TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Bijak Co-Parenting dengan Mantan Pasangan yang Cuek, Catat!

Kuncinya harus selalu berkomunikasi

Ilustrasi co-parenting pasca bercerai (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Bekerjasama untuk mengasuh anak dengan mantan pasangan yang cuek memanglah suatu hal yang sulit. Padahal, co-parenting membutuhkan komitmen dan kemampuan dari kedua belah pihak untuk saling kooperatif dalam mengedepankan kepentingan anak.

Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah co-parenting jika mantan pasanganmu saja gak peduli atau cuek? Solusinya, kamu harus selalu mengkomunikasikan masalah yang berkaitan dengan co-parenting dengan mantan pasangan secara rutin. Untuk itu, berikut cara bijak co-parenting dengan mantan pasangan yang cuek.

1. Tentukan siapa yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan di masa mendatang

Ilustrasi menemani anak belajar di rumah (pexels.com/Gustavo Fring)

Jika kamu tidak berencana membuat keputusan bersama di masa mendatang, maka mulai dari sekarang diskusikanlah siapa yang akan membuat keputusan terkait kebutuhan anak. Misalnya, siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan kegiatan yang akan dilakukan anak atau siapa yang mengurus masalah perawatan kesehatan anak?

Hal-hal tersebut penting untuk kehidupan anak sehingga kamu perlu membuat keputusan bersama atau menentukan siapa yang akan bertanggung jawab atas keputusan di bagian tersebut.

"Pengambilan keputusan pasca bercerai meliputi keputusan mengasuh anak sehari-hari dan keputusan besar lainnya, seperti pendidikan, keagamaan, pelatihan, dan kesehatan," kata sosiolog Edward Kruk, dilansir Psychology Today.

2. Lupakan perasaan pribadimu saat mengasuh anak

Ilustrasi bahagia mengasuh anak pasca bercerai (pexels.com/Josh Willink)

Ketika bercerai dari mantan pasangan, biasanya perasaan emosional menjadi berantakan. Kamu telah putus hubungan dengan seseorang yang pernah menjanjikan kehidupan bahagia bersamamu, jadi wajar saja perasaanmu jadi kacau jika menyangkut perceraian ini. 

Dalam co-parenting, kamu harus sebisa mungkin memikirkan mantan pasangan sebagai rekan kerja daripada mantan. Layaknya bekerja, kamu mungkin gak selalu menyukai rekan kerjamu, tapi kamu tetap harus berperilaku profesional. Mindset ini membantu banget bikin co-parenting berhasil.

Baca Juga: 5 Gender Stereotypes pada Parenting, Kurangi dari Sekarang!

3. Sesuaikan jadwal mengasuh anak agar lebih fleksibel

Ilustrasi merayakan ulang tahun anak pasca perceraian (pexels.com/

Jika kamu masih marah dengan mantan pasangan yang cuek, hal yang bisa kamu lakukan adalah mengatur waktu agar lebih fleksibel. Menyesuaikan waktu dapat menciptakan hubungan yang lebih baik di masa depan karena kamu mau berkerjasama menurunkan ego dengan mantan pasangan.

Cara ini bermanfaat untuk co-parenting di saat-saat tertentu, misalnya, setelah menyesuaikan jadwal atau waktu mengasuh anak. Mantan pasanganmu mungkin jadi lebih sering bersedia hadir di hari spesial anak, seperti pentas sekolah atau hari ulang tahunnya. Langkah ini juga sedikit membantu agar pasanganmu gak cuek lagi saat mengasuh anak.

4. Sampaikan permasalahanmu dengan jelas ke mantan pasangan

Ilustrasi mengkomunikasikan masalah bersama (pexels.com/Kindel Media)

Meskipun mungkin kamu lebih senang menghindari interaksi dengan mantan pasangan, namun sebaiknya kamu berterus terang tentang perasaan yang kamu rasakan. Daripada menggunakan anak sebagai mediator untuk para orangtua berkomunikasi, maka lebih baik kamu langsung to the point sampaikan keluhanmu pada mantan pasangan.

Konflik apa pun yang kamu miliki, hadapilah secara langsung. Selain itu, berbicara dengan mantan pasangan juga menunjukkan kepada anak bagaimana orangtua menghadapi situasi sulit dengan bijak. Kamu bisa mencontohkan perilaku yang nantinya dapat dijadikan panutan bagi anakmu.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Parallel Parenting Setelah Bercerai, Penting!

Verified Writer

Fatika Shinta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya