TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mempertahankan Pernikahan Demi Anak adalah Kesalahan Besar 

Malah merugikan anak, lho!

cuplikan film Room (dok. FilmNation/Room)

Tidak semua hubungan pernikahan akan berjalan harmonis seterusnya. Terdapat beberapa yang menemui masalah hingga berada di ujung perceraian. Namun, banyak yang berusaha untuk mempertahankan pernikahannya demi sang anak. Tentu para orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya dan salah satunya adalah ingin mereka memiliki keluarga lengkap.

Padahal bertahan di hubungan yang tidak sehat demi anak ternyata gak menjamin mereka dapat bahagia. Malahan bisa jadi sang anak merasa dirinya menjadi beban orangtua. Banyak juga anak yang merasa tertekan berada di rumah karena sering mendapati orangtuanya bertengkar.

Agar tidak salah dalam mengambil keputusan, berikut ini lima alasan mempertahankan pernikahan demi anak merupakan kesalahan besar.

1. Anak menyadari bahwa orangtuanya tidak lagi mencintai satu sama lain 

cuplikan film Matilda (dok. Columbia Tristar/Matilda)

Mempertahankan pernikahan demi anak memang termasuk perbuatan terpuji. Namun, terkadang maksud baik tersebut malah menjadi bumerang bagi diri sendiri. Agar tampak baik-baik saja, para orangtua berpura-pura memiliki hubungan yang harmonis agar sang anak tidak curiga.

Tetapi sampai kapan kamu bisa mempertahankan kepura-puraan tersebut. Padahal di balik itu semua, baik kamu dan pasangan sudah merasa lelah. Akhirnya perlahan hubungan kalian memburuk dan hal in diketahui oleh si anak. Pada saat ini, mereka dapat merasakan apabila kedua orangtuanya sudah tidak saling mencintai lagi.

Baca Juga: Tidak Tepat, Jangan Mempertahankan Hubungan karena 5 Alasan Ini

2. Anak akan membandingkan orangtuanya sendiri dengan orangtua teman-temannya 

cuplikan film The Parent Trap (dok. Walt Disney/The Parent Trap)

Pernikahan yang didasari oleh cinta dan yang tidak tentu akan sangat terlihat perbedaannya. Sang anak pun dapat merasakannya. Apalagi jika orangtuanya tidak sering menghabiskan waktu bersama. Akhirnya anak akan jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali merasakan berkumpul bersama keluarga.

Hal ini dapat membuat anak menjadi membandingkan keluarganya dengan keluarga orang lain. Bisa jadi si anak merasa cemburu dengan teman-temannya yang sering menghabiskan banyak waktu bareng keluarga. Apabila tidak segera di atasi, masalah ini dapat semakin membesar misal ketika anak menganggap dirinya tidak dicintai.

3. Tidak menjadi contoh yang baik untuk anak 

cuplikan film Matilda (dok. Columbia Tristar/Matilda)

Bertahan di hubungan yang tidak sehat bukanlah contoh yang baik untuk anak-anak. Terdapat kemungkinan besar mereka akan meniru perbuatan tersebut. Apalagi jika anak tidak memiliki pemahaman mana yang benar dan salah.

Karena terbiasa melihat orangtuanya bertengkar hebat, anak dapat menilai hal tersebut wajar dalam sebuah hubungan. Tentu akan lebih berbahaya ketika mereka menganggap kekerasan baik verbal atau fisik sebagai bentuk lain dari kasih sayang.

4. Membuat anak merasa tertekan karena sering mendengar orangtua bertengkar 

cuplikan film Lady Bird (dok. IAC Films/Lady Bird)

Tidak ada seorang anak pun yang senang menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar. Malahan hal ini akan sangat mempengaruhi kehidupan mereka. Banyak anak yang melampiaskan kemarahannya dengan cara-cara yang salah. Mulai dari suka membuat kerusuhan sampai menjadi tukang bully.

Kebanyakan dari mereka sering membuat masalah karena ingin mencari perhatian dari ayah dan ibunya. Pastinya anak merasa tertekan apabila setiap harinya dibangunkan oleh perdebatan sengit dari orangtuanya sendiri.

Baca Juga: 5 Alasan Wajib Mempertahankan Pasangan yang Menemani Berjuang dari Nol

Verified Writer

Emma Kaes

Welcome to my alter ego

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya