Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Begini Asal Muasal Childfree yang Perlu Kamu Ketahui

Ilustrasi pasangan yang memilih childfree (pexels.com/Anders Ayrton)

Akhir-akhir ini muncul perbedaan pendapat mengenai childfree di kalangan masyarakat Indonesia. Ada individu yang menganggap childfree itu sah-sah saja dan ada yang tidak setuju dengan konsep tersebut.

Childfree sendiri adalah kondisi di mana individu atau pasangan suami istri sepakat untuk tidak memiliki anak dalam keluarganya. Memilih untuk childfree memang tidak dilarang dan semua individu berhak menentukan keputusannya untuk tidak memiliki momongan.

Akan tetapi, tahukah kamu dari mana asal muasal childfree ini? Berikut ulasan tentang sejarah childfree hingga semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Check this out!

1. Munculnya konsep childfree awal tahun 1500-an di Eropa

Ilustrasi pasangan yang memilih childfree (pexels.com/Andrea Piacquadio)

"Konsep Childfree berlaku bagi perempuan, baik sudah menikah atau belum dan tidak mau membesarkan anak," kata sejarawan Rachel Chrastil, dilansir Washington Post.

Konsep childfree sudah dikenal masyarakat di Eropa pada abad 1500-an yang merupakan suatu hal yang umum terjadi di sana kala itu. Childfree sendiri biasanya dilakukan oleh perempuan yang lebih mementingkan pekerjaan atau karier daripada menikah dan kemudian memiliki anak.

2. Penurunan angka kelahiran akibat childfree di tahun 1800-an di Eropa dan Amerika Serikat

Ilustrasi banyaknya anggota keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Dalam penelitian Donald T. Rowland yang berjudul Historical Trends in Childlessness pada 2007 silam, ditemukan bahwa pada kurun waktu tahun 1800-an hingga 1900-an tren childfree semakin meningkat. Namun, di periode ini keputusan tidak memiliki anak bukanlah suatu masalah.

Pada umumnya, saat itu masyarakat tinggal di lingkungan keluarga besar yang jumlah anggotanya banyak. Jadi meskipun childfree, hal ini gak menimbulkan perbedaan yang signifikan dalam keluarga.

3. Perkembangan konsep childfree di Indonesia pada tahun 1800-an

Ilustrasi kondisi di jaman penjajahan (dok. Tropenmuseum)

Pada tahun 1800-an, negara Indonesia masih dalam masa penjajahan tentara Hindia Belanda sehingga belum mengenal istilah childfree. Di tahun tersebut sedang terjadi sistem tanam paksa atau cultuurstelsel yang mengharuskan seluruh penduduk pribumi untuk mengabdikan dirinya menjadi tenaga kerja para penjajah.

Sehingga, bisa dikatakan bila semakin tinggi tingkat demografis masyarakat Indonesia saat itu, semakin baik untuk menjadi tenaga kerja tambahan untuk para penjajah.

"Jumlah demografis masyarakat Indonesia yang tinggi saat itu memang disengaja agar bisa mencukupi kebutuhan tenaga kerja sebagai petani, khususnya tebu dan kopi," kata sejarawan Peter Boomgard, dalam bukunya Children of The Colonial State.

4. Istilah childfree semakin dikenal masyarakat Indonesia lewat ulasan seorang YouTuber

Pernyataan childfree Gitasav (youtube.com/Analisa Channel)

Salah satu hal yang menyebabkan konsep childfree kembali ramai dibicarakan adalah karena peran seorang YouTuber asal Indonesia yang sempat membahas tentang hal itu. Dua tahun lalu, Gita Savitri Devi atau yang lebih akrab disapa Gitasav sempat membahas tentang childfree tersebut melalui YouTube Analisa Channel.

"Sebenarnya aku sama Paulus (suami) itu childfree. Kita memang gak ada rencana ingin punya anak," kata Gitasav, dalam video Kpn Punya Anak? Aku Pengen Punya Ponakan Online.

Dari situ masyarakat jadi tahu bahwa Gitasav memang sudah memutuskan untuk childfree. Unggahan tersebut mengundang beragam komentar dari penonton, mulai dari yang tidak setuju hingga yang menganggap tindakan Gitasav yang memilih untuk childfree pasti memiliki alasan tersendiri.

5. Childfree menjadi topik hangat yang memicu pro dan kontra bagi masyarakat

Ilustrasi pasangan yang memilih childfree (pexels.com/RODNAE Productions)

Cukup banyak masyarakat yang menganggap childfree itu sah-sah saja asalkan memiliki alasan dan pertimbangan jelas, misalnya karena gak siap secara fisik, mental, dan finansial. Namun, topik ini muncul kembali dan ramai menjadi perbincangan saat Gitasav menanggapi komentar warganet di Instagram.

Hal ini bermula saat Gitasav membalas pujian dari netizen di kolom komentar Instagram dan mengatakan rahasia awet muda dirinya adalah dengan tidak memiliki anak. Akibat pernyataannya yang kontroversial tersebut membuat masyarakat kecewa karena menganggap Gitasav cenderung melihat anak sebagai beban. Karena kontroversi tersebut, pembahasan mengenai childfree semakin ramai dibicarakan di berbagai platform media sosial.

Itulah asal muasal childfree hingga dikenal dan menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Lantas, bagaimana pendapatmu dengan konsep childfree ini? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatika Shinta
EditorFatika Shinta
Follow Us