Mengenal Lebih dalam Reflective Parenting, Coba Terapkan Yuk!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkan kamu mendengar istilah reflective parenting? Sistem parenting ini merupakan metode para orangtua yang memposisikan diri untuk memahami perasaan dan mental anak sebelum bertindak melakukan sesuatu.
Gaya reflective parenting cenderung terbuka karena memberikan kesempatan pada orangtua dan anak untuk berdiskusi tentang masalah yang dihadapi. Dengan begitu, orangtua tidak akan selalu bersikap otoriter pada anak.
Lalu, apa saja manfaat dan bagaimana penerapannya? Yuk, langsung simak ulasannya di bawah ini!
1. Pengertian reflective parenting
Reflective parenting adalah rangkaian keterampilan dan prinsip mengasuh anak yang mendorong dan mendukung pemikiran reflektif dalam semua interaksi yang dilakukan oleh orangtua dan anak. Dengan begitu, parenting ini memungkinkan orangtua melihat dunia dari sudut pandang sendiri dan sudut pandang anak.
Dalam pola asuh reflektif, sangat dibutuhkan pemikiran reflektif, yaitu mengakui bahwa semua perilaku terkait dengan keadaan mental, seperti emosi, niat, keyakinan, tujuan, serta pikiran. Untuk itu, dalam menghadapi perilaku anak, kamu harus berusaha memahami terlebih dahulu keadaan mental atau emosionalnya sebelum bertindak atau bahkan menghakimi.
2. Manfaat reflective parenting
Ada beragam manfaat yang bisa kamu dapatkan saat menerapkan pola asuh reflektif ini. Pertama, kamu bisa lebih mendorong perkembangan positif pada anak. Kamu juga bisa menciptakan ikatan hubungan yang kuat antara orangtua dan anak karena gaya parenting yang berusaha memahami perasaan anak.
"Reflective parenting mendorong hubungan dekat antara orangtua dan anak. Sebagai orangtua, kamu berarti belajar mengamati, merefleksi, dan menanggapi perasaan serta perilaku anak dengan penuh menghargai," kata clinical psychologist, Rebecca Wheeler, dilansir RWA Psychology.
3. Cara menerapkan reflective parenting
Gaya pengasuhan reflektif lebih cenderung memposisikan diri pada kondisi dan perasaan anak saat menghadapi sesuatu. Untuk menerapkan parenting ini, kamu bisa memulainya lewat berkomunikasi secara nyaman dengan anak.
Editor’s picks
Berbicara secara tatap muka dengan ketinggian eye level mata anak, lalu berikan gestur penuh perhatian dan kasih sayang, seperti anggukan kepala atau senyum agar membuat mereka nyaman. Cobalah memahami apa yang anak rasakan hingga mereka melakukan perilaku yang menurutmu kurang tepat.
Berhenti langsung menghakimi atau memarahi anak, cukup dengarkan terlebih dahulu permasalahannya. Ulangi atau refleksikan apa yang kamu dengar dari cerita anak. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kembali pada anak bahwa kamu benar-benar peduli dan mendengar ceritanya.
Baca Juga: 5 Persiapan Penting Jadi Orangtua, Bekali Diri dengan Ilmu Parenting
4. Skill dasar saat menerapkan reflective parenting
Reflective parenting ternyata cukup mudah untuk dipelajari, lho. Namun, saat menerapkannya kamu harus memiliki beberapa skill utama yang bisa membantu para orangtua memenuhi keinginannya untuk memahami dan mendukung anak dengan tetap menetapkan batasan-batasan tertentu. Adapun keterampilan tersebut, yaitu:
- Tidak terlalu mengekang dan menghakimi perilaku anak.
- Selalu berusaha hadir pada setiap momen yang dirasakan, baik senang maupun sedih.
- Amati perkembangan perilaku anak dan evaluasi sendiri apakah anak telah tumbuh dengan perilaku yang positif.
- Renungkan setiap kesalahan perilaku yang dilakukan anak, lalu pikirkan bagaimana cara mengatasinya sebagai orangtua.
5. Menenangkan pertengkaran keluarga lewat reflective parenting
Reflecting parenting bisa sangat berguna saat terjadi perdebatan atau pertengkaran di dalam anggota keluarga. Dalam menghadapi perselisihan pendapat, kamu tidak boleh langsung meluapkannya lewat emosi atau amarah.
Sebab, hal tersebut justru akan membuat konflik semakin membesar dan sulit mereda. Untuk itu, dibutuhkan reflective parenting yang mampu mengajarkan empati dan kesabaran saat menghadapi permasalahan anak.
"Meningkatkan pemikiran reflektif bisa mendorong orangtua untuk lebih memahami anak," kata clinical psychologist, Dr. Arietta Slade, dilansir Parent Map.
Itulah deretan informasi mengenai bagaimana menerapkan reflective parenting pada anak. Gaya pengasuhan ini tidak sulit untuk dipelajari, kuncinya adalah orangtua harus berusaha memahami perasaan anak dari sudut pandang mereka.
Baca Juga: Jellyfish Parenting, Metode Asuh Anak yang Santai dan Fleksibel
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.