TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tangkal Hoaks Sejak Dini, Ini 5 Cara Tanamkan Kejujuran pada Anak

Generasi anak-anak kita harus lebih bijak

Pexels/Pixabay

Baru-baru ini masyarakat kecewa dengan pernyataan Ratna Sarumpaet yang melakukan kebohongan publik. Ia mengabarkan bahwa dirinya mengalami penganiayaan, nyatanya melakukan operasi plastik di Rumah Sakit Khusus Bina Estetika, di Menteng, Jakarta Pusat.

Kasus tersebut menjadi perhatian kita untuk bersama-sama memberantas hoaks di Indonesia. Hal yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memberantas hoaks adalah menerapkan pendidikan karakter sejak dini. 

Pendidikan karakter sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kurikulum 2013 yang sampai saat ini masih dilaksanakan di berbagai sekolah memuat pendidikan karakter. Salah satu poin yang termuat dalam pendidikan karakter adalah kejujuran.

Namun, jika hanya mengandalkan penerapan pendidikan karakter dilaksanakan disekolah saja, hal ini tidaklah cukup mengingat waktu yang terbatas dalam menyampaikan materi pelajaran.

Keluarga adalah faktor utama dalam mendidik karakter anak. Lantas, bagaimana mendidik anak berkarakter jujur? Simak uraian berikut ini.

1. Bersahabatlah dengan anak

Pexels/Daria Shevtsova

Jalinlah ikatan persahabatan dengan anak. Latih kemampuan komunikasi seperti bagaimana anak berkomunikasi dengan sebayanya.

Sehingga, anak akan merasa nyaman berkomunikasi dengan orangtua. Dampaknya, anak tidak akan sungkan berkata jujur dalam berbagai hal.

Baca Juga: Banyak Tantangan, Ini 8 Panduan Mendidik Anak Bagi Ibu Millennial

2. Ajak anak untuk terbuka

Pexels/Agung Pandit Wiguna

Jika anak mengalami masalah atau melakukan kesalahan, biarkan anak untuk bebas bercerita tentang apa yang dialaminya. Setelah anak selesai bercerita, barulah orangtua menanggapinya.

Kesalahan terbesar orangtua adalah menghakimi perbuatan anak. Hal tersebut mengakibatkan anak menjadi seorang yang takut untuk berkata jujur kepada siapa pun di kemudian hari. 

3. Hindari memberikan hukuman fisik

Pexels/Josh Willink

Ketika orangtua menemukan anak tidak jujur karena melakukan kesalahan, jangan langsung memarahinya bahkan memberi hukuman fisik. Hal tersebut semakin membuat anak takut untuk berkata jujur. Lebih baik, berikan kepada anak nasihat yang membangun. 

Misalnya, memberikan pujian ketika anak telah berkata jujur. Kemudian, tenangkan dia bahwa setiap orang pernah mengalami masalah dan melakukan kesalahan.

Berikan nasihat bahwa tidak jujur akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Tetap berikan anak hukuman yang membangun atas perbuatannya. Misalnya, mengurangi uang jajan.

4. Jangan biarkan anak berperilaku negatif

Pexels/mohamed Abdelgaffar

Bisa saja anak melakukan kebohongan karena keadaannya. Misalkan, orangtua mendapati anak bolos kursus dan bermain bersama teman-temannya.

Dalam kasus ini, orangtua sebaiknya jangan langsung menghakimi. Biarkan anak menjelaskan alasan dibalik perbuatan tersebut. Bisa saja anak merasa bosan dengan rutinitasnya. Contohnya, berlibur ketika akhir pekan. 

Orangtua bisa juga menceritakan dengan lembut kepada anak betapa sulitnya mencari uang untuk mencerdaskannya. Penjelasan tersebut ampuh membuat anak berpikir dua kali untuk melakukan kebohongan. Bukan hanya itu saja, anak berlatih untuk tidak egois.

Baca Juga: Risma: Penyebar Hoaks Pendek Pikirannya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya