ilustrasi mama dan anak melakukan percakapan (pexels.com/rdne)
Ketika seseorang diteriaki atau dihadapkan dengan perlakuan kasar, ini bisa memengaruhi harga diri dan timbul rasa tidak dihargai. Dikutip dari Parents, Joseph Shrand, M.D., seorang instruktur psikiatri di Harvard Medical School, menjelaskan bahwa keinginan untuk merasa dihargai adalah sesuatu yang umum atau menjadi keinginan bagi semua orang. Ini juga berlaku untuk anak.
Joseph Shrand juga menyatakan bahwa berteriak adalah salah satu cara tercepat membuat seseorang merasa tidak memiliki nilai diri. Meneriaki anak justru akan membuat anak merasa tidak dihargai, dan bisa menimbulkan perasaan marah dan benci.
"Ketika marah dan mulai berteriak, kita melihat diri sebagai orang yang berkuasa dan semua orang di sekitar kita menjadi tempat melepaskan kemarahan," kata Laura Markham, Ph.D., psikolog klinis dan penulis Peaceful Parent, dilansir laman yang sama. Dalam keadaan seperti ini, anak-anak kita terlihat sebagai musuh dan bukan sebagai manusia yang dihargai dan cintai. Anak-anak seharusnya tidak merasa sebagai musuh," lanjutnya.
Dilansir Verywell Family, Katherine Lee, editor di majalah Parenting dan Working Mother menjelaskan, ketika seseorang diperlakukan kasar saat melakukan kesalahan, seperti berteriak, timbul reaksi alamiah seperti rasa bela diri, terluka, dan marah. Namun, jika diperlakukan dengan baik dan hormat, mereka jauh lebih terbuka untuk berbicara dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Ini memperjelas bahwa tindakan bersikap kasar dengan meneriaki anak justru sangat tidak efektif.