.com/Alan Rodriguez)

Ketiga, ruang bermain yang aman dan nyaman bisa dilengkapi dengan penataan yang tepat. Artinya, orangtua perlu melakukan kategorisasi permainan dengan tepat. Misalnya menempatkan alat-alat art and craft untuk menulis, menggambar, mewarnai, menempel, di area yang sama.

Pritta menambahkan, "Gak harus yang terlalu rapi tapi harus terkategorisasi dengan benar. Kuncinya dikategorisasi, jangan dicampur campur."

Jadi, coba pisahkan penempatan puzzle, alat art & craft, permainan sensori dan permainan lainnya. Dengan begitu, anak gak bingung dan tahu apa yang harus ia tuju.

Baca Juga: Pentingnya Bermain buat Anak, Orangtua Harus Tahu!

4. Berikan area bermain di lantai yang cukup luas bagi anak

dm-player
6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikologilustrasi ruang bermain anak (unsplash.com/Igor Starkov)

Jangan lupa menyiapkan area bermain yang cukup luas dan bersih untuk anak-anak. Orangtua sering membedakan kegiatan belajar dan bermain bagi anak-anak. Padahal, Pritta menegaskan bahwa apa yang dilakukan anak mencakup proses belajar dan bermain.

 “Anak-anak berhak untuk bermain dan memiliki area bersih dan aman, tidak harus mewah tetapi harus terbebas dari virus, kuman dan bakteri," kata Zahratun Mutmainah selaku Brand Manager SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence.

Untuk itu, orangtua bisa memberikan area bermain di lantai yang cukup luas untuk anak. Hal ini mengingat bahwa anak-anak memerlukan stimulasi dengan teknik floor time. Teknik ini akan membuat anak merasa nyaman karena sejajar dengan orangtua.

Pritta juga mengatakan, "Untuk di bawah 5 tahun harus ada permainan sensori yang dia bisa manipulasi, yang dia bisa eksplor dan sifatnya free play karena gak ada aturan khusus untuk bermain itu. Termasuk balok itu masuk di area sensoris."

Anak juga perlu space yang cukup untuk bermain. Oleh karena itu, perhatikan penempatan beberapa dekorasi di rumah. Ada baiknya membiarkan rak mainan nempel ke dinding dan bagian tengahnya kosong agar anak bisa bermain.

5. Hindari menggunakan terlalu banyak warna dalam dekorasi ruangan

6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikologilustrasi anak bermain (unsplash.com/Tanaphong Toochinda)

Pernah gak membelikan anak mainan yang warna-warni? Atau, menempel banyak poster abjad atau angka yang berbeda-beda. Nah, Psikolog Pritta Tyas ternyata tidak menyarankan hal ini, lho. Sebaiknya, gunakan warna yang nyaman seperti natural kayu, putih, atau warna-warna lembut. 

"Menurut metode Montessori, jangan kebanyakan warna. Untuk beberapa anak, kebanyakan warna itu bisa membuat overstimulasi. Maksimal mungkin tiga warna, jadi jangan terlalu banyak warna dan nempel poster," ujarnya.

Overstimulasi terlihat dari perilaku anak yang gampang cranky, marah-marah, tantrum, bergerak tanpa tujuan. Maka dari itu, orangtua perlu mengurangi distraksi yang ada di ruang bermain mulai dari warna dan poster yang berlebihan atau distraksi lainnya.

"Saya banyak menjumpai di ruang keluarga TV nyala padahal anak gak nonton, hati-hati. Atau, orang dewasa bicara terlalu keras di samping anak bermain. Hati-hati juga kalau anak udah kelelahan tapi dibawa main terus," sebut Pritta tentang hal-hal yang bisa menyebabkan overstimulasi.

6. Rotasikan mainan secara berkala

6 Tips Menciptakan Ruang Bermain Aman dan Nyaman, Ini Kata Psikologilustrasi anak bermain (unsplash.com/Yuri Shirota)

Tips terakhir, orangtua perlu merotasi mainan secara berkala. Mainan dapat dirotasi bila anak terlihat bosan, terlalu mudah atau sudah tidak tertarik. Dengan begitu, anak akan punya keinginan untuk terus bermain dan belajar.

Pritta juga menyampaikan pentingnya memiliki buku untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak. Namun, letakkan buku di rak dengan cara yang tepat.

"Kalau naruh buku jangan ditumpuk ke atas atau rak buku yang kelihatan lipatan bukunya. Tapi bukunya diletakkan dengan cover yang menghadap depan sehingga anak bisa lihat. anak usia 3 sampe 5 tahun belum terlalu lancar baca ya, jadi harus ditata satu satu dan jangan terlalu banyak ditumpuk. Kecuali kalau sudah bisa baca dan kemampuan motoriknya mulai bagus, mungkin boleh penataan bukunya ditumpuk," tutupnya. 

Itu dia beberapa tips dalam menciptakan ruang bermain yang aman dan nyaman buat si kecil. Para orangtua coba aplikasikan tips-tips di atas, deh.

Baca Juga: 7 Tips untuk Mengembangkan Naluri Kreatif, Bermain dengan Imajinasi

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya