TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Dampak Negatif Bagi Psikis Anak yang Sering Dimarahi

Yuk didik anak tanpa marah! demi masa depan cerah si kecil

parentmap.com

Setiap orangtua memiliki metode yang berbeda-beda dalam mendidik anak. Ada yang memilih untuk mendidik dengan penuh kelembutan, namun tak sedikit orangtua yang memilih untuk memarahi anak hampir setiap hari. Marah adalah hal yang wajar dan sangat manusiawi, karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk emosi dasar seseorang. Namun menjadi tidak wajar apabila marah diekspresikan dengan cara yang berlebihan bahkan berujung pada tindakan fisik seperti mencubit, memukul, menendang, dan tindakan negatif lainnya.

Dilansir dari buku Don't Be Angry Mom karya Dr. Nurul Afifah , terdapat 6 dampak negatif bagi psikis anak yang sering dimarahi oleh orangtuanya, apa saja ya kira-kira? Berikut ulasannya!

1. Menurunnya kepercayaan diri anak

Pexels/Skitterphoto

Buah hati cenderung tumbuh menjadi anak yang penakut? Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kemarahan orangtua yang tak kunjung berakhir setiap harinya. Sang anak merasa pendapatnya selama ini kurang dihargai karena selalu disalah di mata orangtuanya.

Hal ini mengakibatkan anak memiliki krisis kepercayaan diri atau minder, sehingga kurangnya keinginan anak untuk berinisiatif melakukan sesuatu karena selalu takut melakukan kesalahan, terutama pada saat ingin mencoba hal-hal yang baru dalam hidupnya.

Cobalah untuk melibatkan anak dalam setiap kegiatan, misalnya dengan membiarkan si kecil membantu ibunya membersihkan rumah. Jika ia melakukan kesalahan jangan langsung dimarahi, namun bimbing dengan penuh kelembutan. Yang perlu diingat adalah membuat sebuah kesalahan merupakan bagian dari pembelajaran.

2. Memiliki kepribadian yang tertutup

Pexels/Pixabay

Anak yang terbiasa menjadi sasaran kemarahan orangtuanya akan menjadi pribadi yang lebih tertutup. Ia mungkin memikirkan banyak hal ajaib di kepalanya, namun sang anak enggan untuk bercerita dan lebih memilih memendamnya sendiri karena ia takut disalahkan. Maka jangan heran jika melihat sang buah hati cenderung menarik diri dari lingkungannya dan menjadi anak yang anti sosial.  

Dari pada menuntut buah hati untuk menjadi anak yang terbuka, lebih baik cobalah untuk mengajak anak melakukan hal yang positif seperti pergi ke taman bermain, berolahraga bersama, mengikuti les melukis, atau hal apapun yang ia sukai agar ia dengan perlahan mulai terbuka.

Baca Juga: 10 Motivasi Parenting ala Soraya Larasati, Kekinian dan Islami

3. Mengalami depresi

Pexels/Pixabay

Ketika anak selalu merasa dimarahi dan disalahkan oleh orangtuanya, ia cenderung menyimpan kesedihannya sendiri. Anak akan merasa stres, dan memiliki tingkat kecemasan berlebih sehingga ia mudah panik.

Si kecil merasa orangtua yang seharusnya menjadi sosok pembimbing, dapat mengayomi dan menjadi sahabat baginya baik dalam keadaan senang, maupun ketika dunia sedang tidak bersahabat dengannya. Namun saat yang didapatkan anak justru sebaliknya, ia akan merasa tidak dicintai. Sehingga akan terasa sangat sulit baginya untuk menjalani hidup.

Apabila hal tersebut dibiarkan tanpa adanya kepekaan dari orangtua untuk introspeksi diri dan membenahi kebiasaan marah yang sudah terlanjur terbentuk, maka hal fatal yang akan terjadi adalah anak akan mengalami depresi. Beberapa anak bahkan enggan untuk bertemu dengan banyak orang. Dan kondisi yang paling parah adalah ketika anak sampai menyakiti dirinya sendiri. Jangan sampai ya moms!    

4. Menurunnya prestasi belajar anak

Pexels/Bruce Mars

Prestasi anak menurun? jangan langsung men-judge si kecil malas belajar ya! coba tanyakan kembali padanya apakah ia merasa keberatan dengan berbagai tuntutan prestasi yang dibebankan padanya? belum lagi ia selalu dimarahi karena mendapatkan nilai yang buruk dan dibanding-bandingkan dengan temannya yang dinilai lebih pintar darinya.

Ketidakpercayaan diri, suasana hati yang selalu murung serta stres yang ia rasakan akan membuatnya sulit berkonsentrasi. Sehingga menurunnya prestasi baik di sekolah atau ditempat lainnya sangat mungkin terjadi. Dan hal penting yang perlu diketahui oleh para orangtua adalah, satu bentakan atau perkataan kasar saja dapat membunuh lebih dari satu miliar sel otak anak saat itu juga loh! Wah hati-hati ya moms!

5. Kepercayaan pada orangtua berkurang

Pexels/Josh Willink

Terlalu sering dimarahi membuat anak malas untuk mendengar hal-hal yang diucapkan oleh orangtuanya sekalipun itu adalah hal yang baik. Hal tersebut terjadi karena kepecayaannya pada orangtuanya telah berkurang. Anak merasa tidak nyaman saat diajak bicara oleh orangtuanya sendiri, sehingga dampaknya ia akan mencari pelampiasan di luar rumah untuk membuatnya nyaman dalam menjalani hidup.

Jika anak melampiaskannya pada kegiatan yang positif mungkin orangtua bisa sedikit bernafas lega, namun bagaimana jadinya jika anak justru terjerumus ke dalam lingkungan yang memiliki pergaulan bebas? Mulai lah untuk belajar mempercayai si kecil dengan mendengarkan pendapatnya, agar tak menyesal di kemudian hari.

Baca Juga: 8 Panduan Orangtua Baru Dalam Memberi Nama untuk Anak Mereka

Writer

Erda Meikeyana

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya