TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Sederhana Ini Membentuk Karakter Positif Anak

Karakter positif ini bisa bertahan sampai dewasa

Pixabay.com/ThePixelman-406384

Anak adalah mutiara jiwa bagi kedua orang tuanya. Tentu, setiap orang tua berharap anak-anak mereka memiliki karakter yang baik di kemudian hari, saat mereka dewasa. Apa pun akan dilakukan orang tua agar anak tumbuh menjadi pribadi yang hebat.

Nah, di antara banyak hal yang dapat orang tua lakukan untuk membentuk karakter positif pada diri anak, 5 hal sederhana berikut ini juga penting untuk diterapkan pada anak-anak.

1. Menabung di celengan

Pixabay.com/Alexas_Fotos-686414

Meski orang tua bisa membuat rekening tabungan pendidikan di bank dengan setoran yang jauh lebih besar, ada baiknya anak-anak tetap diberi celengan untuk menabung di rumah. Selain bentuk dan warna celengan yang beragam akan membuat anak lebih tertarik, cara sederhana menabung ini lebih mudah mereka pahami dan tampak jauh lebih nyata bagi mereka daripada tabungan di bank.

Menabung di celengan akan melatih mereka untuk menyisihkan uang saku atau uang yang diberikan kakek, nenek, paman, dan tantenya. Anak jadi berlatih menahan diri untuk tidak menghabiskan uangnya. Pun setelah celengannya penuh, ia bisa menggunakannya untuk membeli beberapa barang keperluannya sendiri.

Tentu bukan barang-barang yang mahal. Mungkin hanya sejumlah alat tulis, mainan yang murah, atau paling bagus sebuah kaus. Namun itu akan mengajarkannya bahwa setiap ia memiliki keinginan, ia harus menebusnya dengan usaha yang sepadan termasuk menahan diri dari keinginan-keinginan lain yang akan menghambatnya mendapatkan sesuatu yang paling diinginkannya.

Dari situlah, anak akan belajar skala prioritas, mana yang lebih penting sehingga harus diutamakan. Bahkan jika ia tidak memiliki keinginan untuk membeli sesuatu, uang receh yang telah memenuhi celengan bisa ditukar dengan lembaran uang bernilai lebih besar supaya ringkas dan kembali ditabung. Suatu saat dibutuhkan, baru digunakan.

Baca Juga: 5 Tips Parenting Penting untuk Anak Usia Bawah 5 Tahun

2. Mengambil makanannya sendiri

Pixabay.com/JillWellington-334088

Pelan-pelan, seiring kemampuan anak memegang benda-benda, ajarkan pula untuk ia mengambil sendiri makanannya. Jangan terus-menerus mengambilkan makanan untuknya sehingga anak tinggal duduk dan menikmati.

Di awal-awal, tentu orang tua harus mendampinginya dan menggunakan piring anti pecah supaya aman untuk anak. Anak juga harus sering diingatkan agar berhati-hati dan tidak langsung mengambil makanan dalam jumlah banyak. Daripada tidak habis, lebih baik nanti menambah lagi jika masih kurang.

Mungkin orang tua akan merasa sedikit repot di awal. Akan lebih cepat jika mereka yang mengambilkan dan anak tinggal makan. Namun yang seperti ini justru tidak mendidik anak. Jika anak belajar mengambil makanannya sendiri, ia juga akan belajar mengukur kebutuhannya sendiri dan apa-apa yang ia inginkan di antara menu-menu yang tersaji. Ia belajar memilih dan mempertanggungjawabkan pilihannya.

Ini akan terbawa sampai ia dewasa. Ia jadi mengerti apa yang ia mau dan seberapa sesuatu diperlukannya. Ia akan menjadi pribadi yang tidak mudah bingung dan menggantungkan diri pada keputusan atau ukuran orang lain.

3. Mencuci sendiri peralatan makannya

Pixabay.com/laterjay-1627906

Jangan membiasakan anggota keluarga hanya menumpuk bekas peralatan makannya di tempat cuci piring lalu orang tua atau pembantu yang membereskannya. Membiasakan anak-anak mencuci sendiri peralatan makannya akan mengajarkannya arti tanggung jawab atas perbuatannya sendiri.

Terlihat sepele, tetapi ini akan menghindarkannya dari sifat egois saat dewasa atau setelah kebutuhannya terpenuhi, ia mencampakkan orang lain. Juga dari karakter yang hanya mau bagian-bagian enaknya saja dan meninggalkan sisi sebaliknya untuk orang lain. Pun jika membereskan peralatan bekas makannya sendiri saja tidak bisa atau tidak mau, bagaimana kelak ia akan dapat mengemban tanggung jawab yang jauh lebih besar?

Sama seperti dalam poin 2, orang tua bisa mulai mengajarinya mencuci sendiri peralatan makannya dengan peralatan makan anti pecah. Namun jika pun di kemudian hari beberapa piring atau gelas kaca menjadi pecah saat ia belajar, itu akan setimpal dengan karakter baik yang diharapkan ada pada diri si anak ketika ia dewasa.

4. Punya binatang peliharaan atau tanaman kesayangan

Pixabay.com/Capri23auto-1767157

Anak-anak biasanya tertarik dengan binatang atau tanaman. Berikan mereka binatang atau tanaman yang mudah untuk dirawat. Jika rumah tidak memiliki halaman terbuka yang luas, tanaman hias dalam pot kecil pun sudah cukup.

Toh, inti dari semua ini bukanlah seberapa banyak binatang atau tanaman yang harus dirawatnya melainkan edukasi agar anak memiliki kepedulian pada selain dirinya. Anak akan belajar porsi tanggung jawabnya agar binatang atau tanaman itu tetap hidup.

Ia harus menyempatkan waktu untuk memberi makan binatang peliharaannya, memandikannya, dan membersihkan kandangnya atau menyiram serta memupuk tanamannya. Dari sini, anak juga akan belajar tentang kedisiplinan dan tentunya kasih sayang pada sesama makhluk.

Bahkan saat binatang atau tanaman yang dirawatnya akhirnya mati karena usia atau penyakit, anak akan belajar tentang arti menghargai pertemuan dan kebersamaan dengan siapa pun serta mengatasi keterpurukan akibat perpisahan. Tak jarang, matinya binatang atau tanaman kesayangan membuat anak sangat sedih. Namun dari sini pula mereka akan belajar menerima takdir yang pahit dan bangkit dari kesedihan.

Baca Juga: 5 Tips Mendidik Anak untuk Pelan-pelan Belajar Bersikap Dewasa

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya