TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Hal Penting yang Perlu Diterapkan saat Berkomunikasi dengan Anak 

Meskipun sederhana namun jangan diabaikan

ilustrasi berbicara (unsplash.com/bermix studio)

Gak bisa dimungkiri, komunikasi yang sehat merupakan kunci harmonisnya hubungan antara anak dan orangtua. Komunikasi akan menciptakan kedekatan emosional, sehingga setiap anggota keluarga akan lebih mudah mengungkapkan pikiran, pendapat, dengan suasana nyaman dan aman. Lebih dari itu, anak yang tumbuh di keluarga yang menerapkan komunikasi efektif akan tumbuh menjadi pribadi yang empatik, percaya diri, dan bisa menjadi pendengar yang baik.

Sebaliknya, cara berkomunikasi yang buruk akan membuat pesan yang tersampaikan kurang baik, dan anak pun merasa terabaikan. Maka biar tidak salah strategi,  memperhatikan cara komunikasi yang baik pada anak sangat penting diterapkan. Berikut empat tipsnya, simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: 4 Cara Bersikap Asertif untuk Memperbaiki Komunikasi

1. Berusaha memahami isi pikiran anak, jangan meremehkan pendapat mereka

ilustrasi mendengarkan anak (unsplash.com/tim mossholder)

Berkomunikasi dengan anak memang bukan perkara mudah. Perlu ada strategi bagaimana sih menjalin komunikasi yang efektif, bukan hanya fokus pada kata-kata atau berupa kalimat perintah saja melainkan perlu adanya pendekatan terlebih dahulu. Misalnya dengan memperhatikan intonasi saat berbicara, memberikan sentuhan yang halus, atau dengan memperlihatkan sorot mata penuh kasih sayang.

Selain memerhatikan intonasi, mendengar pendapat anak juga gak kalah penting.  Cobalah pahami isi pikiran mereka, tanpa harus diremehkan atau dihakimi. Dari sini anak akan merasa bahwa suara mereka juga penting dan meningkatkan keberhargaan diri. Di sisi lain mendengarkan anak juga akan membantu kemampuan hubungan sosial mereka menjadi lebih baik.

2. Menghindari kata sindiran untuk anak

ilustrasi orangtua emosi (pexels.com/monstera)

Kedua, menghindari kata sindiran dalam memberikan teguran juga penting diterapkan saat berkomunikasi dengan anak. Contohnya ketika mengucapkan kalimat  "si kakak memang doyan makan, pipinya jadi gembul." Meskipun tujuan awalnya hanya bercanda, ini termasuk body shaming yang bisa menyakiti perasaan anak. Padahal setiap anak ingin kehadirannya diterima dan dihargai dengan baik oleh orangtuanya.

Maka dari itu, mengingatkan  anak dengan baik tanpa harus menyindir atau labelling juga penting dilakukan. Salah satunya dengan lebih fokus mengevaluasi kebiasaan atau sikap daripada kepribadian atau bentuk tubuhnya. Misalnya dibanding mengomentari bentuk fisik tadi, akan lebih baik jika orangtua mengubah kalimat seperti "kakak harus rajin olahraga bersama bunda, biar tubuhnya lebih sehat." Meskipun tidak selalu maksimal, menunjukkan tingkah laku yang orangtua harapkan, akan membuat mereka belajar meniru dari situ.

Baca Juga: Tips Persiapkan Anak Menghadapi Malam Pertama saat Jauh dari Rumah

Verified Writer

Aprilia Nurul Aini

Have a blast!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya