TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sebelum Menikah, Pahami Dulu 6 Fase Kehidupan Setelah Pernikahan

Berjanjilan menjalani pernikahan hingga akhir masa

Pexels/Александр Неплохов

Banyak yang mengatakan kehidupan pernikahan bukanlah proses yang mudah dijalani. Pernikahan merupakan serangkaian fase kehidupan. Banyak yang berhasil menjalani bahtera pernikahan hingga akhir hayatnya, menjalani serangkaian proses dari pahit manis kehidupan. Namun tidak sedikit pula yang gagal di tengah jalan. Apalagi di era millennial di mana semakin banyak distraksi turut memberikan pengaruh atas gagalnya pernikahan.

Nah, sebelum memutuskan untuk menikah ada baiknya kamu memahami fase-fase kehidupan dari pernikahan. Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Dr. Clayton E. Tucker-Ladd yang berjudul Psychological Self-Help terdapat enam tahapan dalam fase pernikahan, yaitu sebagai berikut.

1. Fase consummation

Pexels/Vera Arsic

Fase consummation adalah fase di mana kamu dan pasangan merasakan cinta yang sempurna yang dibuktikan dari keberanian untuk memulai pernikahan. Fase ini adalah masa dimana kamu dan pasangan sedang dimabuk asmara. Kedekatan fisik dan emosional sangat lekat pada fase ini. Kepentingan pasangan dan kedekatan dengan pasangan akan menjadi prioritas utama.

2. Fase memiliki keturunan

Pexels/J carter

Memiliki keturunan merupakan salah satu tujuan dari sebuah pernikahan. Namun pada fase ini juga muncul ketakutan yang akan memicu masalah ketika keturunan belum kunjung datang atau ketakutan akan kehilangan kebebasan ketika sudah memiliki anak.

Bagi seorang wanita, melanjutkan karir atau berhenti dari karir harus dipikirkan dengan matang. Untuk memenuhi kebutuhan tentang pola asuh anak, berbagi pengalaman dengan teman tentang melahirkan dan mengasuh anak dapat membantu melalui fase ini dengan baik.

Baca Juga: Ternyata Ini 5 Alasan Pentingnya Merayakan Ulang Tahun Pernikahan

3. Fase mengasuh anak

Pexels/Agung Pandit Wiguna

Salah satu tugas pasangan sebagai orangtua adalah mengasuh anak, mengajari anak, dan membimbingnya untuk menjadi pribadi yang sukses di masa mendatang. Pada fase ini, sebagai orangtua dituntut untuk menjadi panutan yang baik.

Namun dengan era keterbukaan saat ini, pengasuhan anak kadang menjadi satu problematika ketika antar orangtua saling membandingkan anaknya satu sama lain. Fokuslah untuk membentuk kepribadian yang baik pada anak, dan janganlah menuntut anak terlalu keras.

Perbedaan pandangan kamu dan pasangan tentang pengasuhan anak juga sering menimbulkan masalah, sehingga penting untuk menyelaraskan pola asuh satu sama lain.

4. Fase focus pada diri sendiri

Unsplash/Artem Bali

Setelah anak mulai besar dan mulai memiliki dunianya sendiri, kini kamu dan pasangan kembali memiliki waktu lebih luang untuk menjalani kehidupan pribadi. Pada fase ini usia beranjak paruh baya dan secara ekonomi juga lebih matang. Rasa kesendirian dan berbagai kecemasan sering datang pada usia ini. Kamu dan pasangan penting untuk membangun kedekatan kembali dan berbagi ketakutan satu sama lain.

5. Fase melepaskan anak-anak

popsugar.com

Saat anak memasuki usia pernikahan, bisa jadi kamu kamu dan pasangan akan banyak mengalami ketakutan. Ketakutan kehilangan anak, ketakutan akan kesendirian, ketakutan akan usia yang semakin menua, dan sebagainya. Berbagai ketakutan yang datang bahkan bisa muncul hingga tahap depresi. Buatlah aktivitas baru dan lakukanlah hobi baru untuk menyegarkan pikiran. Bertemu dengan banyak teman juga dapat memberikan kebahagiaan tersendiri.

Baca Juga: 7 Hal yang Harus Kamu Siapkan Sebelum Masuk Kehidupan Pernikahan

Verified Writer

Dita Anitya I

I love minimalism!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya