TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Broken Home: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Pahami broken home lebih detail lagi, yuk!

Dua orang yang sedang adu mulut. (pexels.com/TimurWeber)

Kondisi keluarga yang tidak utuh inilah yang bisa disebut sebagai broken home. Jadi, apa penyebab dan awal mula terjadinya broken home? Jika ingin mengetahui jawabannya, kamu bisa simak ulasan ini, ya.

1. Apa itu broken home?

Dua orang yang sedang adu mulut. (pexels.com/YanKrukov)

Broken home adalah suatu istilah yang digunakan pada suatu keluarga yang sudah tidak harmonis hingga harus mengalami perpecahan.

Lebih sederhananya lagi, broken home merupakan kondisi rumah tangga yang berujung pada perceraian sehingga membuat keluarga menjadi tidak utuh.

Jadi, kita bisa simpulkan bahwa broken home ialah keadaan hubungan suami istri yang berujung pada perpisahan, karena sudah tidak ada rasa cinta, tidak ada kebaikan, dan aspek positif yang dirasakan dalam suatu keluarga.

Baca Juga: Kerap Dipandang Remeh, Ini 5 Sisi Berat Kehidupan Anak Broken Home

2. Penyebab broken home

Pasangan yang sedang bertengkar. (pexels.com/AlexGreen)

Terdapat beberapa penyebab broken home yang umum ditemukan dalam masyarakat sekitar, seperti:

- Orangtua yang tidak dewasa biasanya memiliki tingkat egois yang tinggi sehingga mereka lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan pasangan atau mempertahankan rumah tangga mereka.

- Orangtua tidak melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar. Hal ini bisa dikarenakan berbagai faktor, seperti kesibukan orangtua, hobi, hingga hubungan sosial.

- Jauh dari Tuhan bisa menjadi alasan perceraian suami istri. Sebab, semakin jauh dari Tuhan, maka godaan akan kian menghampiri, seperti berzina, berbohong, selingkuh, dan lainnya. Hal-hal tersebut akan berujung pada perselisihan yang berujung perceraian.

- Faktor ekonomi bisa menjadi pemicu adanya perpisahan pasangan suami istri. Sebab faktor ekonomi sangat penting untuk menghidupi keluarga. Jika tidak ada penghasilan yang mencukupi, maka keluarga akan kesulitan dan tidak bisa hidup dengan layak.

3. Dampak dari broken home

Seorang anak marah kepada ibunya. (pexels.com/RodnaeProductions)

Keluarga yang tidak utuh dapat memberikan dampak yang cukup mendalam bagi anak-anak. Beberapa dampak yang bisa dirasakan oleh anak-anak akibat terjadinya broken home, yaitu:

- Anak-anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka akan rentan terkena gangguan kesehatan mental, sehingga dapat memicu terjadinya depresi dan stres dalam jangka panjang.

- Anak akan merasa cemas berlebih. Hal ini dapat membuat anak menjadi lebih sinis dan tidak percaya untuk menjalin sebuah hubungan.

- Perceraian orangtua akan menciptakan lingkungan rumah menjadi tidak kondusif, sehingga dapat berpengaruh pada menurunnya prestasi akademik anak.

4. Cara mengatasi broken home

Seorang ibu memeluk kedua anaknya. (pexels.com/cottonbro)

Bagi anak-anak yang berada dalam situasi broken home, pasti mengalami dampak yang buruk pada diri mereka. Orangtua perlu mencari solusi yang tepat untuk anak-anak.

Sebab, jika dibiarkan saja, maka akan memberikan dampak negatif bagi masa depan mereka. Berikut ini terdapat beberapa cara mengatasi broken home bagi anak-anak, yaitu:

- Orangtua bisa mengajak anak agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Ajarkan anak untuk lebih berserah diri agar Tuhan dapat memberikan kebahagiaan nantinya.

- Berikan perhatian lebih kepada anak akan membuat mereka merasa dipedulikan. Orangtua bisa mempelajari bahasa cinta anak, serta pahami apa yang mereka butuhkan.

- Ajak bicara dari hati ke hati agar anak tidak merasa dihakimi. Orangtua perlu membuat perasaan anak menjadi lebih baik dan berikan rasa sayang lebih kepada anak supaya mereka merasa aman.

Verified Writer

Fajrina Annisa

I write what I like and what I see.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya